Wednesday, December 19, 2012

Iklim dan industri

Iklim memainkan peranan penting dalam banyak aspek perdagangan dan industri seperti halnya di bidang kesehatan, pakaian, perumahan dan hidrologi. Tetapi saat pengaruh iklim pada bidang-bidang yang disebut terakhir dengan mudah bisa diidentifikasi, pengaruh iklim pada rekayasa dan industri ini sering tidak diketahui dengan baik. Manajemen mungkin memperhatikan masalah-masalah buruh, bahan mentah, transportasi atau penjualan namun sering gagal dalam mengenali peran iklim pada banyak tahapan produksi, distribusi dan program penjualan.
Dalam mengembangkan lembar  neraca "biaya iklim" dalam produksi industri, manajemen harus memasukkan efek iklim pada hal-hal seperti:
1. kebutuhan pemanasan dan pendinginan
2. penyimpanan dan transportasi bahan mentah dan produk akhir
3. suplai air
4. aktivitas yang menghasilkan polusi udara dan air
5. pelapukan oleh cuaca
6. kesehatan, efisiensi dan moral pekerja
7. semua aktivitas di luar pabrik
Ketika hal ini memungkinkan kompetensi teknologi kita untuk mendesain, membangun dan mengoperasikan pabrik pada kondisi iklim yang keras, secara ekonomis menjadi tidak layak. Jadi iklim merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi pabrik dan juga tahap-tahap proses pabrikasi.
Lima variabel meteorologi yang tidak dapat dipisahkan dengan pengoperasian pabrik adalah:
1. temperatur ekstrim (khususnya temperatur rendah, termasuk efek pembekuan)
2. salju, sleet dan es
3. angin kencang
4. hujan deras
5. faktor-faktor lain: kelembapan tinggi, visibilitas rendah, dan elemen-elemen cuaca yang lain.
Urutan di atas menunjukkan bahwa makin ke bawah pengaruhnya makin berkurang.
Pengalaman dari manajemen dan pekerja dalam menangani masalah ini menentukan batas-batas kemampuan sistem terhadap pengaruh faktor-faktor meteorologi ini. Biasanya faktor-faktor meteorologi ini bersamaan datangnya sehingga menimbulkan dampak ganda. Sebagai contoh untuk negara-negara di lintang menengah dan tinggi, temperatur rendah bersamaan dengan datangnya salju, es dan angin kencang pada kondisi badai musim dingin. Visibilitas yang jelek sering dapat menyertai hujan lebat dan salju. Sedangkan di negara kita, umumnya hujan dan hujan lebat berperan langsung dan tidak langsung pada pengoperasian pabrik. Hujan badai dapat menyebabkan banjir di tempat-tempat rendah (cekungan) dan rata dimana saluran drainase tidak berfungsi. Jadi hujan dengan berbagai intensitas di atas drizzle ringan biasanya akan mendorong modifikasi program kerja di luar jadwal. Efek tak langsung lain dari hujan adalah mempengaruhi suplai air yang dibutuhkan untuk pengoperasian pabrik.

Saturday, November 3, 2012

Keaktifan monsoon: dampaknya pada awan konvektif

Sistem iklim di Indonesia sangat dipengaruhi oleh adanya sirkulasi monsoon Asia-Australia. Monsoon Asia yang datang dari barat Indonesia pada sekitar bulan DJF membawa uap air yang banyak yang menyebabkan tingginya aktivitas konveksi di atas wilayah Indonesia sehingga memicu timbulnya musim hujan. Sedangkan monsoon Australia yang terjadi sekitar JJA membawa udara kering sehingga memicu timbulnya musim kemarau di Indonesia. Di dalam monsoon sendiri terdapat beberapa fase yang biasanya dicirikan dengan berubahnya intensitas curah hujan. Fase dengan intensitas curah hujan tinggi  disebut dengan monsoon aktif sedangkan sebaliknya dicirikan dengan kekeringan kecil dimana intensitas hujan rendah disebut monsoon break. Di monsoon India, monsoon break telah dikenal sejak lama sebagai suatu periode dimana intensitas curah hujan di wilayah monsoon India mengalami gangguan. Break didefinisikan sebagai periode lemah dimana variasi intramusiman dari monsoon terjadi setiap tahunnya.
Sampai saat ini masih sulit untuk menentukan kapan terjadinya periode monsoon aktif dan break. Padahal penentuan periode ini penting untuk diketahui karena akan berdampak pada cuaca di Indonesia. Misalnya saat monsoon break yang panjang dan mencakup wilayah yang luas. Hal ini akan berakibat pada pengurangan curah hujan yang signifikan di wilayah tertentu sehingga berdampak pada aktivitas ekonomi masyarakat.
Dari penelitian Octarina (2011) diketahui bahwa:
- pada monsoon aktif, aktifitas awan konveksi selalu lebih besar dari aktivitas awan konveksi pada monsoon break
- karakteristik awan konvektif pada monsoon aktif lebih kuat dan merata karena awan konvektifnya dipengaruhi oleh gangguan yang skalanya besar yakni monsoon, sedangkan pada saat monsoon break karakteristik awannya lebih lemah dan terisolasi karena pengaruh lokal.
- wilayah laut dan pulau Jawa merupakan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh perubahan dari monsoon aktif ke break sedangkan perbedaan  awan konvektif antara monsoon aktif dan break tidak selalu terlihat di Kalimantan.
- Pada monsoon break, awan dengan aktivitas konveksi yang dalam masih mungkin terbentuk bahkan kekuatannya bisa lebih besar daripada saat monsoon aktif namun kemunculannya lebih jarang
- perbedaan variasi diurnal antara laut dan pulau Jawa terlihat dari kekuatan sinyal diurnalnya
- Di Kalimantan di saat monsoon aktif, aktivitas awan konvektifnya mencapai puncaknya pada malam hari sedangkan pada saat monsoon break terjadi di siang hari
- Karakteristik awan konvektif di laut selatan Jawa sangat dipengaruhi oleh aktivitas awan konvektif di pulau Jawa
- Aktivitas konveksi saat monsoon antara Kalimantan dan Pulau Jawa, dengan laut Jawa memiliki pola temporal yang berkebalikan. Saat aktif, aktivitas konveksi lebih terpusat di laut Jawa.
- Wilayah daratan merupakan wilayah yang akan lebih dulu merasakan monsoon break daripada wilayah lautan

Thursday, September 6, 2012

Hujan buatan sebaiknya tidak dilakukan sekarang

-->
Saat ini masih memasuki musim kemarau. Seperti yang telah disampaikan oleh BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), sebagian besar wilayah Indonesia baru akan memasuki musim hujan mulai Oktober mendatang. Sudah sejak beberapa waktu ini penduduk sebagian wilayah Indonesia mengalami kesulitan air untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Banyak sumur, sungai dan waduk kering sehingga berdampak banyak pada pola hidup di sebagian wilayah. Bahkan bila waduk tidak mendapatkan pasokan air dari hujan, pada beberapa waktu ke depan, akan berakibat pada kritisnya pasokan listrik dan irigasi pertanian di banyak wilayah. Ini tentu merupakan ancaman bagi hajat hidup orang banyak, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Namun demikian kita masih diuntungkan karena dipole mode menunjukkan kondisi normal dan El Nino dalam kondisi lemah. Seperti kita ketahui jika Dipole Mode positif maka wilayah Indonesia bagian barat akan mengalami pengurangan curah hujan, sedangkan jika El Nino kuat maka sebagian besar wilayah Indonesia (khususnya) bagian timur akan mengalami kekeringan. Dari gambar di bawah terlihat bahwa anomaly suhu muka laut pada saat ini menunjukkan anomaly negative khususnya di selatan wilayah Indonesia yang menunjukkan bahwa perawanan masih akan tertekan karena timbul subsidensi di wilayah ini. Sedangkan 
sebelah utara Indonesia, perairan lebih panas dibanding di sebelah selatan sehingga berpotensi untuk timbulnya perawanan yang menghasilkan hujan.
Curah hujan di Indonesia
Curah hujan di Indonesia umumnya berasal dari awan-awan jenis orografis dan konvektif; tidak akan dijumpai awan-awan yang berasal dari front karena front tidak pernah terbentuk di wilayah kita. Front merupakan pertemuan dua massa udara dengan jenis berbeda yang terjadi di wilayah luar tropis; di lintang tengah.
Curah hujan orografis adalah curah hujan yang terbentuk di wilayah pegunungan dan umumnya jatuh di daerah di atas angin (wind ward) dan menimbulkan efek Fohn pada daerah arah di bawah angin (leeward). Curah hujan jenis ini disebabkan kondensasi dan pembentukan udara lembap yang dipaksa naik oleh gunung atau barisan pegunungan. Di negara kita, pembentukan curah hujan orografis sering diperkuat oleh pengaruh proses konveksi.
Curah hujan konvektif terbentuk dari proses perawanan konvektif. Pada siang hari, saat matahari bersinar maka penguapan terjadi yang berakibat pada pembentukan perawanan konvektif. Awan ini tumbuh vertikal, dan bila arus naik (upfraft) cukup kuat maka awan-awan jenis ini bisa mencapai lapisan stratosfer. Di Indonesia awan jenis ini sering terjadi karena penguapan yang tinggi yang penyebarannya sangat dipengaruhi oleh monsoon. Awan-awan jenis inilah yang sering disemai dalam proses hujan buatan.
Modifikasi cuaca
Modifikasi cuaca adalah upaya manusia agar suatu kondisi cuaca sesuai dengan keinginan manusia. Banyak ragam modifikasi cuaca, seperti penindasan es, melenyapkan kabut, peleraian awan agar tidak terjadi hujan, peleraian siklon,  hujan buatan/ hujan rangsangan. Sebelum modifikasi cuaca modern, orang mengharapkan turun hujan dengan melakukan pembacaan mantra, tari-tarian dan sebagainya. Teknologi modifikasi cuaca modern dimulai tahun 1946 sejak percobaan pembenihan awan dengan menggunakan es kering oleh Vincent Schaefer dan Irving Langmuir; yang pada tahun berikutnya diteruskan oleh Vonnegut yang menemukan perak iodia yang bisa bertindak sebagai inti es.  
Upaya yang sering dilakukan di Indonesia terkait dengan modifikasi cuaca adalah dengan melaksanakan hujan buatan. Usaha ini sudah dilakukan di Indonesia sejak tahun 1979 yang dilaksanakan di Perum otorita Jatiluhur oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) yang dibantu oleh para tenaga ahli dari perguruan tinggi, termasuk ITB. Selama ini pelaksanaan hujan buatan dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang khusus; walaupun biayanya mahal (tahun ini dianggarkan 3 milyar rupiah) tetapi daya jelajahnya/ area yang disemai relatif jauh lebih luas dibandingkan dengan menggunakan menara dispenser tetap. Umumnya hujan buatan dilaksanakan untuk menambah debit waduk yang digunakan baik untuk irigasi maupun untuk pembangkit listrik. Di pulau Jawa, hujan buatan sendiri agar berhasil maka dilaksanakan pada bulan-bulan menjelang musim penghujan seperti sekitar Oktober-November. Di bulan-bulan lain sangat kecil kemungkinannya berhasil karena penambahan zat semai (umumnya garam dapur dan urea) tidak akan terlalu banyak menambah kebasahan awan. Ini karena kelembapan relatifnya tak cukup menjadikan proses tumbukan dan tangkapan berlangsung cepat. Bila kelembapan relatif dalam awan cukup maka penambahan garam dapur akan mempercepat proses pembentukan tetes hujan. Bila percepatan vertikal tetes hujan  lebih kecil dibanding dengan gravitasi maka tetes hujan akan jatuh  menjadi hujan.
Awan-awan jenis konvektif seperti Cumulus merupakan target operasi hujan buatan. Awan-awan inilah yang berpotensi  untuk mendatangkan hujan cukup deras. Awan-awan jenis lain seperti stratus jarang dilakukan penyemaian karena tidak akan mendatangkan hujan yang deras. Secara teoritis, awan-awan jenis stratus disemai agar lerai sehingga tidak menyebabkan panas yang tertahan di bawahnya, khususnya di daerah cekungan seperti Bandung. Tampaknya hal ini di negara kita belum pernah  dilaksanakan karena diperkirakan tidak ekonomis.
Pada kondisi kemarau sekarang ini, di beberapa daerah di Indonesia dijumpai kekeringan/ kekurangan air. Masyarakat harus mencari air ke tempat yang jauh, sungai sudah kering, irigasi tidak lancar lagi, bahkan air waduk atau danau menyusut sehingga menghambat pasokan listrik ke masyarakat. Jika hal ini tidak ditangani secara serius, bukan tidak mungkin akan berdampak sangat serius pada kehidupan masyarakat mengingat air merupakan kebutuhan utama sehari-hari. Mengharapkan curah hujan jatuh dari langit melalui kegiatan hujan buatan tampaknya merupakan hal yang agak sia-sia khususnya di sebagian Sumatera bagian selatan, pulau Jawa sampai Nusa Tenggara timur. Kalaupun dilaksanakan aksi hujan buatan maka tidaklah ekonomis; dalam arti besarnya curah hujan yang ditimbulkannya tidak akan sesuai dengan biaya operasinya; kalau tidak ingin dikatakan bahwa hujan buatan akan gagal sama sekali. Saya pikir hujan buatan untuk menambah pasokan air akan berhasil bila dilaksanakan bulan Oktober ke depan mendatang. Namun tidak ada salahnya jika dilaksanakan untuk wilayah-wilayah di sekitar ekuator khususnya yang masuk di utara ekuator.
Penyadaran masyarakat
Tampaknya  salah satu program paling jitu adalah dengan gerakan menghemat air dan manajemen sumber daya air yang lebih baik. Kita tidak menghambur-hamburkan air bersih untuk melakukan hal-hal yang tidak perlu, melakukan tata kelola perbaikan siklus hidrologi lokal (misal dengan melalui gerakan penanaman pohon dan pengambilan air tanah secukupnya saja) dan melalui pendidikan masyarakat. Perlu pula diketahui oleh masyarakat bahwa pemanasan global yang makin meningkat ini sangat berdampak pada siklus hidrologi global. Curah hujan akan berkurang, hujan deras yang tiba-tiba dalam waktu singkat, dan berbagai hal lain yang merugikan umat manusia. Sudah selayaknya dan sewajarnya kita makin bertanggungjawab terhadap lingkungan; lakukan reduce, reuse, dan recycle mulai dari lingkungan yang kecil, mulai dari hal-hal yang kecil, dan mulai dari sekarang sehingga bumi masih akan tetap nyaman untuk ditempati dalam jangka waktu yang lama.

Saturday, August 4, 2012

Banjir di Ambon - Maluku menyesakkan dada kita semua

Berita banjir yang menimpa Ambon hari Rabu tanggal 1 Agustus 2012 yang lalu menyesakkan hati kita semua. Di saat suasana Ramadhan berlangsung, banyak saudara-saudara kita yang terganggu aktivitasnya sehari-hari akibat banjir. Sudah 11 orang (berita Jum'at 3 Agustus 2012) yang dinyatakan meninggal akibat banjir. Bukan tidak mungkin jumlah ini akan bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Ribuan rumah penduduk tenggelam dan ribuan pula yang mengungsi ke tempat lain. Tidak hanya banjir, longsor juga terjadi walaupun dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Kalau kita lihat citra satelit, terlihat bahwa di atas Ambon Maluku tertutup oleh awan rendah sampai tinggi dan dengan ketebalan yang cukup besar sejak akhir Juli 2012. Awan-awan yang menjulang tinggi yang mengandung uap air cukup banyak menggelayut di atas Ambon. Ini juga mungkin pengaruh badai tropis yang kemudian berkembang menjadi siklon tropis isola di Philippina. Seperti kita ketahui wilayah Maluku merupakan wilayah yang banyak dipengaruhi oleh cuaca dan musim di sekitar Philippina. Ia memiliki pola curah hujan yang berbeda dengan yang lain. Pengaruh perairan yang hangat di sekitar Maluku juga memberikan sumbangan atas tingginya curah hujan pada hari Rabu kemarin. Tidak lupa, pengaruh faktor lingkungan yang tidak mampu menyerap air hujan dengan cepat juga memberikan andil pada besarnya banjir yang terjadi.

Saturday, July 28, 2012

Ramalan musim hujan 2012

Sebagaimana biasa ramalan musim hujan selalu ditunggu-tunggu masyarakat. Ini karena pentingnya kegunaan ramalan musim tersebut bagi masyarakat, khususnya petani. Meskipun sampai sekarang ini ramalan yang disampaikan BMKG masih berskala besar, namun telah ada kemajuan dari sekitar 180 zona musim, sekarang telah menjadi 342 zona musim. Ini suatu kemajuan yang cukup berarti, meskipun memang belum betul-betul sangat dirasakan masyarakat petani. Kalau mungkin, ramalan musim sampai pada tingkat desa. Hal ini memerlukan kerja keras semua pihak karena kalau hanya menggantungkan pada BMKG tidak mungkin hal ini terjadi dalam waktu pendek. Peran lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan departemen pertanian (sebagai pengguna terbesar), departemen pekerjaan umum, departemen kehutanan serta departemen-departemen lain yang terkait harus ditingkatkan. Dari BMKG diperoleh informasi bahwa daerah-daerah di pantai barat Sumatera diprakirakan akan mengalami hujan di bawah normal. Barangkali ini karena pengaruh dipole mode yang diprakirakan positif. Pulau Jawa bagian utara sebagian mengalami keterlambatan awal musim hujan barangkali karena pengaruh MJO. El Nino yang diprakirakan melemah dan cenderung tahun ini dan tahun depan dalam kondisi normal, berakibat monsoon dan MJO-lah yang banyak berperan dalam menentukan musim ini. Mungkin pula pengaruh lokal semacam angin darat dan angin laut yang menonjol di pantai utara Jawa. Awal musim hujan bergeser dari Pulau Sumatra ke selatan dan dari Jawa Barat ke timur sampai Nusa Tenggara Timur dimana pergeseran tiap zona musim bisa mencapai 1-3 dasarian. Di Kaliimantan dimana awal musim hujan paling awal dimulai dari bagian timur laut Kalimantan bergerak ke selatan dan kemudian ke tenggara. Selengkapnya tentang ramalan musim ini kita tunggu saja informasi tertulis dari BMKG Agustus 2012 nanti.

Wednesday, July 25, 2012

Masalah USA masalah Indonesia juga

Kekeringan yang melanda AS belakangan ini berdampak pada produksi pertanian mereka. Produk biji-bijian mengalami penurunan produksi yang signifikan. Ditambah lagi sebagian dari produksinya digunakan untuk pakan ternak. Tentu saja ini mengatrol harga biji-bijian dunia tak terkecuali kedelai karena AS merupakan produsen utama biji-bijian. Indonesia yang lebih dari 50% kebutuhan kedelainya diimport dari AS merasakan dampak buruk tersebut. Harga 1 kwintal kedelai meningkat pesat. Tentu saja ini memukul industri kecil yang tergantung pada bahan baku kedelai, misal usaha pembuatan tahu dan tempe. Tahu dan tempe merupakan lauk pauk sehari-hari kalangan menengah ke bawah. Kita sepertinya tidak pernah belajar dari pengalaman. Beberapa tahun yang lalu harga kedelai jug amengalami peningkatan yang tinggi. Walaupun beberapa waktu yang lalu tidak pernah ada lagi masalah dengan kedelai ini tapi nampaknya solusi yang diberikan bersifat sementara. Pemerintah sepertinya tidak mempunyai rumus yang jitu untuk mengatasi mahalnya harga kedelai. Yang menjadi masalah mengapa tanaman kedelai yang sangat cocok tumbuh di Indonesia tidak banyak ditanam petani? Apakah karena mereka lebih memilih komoditi lain karena lebih menguntungkan? Apakah para petani enggan menanam kedelai karena harga pasarannya rendah sementara biaya produksinya tinggi? Harus digalakkan oleh pemerintah penanaman kedelai dan berbagai komoditas lain (tanaman pokok) yang sangat diperlukan masyarakat. Harus diupayakan oleh pemerintah agar petani bergairah menanam kedelai. Iklim usaha di bidang pertanian hendaknya diperbaiki berpacu dengan makin menurunnya minat masyarakat menjadi petani karena nilai tukarnya rendah. Petani harus dilindungi dari serbuan komoditas akibat perdagangan bebas. Di lain pihak harus diupayakan teknologi yang mampu memperkecil dampak ketergantungan tanaman pada iklim melalui sejumlah modifikasi cuaca mikro dengan penggunaan teknik LEISA (low external input and sustainable agriculture).

Friday, March 2, 2012

Klasifikasi iklim

Tujuan penggunaan klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik, misalnya untuk tujuan pertanian. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi dipilih unsur-unsur iklim yang berhubungan secara langsung dan mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut.
Thornthwaite (1933) menyatakan bahwa tujuan klasifikasi iklim adalah menetapkan pembagian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang benar-benar aktif terutama presipitasi dan suhu. Unsur lain seperti angin, sinar matahari, atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur aktif untuk tujuan khusus.
Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, oleh sebab itu pengklasifikasian iklim di Indonesia sering ditekankan pada pemanfaatannya dalam kegiatan budidaya pertanian. Pada daerah tropik suhu udara jarang menjadi faktor pembatas kegiatan produksi pertanian, sedangkan ketersediaan air merupakan faktor yang paling menentukan dalam kegiatan budidaya pertanian khususnya budidaya padi.
Variasi suhu di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat; suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya suatu tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar 0.6 oC setiap 100 meter kenaikan ketinggian tempat. Karena Indonesia berada di wilayah dekat ekuator maka selisih suhu siang dan suhu malam hari lebih besar dari pada selisih suhu musiman (antara musim kemarau dan musim hujan), sedangkan di daerah sub tropis hingga kutub selisih suhu musim panas dan musim dingin lebih besar dari pada selisih suhu harian. Keadaan suhu yang demikian tersebut membuat ada sebagian ahli yang membagi klasifikasi suhu di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.
Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling bervariasi baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian. Oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama. Karena ada hubungan sistematik antara unsur iklim khususnya presipitasi dan suhu dengan pola tanam tumbuhan dunia maka indeks presipitasi dan suhu dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim.

Sunday, January 1, 2012

Monsun aktif dan break

Permasalahan monsun aktif dan break merupakan permasalahan yang sangat menarik. Kapan terjadinya dan dimana serta apa pengaruhnya pada pembentukan awan, khususnya di Indonesia menjadi hal yang menarik untuk diteliti lebih jauh. Seperti kita ketahui, sistem iklim di Indonesia sangat dipengaruhi oleh adanya sirkulasi meridional atau sirkulasi monsun Asia-Australia. Monsun Asia yang biasa dikenal sebagai monsun barat yang biasanya terjadi pada bulan Desember, Januari dan Pebruari membawa dampak pada tingginya aktivitas konvektif di wilayah kita sehingga memicu terjadinya musim hujan di Indonesia. Sedangkan pada saat monsun Australia atau monsun tenggara, aktivitas konvektif tidak banyak mendatangkan curah hujan di wilayah Indonesia karena sedikitnya kandungan uap air di dalamnya; sehingga kita kenal musim kemarau.
Terdapat dua fase yang biasanya dicirikan dengan berubahnya intensitas curah hujan; yakni fase aktif dan break. Fase aktif dicirikan dengan tingginya curah hujan, sedangkan fase break dicirikan oleh adanya kekeringan kecil atau intensitas hujan yang rendah.
Oktarina (2011) antara lain menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pada saat monsun aktif, aktivitas awan konvektif selalu lebih besar daripada pada saat monsun break;
2. Karakteristik awan konvektif pada monsun aktif adalah lebih kuat dan merata karena awan konvektifnya dipengaruhi oleh gangguan yang skalanya besar (monsun), sedangkan karakteristik awan pada monsun break lebih lemah dan terisolasi karena pengaruh lokal;
3. Wilayah laut dan pulau Jawa merupakan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh perubahan dari monsun aktif ke break; sedangkan di Kalimantan perbedaan awan konvektif antara saat monsun aktif dan break tidak selalu terlihat;
4. Wilayah daratan merupakan wilayah yang akan lebih dulu merasakan monsun break dari pada wilayah lautan.
5. Aktivitas awan pada monsun aktif di Kalimantan mencapai puncaknya pada malam hari, sedangkan aktivitas awan pada saat monsun break mencapai puncaknya pada siang hari.

Thursday, October 27, 2011

Lagi, soal meteorologi dasar

1. Berapakah lapse rate international standard atmosphere (ISA)
a. 2oC/1000 ft
b. 1.5oC/1000 ft
c. 3oC/1000 ft
d. 1.98oC/1000 ft
2. Satu karakteristik paling penting dari atmosfer adalah:
a. Densitas konstan di atas 10000 ft
b. Udara merupakan konduktor panas yang jelek
c. Lapse rate temperatur sangat sering di atas 3oC per 1000 ft
d. Udara merupakan konduktor panas yang baik
3. Kapten pilot pesawat terbang perlu mengetahui ketinggian tropopause karena :
a. Tropopause normalnya menyatakan batas cuaca
b. Densitas mulai meningkat
c. Tak ada lagi jet stream dan clear air turbulence (CAT)
d. Tropopause menunjukkan ketinggian angin geostropik
4. Umumnya saat ketinggian meningkat:
a. Temperatur menurun dan densitas menurun
b. Temperatur, tekanan dan densitas menurun
c. Temperatur dan tekanan meningkat dan densitas menurun
d. Temperatur menurun dan tekanan, densitas meningkat
5. Trough tekanan rendah umumnya berhubungan dengan:
a. Konvergensi yang menyebabkan peningkatan awan dan presipitasi
b. Divergensi yang menyebabkan peningkatan awan dan presipitasi
c. Subsidensi yang menyebabkan peningkatan perawanan dan presipitasi
d. Divergensi dan subsidensi yang menyebabkan langit cerah dan cuaca baik
6. Tujuan dari “Stevenson screen” adalah
a. Menjaga atmosfer basah sehingga termometer bola basah dapat berfungsi dengan benar
b. Mencegah pembekuan air raksa dalam temperatur musim dingin yang rendah
c. Melindungi termometer dari angin, cuaca dan penyinaran matahari secara langsung
d. Menjauhkan termometer bola basah dan kering dari temperatur permukaan yang ekstrim
7. Troposfer dipanaskan terutama oleh
a. Penyerapan radiasi gelombang pendek matahari
b. Radiasi panas dari puncak awan dan permukaan bumi
c. Penyerapan oleh ozon radiasi gelombang pendek matahari
d. Konduksi dari permukaan, konveksi dan pelepasan panas laten
8. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kelembapan udara adalah
a. Hydrometer
b. Hygrometer
c. Termometer bola basah
d. Hygroscope
9. Pada suatu atmosfer, kelembapan relative adalah 60% dan ELR (environmental lapse rate) kurang dari DALR (dry adiabatic lapse rate). Jika udara didorong naik maka dia
a. Tak stabil dan akan terbawa naik
b. Stabil dan akan terbawa naik
c. Tak stabil dan akan cenderung kembali ke posisi semula
d. Stabil dan akan cenderung kembali ke posisi semula
10. Untuk jarak isobar yang konstan, angin geostropik terbesar terjadi pada lintang
a. 45o
b. 60o
c. 35o
d. 20o
Essay
1. Tunjukkan bahwa untuk gas ideal dengan kapasitas panas konstan yang mengalami kompresi atau ekspansi adiabatic, reversible berlaku
(T2/T1) = (V1/V2) γ-1
Dimana R = Cp-Cv dan γ = Cp/Cv
Cp, Cv : kapasitas panas spesifik pada tekanan, volume konstan

Solusi
1. D
2. B
3. A
4. B
5. A
6. C
7. D
8. B
9. D
10. D

Essay
1. dU = dQ – dW
adiabatic dQ = 0  dU = -dW
dW = P dV
dU = Cv dT
Cv dT = -P dV
Hukum gas ideal P = RT/V
Cv dT = - RT dV/V
dT/T = -R/Cv (dV/V)
ln (T2/T1) = -R/Cv ln(V2/V1)
R = Cp - Cv
ln T2/T1 = -(Cp-Cv)/Cv ln(V2/V1)
ln(T2/T1) = - (γ -1) ln(V2/V1)
T2/T1 = (V1/V2)γ -1

Saturday, October 8, 2011

Yuk latihan soal meteorologi

Soal Meteorologi
1. Persamaan hukum pertama termodinamika adalah:
a. Cp dT + RT dp = dq
b. Cv dT + p dα = dq
c. (Cp + R) dT p dα = dq
d. Cv dT + g dz = dq
2. Persamaan hidrostatik dinyatakan oleh
a. θ = T(po/p)-K
b. Dq = du + dw
c. Dp = - ρg dz
d. dZ = H ln(p1/p2)
3. Proses tumbukan dan tangkapan merupakan cara tetes berkembang menjadi tetes hujan yang lebih besar pada
a. Awan panas
b. Awan dingin
c. Awan tinggi
d. Awan rendah
4. Bila kurva temperatur lingkungan (ELR) berada di sebelah kanan temperatur parsel udara pada diagram skew T log P maka
a. Parsel udara diam
b. Kemungkinan akan tumbuh perawanan
c. Tidak akan timbul perawanan
d. Udara tidak stabil
5. Bila suatu lapisan tidak jenuh dinaikkan ke atas maka lapisan tersebut akan menjadi
a. Makin tidak stabil
b. Makin stabil
c. Tetap seperti semula
d. Bertambah tekanannya
6. Pelangi terbentuk karena adanya proses …… cahaya matahari oleh tetes air di atmosfer
a. Refraksi
b. Refleksi
c. Refraksi dan refleksi
d. scattering
7. Kecerahan pada citra satelit inframerah menunjukkan bahwa makin cerah atau terang citra awan maka
a. Makin besar temperatur awan
b. Makin rendah lokasi perawanan
c. Tidak ada bedanya antara gelap dan terang
d. Makin rendah temperature awan tersebut
8. Jika rata-rata 5 gr/kg air ada di troposfer antara ketinggian 1000 hPa dan 50 kPa, berapa kedalaman precipitable water? Diketahui bahwa densitas air cair adalah 1000 kg m-3 dan g = 9,8 ms-2
a. 4,85 x 10-4 m
b. 0,487 m
c. 0,255 m
d. 2,55 x 10-4 m
9. Bila electron bergerak menuju permukaan dan bertemu dengan “streamer” yang datang dari permukaan akan terbentuk:
a. Return stroke
b. Stepped leader
c. Dart leader
d. Multiple return stroke
10. Misal parsel B mempunyai T = 30oC dan e = 3,4 kPa sedangkan parsel C mempunyai temperature T = -4 oC dan e = 0,2 kPa. Jika setiap parsel mengandung 1 kg udara, maka berapakah tekanan uap campurannya? Apakah campuran tersebut jenuh jika pada T campurannya, tekanan uap jenuhnya 1,5 kPa?

KUNCI JAWABAN:
1. B
2. C
3. A
4. C
5. A
6. C
7. D
8. D
9. B
10. Tekanan uap campuran (ex) = 1,8 kPa. Karena ex > es = 1,5 kPa maka campuran JENUH.

Sunday, June 19, 2011

Ujian nasional dan contek massal

Saudaraku semua,
Apa yang terjadi di SDN Gadel Surabaya sungguh sangat memprihatinkan. Seorang siswa dipaksa gurunya untuk memberikan contekan pada saat ujian nasional tahun 2011 ini. Meskipun kemudian oleh para petinggi di dinas pendidikan negeri ini dinyatakan tidak terbukti (berdasar hasil ujiannya) namun peristiwa semacam ini membukakan mata hati dan pikiran kita akan fenomena "ujian nasional merupakan momok yang menakutkan bagi guru, murid dan orang tua". Mereka tidak ingin anak didiknya tidak lulus ujian, karena ini berarti anak tersebut tidak lulus sekolah. Tidak hanya SD, para guru SMP dan SMA pun sering ketar-ketir/ khawatir menghadapi ujian nasional. Mereka khawatir jika banyak anak didiknya tidak lulus sekolah. Karena ini berarti kondite sekolah tersebut akan jelek di mata masyarakat dan petinggi dinas pendidikan serta dampak ikutannya yang banyak. Itulah sebabnya banyak para guru yang mencoba berbagai cara bahkan terkadang menghalalkan semua cara agar anak didiknya lulus. Kejujuran di nomer dua-kan ... yang penting lulus. Ini sungguh sangat memprihatinkan. Apa jadinya negeri ini jika pelaku pendidikan menghalalkan semua cara untuk mencapai tujuan??!! Soko guru bangsa ini akan runtuh jikalau pendidikan yang benar diabaikan!
Mengingat hal ini sudah selayaknya jika kelulusan seseorang anak didik tidak hanya berdasarkan nilai ujian nasionalnya semata. Kejadian-kejadian yang terlanjur membentuk citra bahwa ujian nasional merupakan momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat harus mulai dikikis habis. Harus diupayakan bahwa ujian nasional merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan dan selalu ditunggu-tunggu! Semoga!

Sunday, May 8, 2011

Angin

Angin yang kuat dan laut yang kasar merupakan bencana serius yang dihadapi pelaut. Angin ini berarti pula tambahan bahan bakar/ pembakaran/ propulsi bagi perahu dan pesawat terbang. Angin berarti gerak udara akibat perbedaan tekanan atmosfer permukaan dari satu tempat ke tempat yang lain. Di beberapa meter terbawah atmosfer angin tidak pernah steady; selalu berubah arah dan kecepatannya akibat pengaruh gesekan. Angin pasat yang merupakan angin paling tunak (steady), juga bervariasi dari hari ke hari. Pada sabuk lintang tengah dimana baratan terjadi, perubahan arah dan kecepatan angin diakibatkan oleh pergerakan eddy berskala besar di atmosfer, depresi udara dan antisiklon. Variabilitas angin dari menit ke menit juga akibat eddy tapi orde skalanya jauh lebih kecil. Eddy turbulen yang konstan berkembang dan meluruh di atmosfer khususnya di lapisan bawah dan pergerakannya akibat dari variabilitas angin permukaan jangka pendek. Gesekan permukaan meningkatkan turbulen dan umumnya angin lebih bervariasi di atas daratan daripada di atas lautan.
Puncak angin yang meningkat disebut gust dan lembahnya disebut lull. Rasio persentase peningkatan gust terhadap laju rata-rata disebut Faktor Gust, biasanya kurang lebih 50% di atas laut terbuka. Faktor gust bergantung pada massa udara yang mempengaruhi daerah tersebut. Dia berkembang dengan sangat baik pada saat massa udara tidak stabil (yang menyebabkan gerak vertikal udara).
Awan Cu hasil dari udara yang dipanaskan yang naik dari permukaan bumi dalam bentuk gelembung-gelembung uap air. Udara ini digantikan oleh udara dari ketinggian kurang lebih 1 km di atas permukaan (level angin geostropik), yang dominan di atas lapisan gesek dekat permukaan. Udara yang turun mempertahankan arah dan kecepatannya dan tiba di permukaan sebagai intermittent gust. Gust kemudian berubah arah dan laju anginnya. Di BBU gust berubah arah terhadap ketinggian kurang lebih 20-30 derajat; demikian juga di BBS. Gust lebih sering terjadi dan lebih kuat ketika seseorang dekat dengan awan kumulus (Cu). Juga benar bahwa dalam beberapa hal angin calm bisa ditemukan di dekat sekitar awan-awan Cu akibat gerak udara vertikal yang menghasilkan awan.
Dalam kasus-kasus di atas, gust disebabkan oleh angin geostropik di level atas yang turun ke permukaan sebagai pertukaran udara yang dikonveksikan ke atas melalui pemanasan permukaan. Ini sering disebut sebagai “gust massa udara”. Gust yang lebih merusak berhubungan dengan shower dan badai guruh (dari awan Cb). Gust ini setidaknya sebagai akibat dari arus udara turun yang turun bersama tetes hujan yang disebut sebagai “downdraft gust”. Jika gust semacam ini hidup selama lebih dari semenit maka disebut SQUALL.

Efek angin lokal, udara cenderung bergerak sepanjang estuary/ saluran daripada memotongnya yang dikenal sebagai istilah channelling. Bila angin yang berhembus sepanjang estuary/ saluran maka laju angin di atas saluran tersebut lebih kuat daripada di atas daratan pada kedua sisi yang disebut Funnelling.
Radiasi matahari memanaskan permukaan daratan sampai kedalaman beberapa sentimeter sedangkan di laut menembus sampai kedalaman 10 meter pada siang hari. Pada malam hari proses di atas berbalik sehingga terjadi penurunan temperatur relatif besar di daratan dan relatif kecil di lautan. Perkembangan angin laut dan angin darat dapat ditaksir kekuatannya/ kecepatannya menggunakan skala Beaufort.

Thursday, May 5, 2011

Badai guruh

Ribuan badai guruh terjadi setiap harinya di daerah tropis. Di wilayah kutub, tak diketahui jumlahnya dengan pasti. Badai guruh ini berhubugan dengan udara tak stabil dan gerak vertikal yang kuat yang menghasilkan awan kumulonimbus (Cb). Energinya datang dari pelepasan panas laten kondensasi dalam udara lembab yang naik. Lapse rate tak stabil merupakan hasil dari pemanasan lapisan permukaan atau introduksi di atas udara dingin. Proses2 umum sehingga badai guruh bisa berkembang adalah :
1). Pemanasan dan konveksi dalam udara basah di atas permukaan daratan yang hangat
2). Lewatnya udara dingin dan basah di atas perairan yang hangat
3). Udara tak stabil bersyarat yang dipaksa naik sepanjang zone konvergensi atau pada barrier pegunungan
4). Pendinginan radiatif pada level atas

Kebanyakan badai guruh terdiri dari beberapa sel konvektif yang tumbuh dan meluruh secara tidak teratur. Bila gaya udara yang naik cukup besar maka badai dapat mencapai ketinggian 4 sampai lebih dari 20 km.
Pendinginan dialami pada laju adiabatik kering sampai dasar awan badai dan menjadi cepat saat udara kering masuk dalam updraft yang kuat. Ketinggian badai guruh berhubungan dengan lintang dan musim. Ketinggian terbesar dicapai pada wilayah tropis dan musim panas.

Diameter badai guruh bisa mencapai 3-40 km. Sepanjang dasarnya, badai gelap dan dia didahului oleh squall line yang dibuat oleh arus udara yang bergerak dalam arah berlawanan. Presipitasi dari badai yang matang (mature) intensif dan terdiri dari tetes hujan yang besar. Jika gaya ke atas cukup kuat menembus di atas level beku, hail bisa turun dari awan, biasanya dari sisi pinggir. Pada kondisi temperatur yang cocok, presipitasi bisa dalam bentuk salju atau butiran salju. Badai guruh yang disebabkan oleh pemanasan permukaan di atas daratan paling umum terjadi pada musim panas dan di siang atau awal petang hari. Di atas lautan, selisih temperatur antara temperatur air dan udara sejuk di atasnya terbesar terjadi pada malam hari  sehingga aktivitas badai guruh lebih besar pada malam hari. Sepanjang dan di atas pegunungan, badai guruh maksimum biasanya terjadi pada siang atau awal petang hari ketika efek kombinasi pemanasan siang hari dan kenaikan orografik mencapai maksimum. Sepanjang zone konvergensi, badai guruh berkembang ketika udara dipaksa naik dengan cepat. Di lintang tengah badai guruh berhubungan dengan front dan seringkali dipicu oleh pemanasan permukaan, kenaikan orografi, atau diredakan oleh udara dingin di level atas. Sepanjang front dingin, biasanya lebih dekat ke permukaan dan lebih kuat daripada sepanjang front panas atau front atas.

Badai guruh konvektif terlokalisasi  pada suatu titik dengan pola yang tak teratur jalannya. Badai guruh pada front terkonsentrasi pada zona 20-80 km (lebar) dan panjang mungkin beberapa ratus kilometer. Badai guruh frontal kadang tidak terlihat oleh pengamat dari bawah karena puncak awan Cb sering tertutup oleh awan di bawahnya. Walaupun guruh dan kilat menyertai badai guruh yang masak (mature), perannya dalam perkembangan presipitasi tidak sangat jelas dipahami. Loncatan kilat bisa terjadi dari awan ke awan, di antara level-level yang berbeda dalam awan, atau dari dasar awan ke tanah. Guruh merupakan suara ledakan yang ditimbulkan saat udara mengembang tiba-tiba merespon panas yang besar akibat loncatan kilat dan kemudian dengan cepat mendingin dan berkontraksi/ menyusut.

Sunday, May 1, 2011

Klimatologi semesta

Selubung udara yang menyelimuti bumi mempengaruhi kita dalam berbagai cara. Kadangkala kita menanggapinya dengan tak sadar seperti kita memilih tipe pakaian yang kita pakai, apakah kita perlu membawa payung hari ini/ tidak, dan sebagainya. Pada skala waktu yang lebih luas, rumah kita menunjukkan pengaruh iklim misal pada musim dingin di lintang menengah sampai lintang tinggi rumah kita harus dilengkapi dengan sistem pemanas. Pihak Dinas Pengairan harus merencanakan simpanan air yang cukup untuk mensuplai kebutuhan air selama musim kemarau. Perusahaan kontruksi harus menentukan angin terkuat untuk meyakinkan agar bangunan–bangunan tidak rusak, khususnya di wilayah lintang tengah dan tinggi.
Permasalahan–permasalahan ini merupakan permasalahan–permasalahan klimatologis yang memerlukan “prediksi” keadaan mendatang. Klimatologi modern mencoba mencari jawaban atas pertanyaan–pertanyaan semacam ini.
Sumber energi untuk semua gerak atmosfer adalah matahari. Energi dari matahari dipancarkan melalui atmosfer sampai ke permukaan bumi. Selama melintas tersebut sedikit energi diserap dan digunakan untuk memanaskan atmosfer, tetapi kebanyakan energi diserap permukaan. Ini akan memanaskan atmosfer di atasnya sehingga permukaan menjadi sumber utama pemanasan untuk atmosfer. Jumlah panas sangat bergantung pada tipe permukaan; panas bervariasi spatial dan temporal. Distribusi panas yang tidak sama berpengaruh langsung pada gerak horizontal (angin) dan gerak vertikal yang merangsang timbulnya awan dan presipitasi/ hujan. Energi yang diterima dari matahari tersebut sebagian dikembalikan keluar angkasa. Dari sini kita tahu bahwa hal ini bisa dipandang sebagai sederetan transformasi energi dan pertukaran di dalam dan di antara atmosfer dan permukaan di bawahnya.
Semua proses yang berhubungan dengan aliran energi ini mematuhi hukum–hukum fisika. Jadi untuk memahami bagaimana atmosfer bekerja, kita perlu memahami hukum–hukum fisika yang relevan dan menerapkannya. Karena hukum–hukum ini biasanya dinyatakan secara matematis maka pemahaman dasar–dasar matematis juga diperlukan. Namun demikian, kebanyakan konsep ini dapat dijelaskan dan dipahami tanpa rujukan matematis dan fisis yang mendetail.
Walaupun penggunaan hukum–hukum fisika sangat diperlukan, kita tidak boleh mengabaikan begitu saja efek–efek kimia yang sangat penting. Jelas bagi kita bahwa energi berinteraksi dengan atmosfer bergantung pada komposisi kimianya. Saat sekarang ini atmosfer didominasi oleh nitrogen dan oksigen. Selama evolusi bumi dan atmosfernya, bagaimanapun komposisi tersebut telah berubah. Sebagai contoh: CO2, SO2, NO2, dan O3, berubah sejak evolusi industri. Efeknya pada iklim dapat dilihat.
Iklim sangat bergantung pada kondisi permukaan bumi dan sembarang perubahan pada komposisi permukaan pastilah menjadikan perubahan iklim. Perubahan ini berjalan terus sebagai akibat dari perubahan permukaan laut yang disebabkan oleh arus atau peruntuhannya, sebagai akibat dari perubahan musiman di es dan salju dan sebagai hasil dari perubahan vegetasi. Semua perubahan ini sendiri dipengaruhi oleh kondisi iklim. Oleh karenanya pemahaman utuh tentang iklim juga memerlukan apresiasi dari sejumlah aspek oseanografi, glasiologi dan biologi.
Peningkatan klimatologi sebagai sains sangat terkait dengan peningkatan kemampuan kita dalam mengobservasi atmosfer. Pengamatan–pengamatan baru sering memberikan informasi mendasar yang kita butuhkan untuk memberikan kita pandangan–pandangan baru tentang bagaimana atmosfer bekerja.
Pemahaman tentang atmosfer bertambah selama berabad–abad. Perkembangan barometer dan termometer serta pencatat arah angin dan jumlah curah hujan menambah dimensi kuantitatif pada pengetahuan kita. Akhir abad ke 16 dan awal abad ke 20 kita mampu menggambarkan iklim di sebagian besar daratan dan beberapa bagian lautan secara rasional dan mendetail.
Sejumlah pengamatan tumbuh, serta muncul permasalahan besar yang orang gunakan untuk menggambarkan iklim di bumi. Demikian banyak angka/data dihasilkan sehingga tabulasi sederhana tidak lagi praktis. Nilai bulanan memberikan metode yang cocok. Namun karena nilai bulanan bervariasi dari tahun ke tahun maka diperlukan perata–rataan selama beberapa tahun. Hasilnya adalah perkembangan konsep “iklim normal”: suatu perata–rataan selama jangka waktu sedikitnya 30 tahun.
Rangkuman data spasial menghantarkan kita pada konsep iklim wilayah. Stasiun–stasiun dapat dikelompokkan karena mempunyai nilai normal yang serupa, atau pola normal bulanan yang mirip. Beberapa skema iklim diajukan.
Perkembangan teknologi komunikasi yang cepat juga berpengaruh. Kita bisa memperoleh data dari suatu stasiun dengan cepat, sekaligus dengan analisisnya. Meteorologi penerbangan memerlukan pengamatan udara atas sehingga memicu perkembangan peralatan pengukur dan juga komunikasi yang cepat. Untuk meresponnya maka pengamatan dengan radiosonde diluncurkan. Semuanya itu mendukung pada kemampuan kita untuk memahami proses–proses atmosfer dan meningkatkan kemampuan prediksi cuaca.
Datangnya informasi dari satelit memberikan kita suatu dimensi baru bagi klimatologi. Di masa lalu semua informasi didasarkan pada pengamatan permukaan dan sesaat. Satelit memungkinkan kita untuk pengamatan global dengan cepat dan bahkan gambaran 3D–nya. Satelit memungkinkan kita untuk mengukur fluks energi yang masuk dan meninggalkan atmosfer; informasi yang tidak kita peroleh dari sumber–sumber lain. Informasi baru ini meningkatkan pemahaman kita tentang proses–proses atmosfer, merangsang perkembangan model iklim dan prediksi proses–proses dan perubahan iklim; apalagi didukung oleh perkembangan komputer yang cepat.

Friday, April 15, 2011

Ulat bulu dan cuaca-iklim

Selama dua bulan terakhir ini, media massa di negeri kita banyak memberitakan tentang ulat, baik ulat bulu maupun yang tidak berbulu. Penyebarannya yang mula-mula terdapat di Probolinggo Jawa Timur dan sekitarnya, yang sebelumnya hanya menyerang 6 kecamatan ... akhir-akhir ini sudah merambah ke berbagai wilayah di pulau Jawa, Bali, Sumatera dan Sulawesi. Walaupun belum dalam taraf membahayakan, ulat bulupun sudah merambah Jakarta.
Ulat merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman. Kemunculannya yang agak "tiba-tiba" ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, yakni: faktor cuaca/iklim, faktor makanan, faktor predator, dan faktor lingkungan lainnya. Faktor cuaca yang mempengaruhinya adalah faktor suhu, kelembapan, angin dan cahaya matahari. Selama kurun waktu tahun 2010, Indonesia mengalami kemarau yang basah sehingga kelembapan cukup tinggi; dan ini masih berlanjut sampai tahun 2011 ini. Kombinasi dengan faktor-faktor cuaca yang lain di atas menyebabkan hama tanaman ini meningkat pesat populasinya.Apalagi ketersediaan makanannya yakni berupa daun-daunan dalam jumlah cukup dan subur karena ketersediaan air juga cukup membawa dampak yang menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan ulat. Predator ulat seperti misalnya burung dan kelelawar tampaknya tidak membawa dampak yang signifikan bagi pengurangan populasi ulat. Diduga bahwa jumlah kedua makhluk hidup ini berkurang karena berbagai sebab; mungkin karena banyak diburu manusia. Faktor habitat yang cocok membawa dampak yang positif bagi perkembangan ulat bulu.

Dengan demikian jelaslah bahwa kemunculan ulat bulu dalam jumlah banyak tersebut tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi merupakan rangkaian sebab akibat yang rasional. Semua makhluk hidup jika semua faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tersedia dalam jumlah cukup melimpah, tentu akan mengalami ledakan populasi ... tidak terkecuali ulat bulu.

Saturday, April 9, 2011

Penentuan iklim lokal

Pengamatan parameter iklim pada suatu tempat yang kita butuhkan pada tingkat lokal seringkali tidak tersedia. Pengamatan dengan menggunakan satelit biasanya mencakup area yang lebih besar, biasanya tidak cukup detail seperti yang diperlukan. Terdapat dua cara ahli klimatologi memperoleh informasi. Yang pertama adalah dengan program pengukuran dan yang kedua adalah melalui catatan/rekaman data yang telah ada untuk diterapkan pada tempat permasalahan.
Inisiasi program pengukuran bergantung pada hakekat permasalahan, waktu dan sumber dana yang ada. Ini cukup untuk menyatakan bahwa hasil–hasil meteomikro sangat detail dapat diperoleh tetapi membutuhkan keahlian dan dana. Metode yang lebih sederhana tentu saja bisa diperoleh dengan pengurangan pada tingkat keahlian dan dana. Dalam banyak hal pengukuran semacam ini harus dilakukan. PLN di AS harus mendirikan pengamatan–pengamatan meteorologi untuk memonitor efek–efek emisi. Tidak mungkin dalam situasi semacam ini menggunakan stasiun–stasiun pengamatan yang cukup jauh dari lokasi. Dalam banyak hal lain barangkali kita tidak perlu pengukuran awal. Pada model tanaman, misalnya, kita membutuhkan rekaman data yang panjang untuk menyatakan korelasi antara panen dan parameter iklim. Tidak praktis jika kita harus menunggu beberapa tahun untuk mengetahui hasilnya. Data dari stasiun yang berdekatan, dapat digunakan untuk tujuan tersebut.
Dalam mentransfer data dari satu tempat ke tempat yang lain, semua aspek iklim lokal dari kedua tempat harus diperhatikan. Kita dapat menggambarkan beberapa ide dalam transfer semacam ini menggunakan temperatur sebagai contoh. Kita asumsikan titik yang kita inginkan mempunyai beberapa stasiun pengamat berjarak beberapa kilometer tetapi tidak ada pengamatan di tempat tersebut. Kita bisa menggunakan nilai rata–rata pembobotan bila perlu dari titik–titik sekitarnya. Skema pembobotan umumnya menggunakan nilai–nilai dari titik–titik terdekat dan sedikit memperhatikan titik–titik yang jauh. Tipe pendekatan semacam ini telah biasa digunakan dalam mengembangkan titik grid data temperatur yang diperlukan untuk input model iklim.
Jika mengadopsi pendekatan paling sederhana ini dalam suatu area yang topografinya bervariasi, beberapa koreksi diperlukan. Jika kondisi rata–rata jangka panjang diterapkan maka cara termudah adalah dengan mengasumsikan bahwa lapse rate rata–rata lingkungan berlaku. Namun bila kondisi rata–rata pada waktu tertentu diperlukan maka kita harus memperhatikan kondisi stabilitas atmosfer.

Tuesday, March 22, 2011

Mari kita tingkatkan kesadaran tentang lingkungan! (Menyambut hari meterologi sedunia)

Besok tanggal 23 Maret merupakan hari meteorologi sedunia. Pada tahun 2011 ini tema yang diluncurkan oleh badan meteorologi sedunia, WMO adalah "climate for you". Sudah sangat jelas pesan yang dikemukakan oleh WMO tersebut. Iklim yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak dan semua makhluk hidup di bumi sangat mempengaruhi aktivitas kita semua, dan aktivitas yang kita lakukan juga berdampak pada iklim. Apakah iklim itu? Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca selama jangka waktu yang panjang (biasanya dalam 30 tahun) dan meliputi daerah yang luas. Oleh karena itu jelas bahwa cuaca dalam jangka pendek saja mempengaruhi kehidupan, apalagi dalam jangka panjang ... tentu akan makin terasa dampak dan imbasnya pada kehidupan di bumi.

Setiap hari kita merasakan panas, hujan, tekanan udara, lembab udara dsb. Bahkan karena sudah merupakan hal yang biasa, khususnya untuk wilayah Indonesia, kita tidak merasa begitu peduli. Setelah hal-hal tersebut menimbulkan bencana baru kita melihat betapa pentingnya mempelajari hal di atas. Temperatur di Indonesia tidak naik atau turun dengan drastis; range temperatur tidak lebar sehingga tidak begitu terasa perbedaan antara musim hujan dengan musim kemarau ataupun peralihan. Musim kemarau untuk beberapa wilayah terasa memang panas, tetapi tidak sepanas di padang pasir. TEmperatur pada musim hujan juga tidak terlalu rendah; tidak ada perubahan temperatur yang berarti di semua tempat di Indonesia. Perbedaan temperatur yang agak besar hanya dijumpai pada daerah dengan perbedaan ketinggian yang besar atau kedekatannya dengan pantai/laut. Sedangkan curah hujan, baru akan terasa pengaruhnya jika menimbulkan banjir. Aktivitas ekonomi terhambat, bahkan bisa mengancam hidup manusia. Hal ini biasanya diperparah dengan lingkungan hidup yang rusak, pembabatan hutan secara liar, saluran-saluran air yang tidak berfungsi, situ-situ yang telah mengalami pendangkalan dsb.
Kelembapan yang tinggi juga menimbulkan sejumlah hama dan penyakit pada tanaman, penyakit pada manusia dsb. Oleh karena itu tidak bisa dipungkiri bahwa cuaca dan iklim sangat berpengaruh pada manusia.

El Nino, perubahan iklim akibat pemanasan global yang terjadi karena sebagian besar oleh ulah manusia sudah sangat jelas mempengaruhi pola hidup manusia. El Nino dan La Nina yang terjadi berulang-ulang di setiap kejadiannya selalu menimbulkan bencana besar: banjir, kekeringan, siklon yang makin mengganas dsb. Apalagi dampak pemanasan global yang sekarang ini marak disuarakan oleh para ilmuwan, LSM, dan akhirnya juga pemerintah ... sudah merupakan mimpi buruk bagi negara-negara kecil kepulauan. Mereka takut negaranya tenggelam oleh mencairnya es di kutub. Bencana-bencana alam yang tidak henti-hentinya mendera manusia semakin hari terasa makin menggila. Oleh karena itulah manusia sudah seharusnya mawas diri; memperbaiki tingkah laku dan pola hidupnya dengan tidak mengganggu dan merusak alam.

Diharapkan dengan semakin mengertinya hakekat hubungan antara manusia, makhluk hidup di dalamnya, dan cuaca-iklim maka terjadi peningkatan kemampuan untuk membuat keputusan dengan lebih baik. Upaya menyadarkan masyarakat agar mencintai lingkungan agar terbentuk iklim yang nyaman untuk hidup harus makin digalakkan. Sistem iklim (hidrosfer, lithosfer, biosfer, kriosfer, dan atmosfer) harus benar-benar kita jaga keseimbangannya. Apakah kita bisa? Pasti bisa ... jika terus menerus kita upayakan!! Di luar itu, hanya Tuhan yang menentukan segalanya.

Saturday, March 12, 2011

Ayo latihan soal klimatologi!

1. Apa yang menjadi sumber utama pemanasan atmosfer di dekat permukaan bumi:
a. Matahari
b. Permukaan bumi
c. Angin
d. Api
e. Tidak ada yang benar

2. Energi berinteraksi dengan atmosfer bergantung pada komposisi kimia atmosfer. Gas apa yang memenuhi 78,8% volume atmosfer:
a. nitrogen
b. oksigen
c. argon
d. uap air
e. karbon dioksida

3. Nilai unsur iklim bervariasi dari tahun ke tahun sehingga perlu perata-rataan selama kurun waktu tertentu. Berapa tahun perata-rataan iklim normal:
a. 30 tahun
b. 20 tahun
c. 15 tahun
d. 10 tahun
e. tak ada yang benar

4. Unsur-unsur dalam klimatologi dapat dibagi menjadi 3 yakni unsur-unsur yang diukur, diturunkan dan proksi. Manakah unsur berikut yang merupakan kelompok unsur/ elemen proksi:
a. curah hujan
b. temperature
c. tekanan
d. lingkaran pohon
e. evaporasi

5. Sistem iklim antara lain terdiri dari:
a. atmosfer, magnetosfer
b. hidrosfer, kriosfer
c. kriosfer, organosfer
d. lithosfer, planosfer
e. planosfer, atmosfer

6. Perbandingan antara radiasi yang dipantulkan dengan radiasi yang datang disebut:
a. albedo
b. emisivitas
c. konduktivitas
d. indeks bias
e. hamburan

7. Gabungan dari proses penguapan dari tanah dan tanaman disebut:
a. evaporasi
b. transpirasi
c. evapotranspirasi
d. infiltrasi
e. limpasan

8. Gaya coriolis tertinggi terdapat di:
a. Indonesia
b. Jepang
c. Philippina
d. Amerika Serikat
e. kutub

9. Dalam arah meridional terdapat sel sirkulasi:
a. Hadley, Ferrel, dan monsoon
b. Walker, Hadley, kutub
c. Hadley, Ferrel, kutub
d. Walker, Ferrel, kutub
e. Walker, Ferrel, monsoon

10. Terdapat dua pendekatan mendasar yang berbeda pada pengelompokan iklim yakni pendekatan genetik dan generik (empirik). Pendekatan generik didasarkan pada:
a. penentu iklim
b. unsur iklim itu sendiri
c. pola sirkulasi udara
d. perbedaan pemanasan antara daratan dan lautan
e. neraca energi permukaan bumi

Thursday, February 24, 2011

Distribusi angin di lapisan batas

Angin adalah udara yang bergerak dalam arah horizontal. Besar dan arah angin dekat permukaan dan variasinya terhadap ketinggian di Lapisan Batas Planeter (LBP) menarik para ahli meteorologi mikro untuk mempelajarinya. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi distribusi angin di lapisan batas planeter tersebut antara lain:
− Gradien tekanan dan temperatur berskala besar yang mendorong aliran di lapisan batas planeter;
− Karakteristik kekasapan permukaan;
− Rotasi bumi yang membuat angin berbelok dengan lintang;
− Siklus harian pemanasan dan pendinginan permukaan yang menentukan lapisan termal LBP;
− Kedalaman LBP yang menentukan geser angin di LBP;
− Konvergensi dan divergensi horizontal berskala besar dan gerak vertikal rata–rata pada puncak LBP;
− Bentuk–bentuk topografi permukaan yang menentukan sirkulasi berskala lokal dan meso.

Monday, February 14, 2011

Kabut dan mekanisme pembentukannya

Kabut atau fog adalah kumpulan tetes-tetes air yang sangat kecil yang melayang-layang di udara. Kabut bisa juga didefinisikan sebagai awan yang mengurangi jarak pandang (visibilitas) sampai dengan jarak 1 km. Berbeda dengan awan-awan lainnya, kabut adalah yang bersentuhan dengan permukaan bumi. Ada kabut yang memiliki densitas berbeda yang disebut sebagai mist yang mengurangi visibilitas kurang dari 2 km dan haze yang mengurangi visibilitas sampai 5 km. Kabut dan mist terbentuk dari tetesan air, sedangkan haze dan asap bisa terbentuk dari partikel yang lebih kecil dengan ukuran sekitar 10 µm, sehingga dapat terlihat lebih baik karena radiasi tidak sempurna dibelokkan atau diabsorpsi partikel.
Perawanan adalah massa dari kondensasi tetesan air yang terlihat di atmosfer. Selain perbedaan tempat yakni kabut menyentuh permukaan bumi dan awan tidak, terdapat perbedaan lain yakni bahwa awan dapat menurunkan hujan sedangkan kabut tidak. Awan yang sama yang bukan kabut di dataran rendah dapat menjadi kabut jika menyentuh dataran tinggi seperti puncak bukit atau punggung pegunungan
Biasanya kabut terlihat di daerah yang dingin atau daerah yang tinggi. Tempat paling berkabut di bumi adalah Grand Banks di pulau Newfoundland Kanada. Kabut sering terjadi di Grand Banks karena tempat ini merupakan daerah pertemuan antara udara dingin dari utara (arus Labrador) dan udara panas dari selatan (arus teluk). Area-area paling berkabut lainnya adalah Point Reyes, California dan Argentina dengan jumlah hari berkabut sepanjang tahun sebanyak 200 hari.
Secara mekanis terjadinya kabut dan awan adalah sama yakni sama-sama membutuhkan elemen yang sama yakni inti kondensasi. Hanya bedanya inti kondensasi tersebut ada di permukaan bumi dan di atmosfer. Faktor kuat yang mempengaruhi kabut terbentuk antara suhu dan titik embun kurang dari atau sama dengan 3oC yakni saat uap air di udara mulai berkondensasi menjadi bentuk cairan. Secara normal kabut terbentuk pada kelembapan relative 100% yang terjadi saat kelembapan udara meningkat dan berkurangnya suhu ambient udara.
Namun kabut juga dapat terbentuk pada kelembapan yang lebih rendah. Kadang-kadang kabut juga tidak dapat terbentuk pada kelembapan relative 100% karena udara dapat menambah kelembapannya menjadi superjenuh, sehingga tambahan kelembapan tersebut cenderung menjadikannya embun daripada menjadi uap air. Inti kondensasi harus dalam bentuk debu, aerosol, polutan agar dapat mengembun. Ketika inti kondensasi ada dalam jumlah besar maka uap air dapat mengembun dengan kelembapan relative kurang dari 100%.
Kabut juga dapat terbentuk dari uap air yang berasal dari tanah yang lembab, tanaman-tanaman, sungai, danau dan lautan. Uap air ini berkembang dan menjadi dingin ketika naik ke udara. Udara dapat menahan uap air hanya dalam jumlah tertentu pada suhu tertentu. Udara pada suhu 30oC dapat mengandung uap air sebanyak 30 gr uap air per m3. Volume yang sama pada suhu 20oC udara hanya dapat menahan 17 gr uap air. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
Ketika suhu udara turun dan jumlah uap air melewati jumlah maksimum uap air yang dapat dikandung udara maka sebagian uap air tersebut mulai berubah menjadi embun. Kabut akan hilang ketika suhu udara meningkat dan kemampuan udara menahan uap air bertambah. Menurut istilah yang diakui secara internasional, kabut adalah embun yang mengganggu penglihatan hingga kurang dari 1 km.

Tuesday, January 25, 2011

Fenomena crop circle di Yogyakarta. Buatan alien?

Sejarah, Penjelasan dan Karakteristik Crop Circle
Posted on Januari 24, 2011 by r3fin3
Crop circle merupakan salah satu misteri yang paling menarik di zaman modern ini. mungkin ini adalah satu-satunya misteri yang sejalan dengan seni yang indah.
Crop circle atau yang lebih dikenal dengan sebutan lingkaran ladang gandum adalah sebuah pola yang muncul dalam semalam pada ladang gandum dengan ciri merunduknya batangan gandum tersebut. Pada awalnya, crop circle hanya berbentuk lingkaran-lingkaran sederhana, namun memasuki tahun 1980an, crop circle berkembang hingga memiliki pola yang rumit dan tidak hanya berbentuk lingkaran.

Istilah Crop circle pertamakali diperkenalkan oleh Colin Andrew, salah satu peneliti crop circle ternama di dunia. Mungkin banyak dari kita yang belum mengetahui, namun crop circle ternyata tidak hanya muncul di ladang gandum, melainkan juga di ladang jagung, keledai, sawah dan kebun bunga.

Sejarah Crop Circle

Sejarah Crop circle dapat dilacak hingga tahun 1678. Pada abad tersebut, ada sebuah ukiran kayu yang disebut “Mowing Devil” yang menggambarkan iblis sedang menggambar desain oval di sebuah ladang gandum.

Kisahnya mungkin sedikit mistik. Sang petani yang menolak tuntutan pekerjaan sang majikan, mengatakan bahwa lebih baik iblis yang mengerjakan tugasnya. Pada malam itu juga, Ladang gandum tersebut terlihat terbakar oleh api. Paginya lingkaran misterius berbentuk oval muncul di ladang tersebut.

Entahkan ini kisah nyata atau tidak, tidak ada yang bisa mengkonfirmasinya.

Laporan crop circle yang lebih modern dipublikasikan di majalah Nature edisi 29 Juli 1880. Pada tahun itu, seorang peneliti bernama John Rand Capron melaporkan adanya tanaman-tanaman gandum yang merunduk dan membentuk lingkaran sirkular.

Crop Circle – Mendunia
Crop circle mulai mendunia pada tahun 1980-an ketika media melaporkan banyak crop circle muncul di wilayah pedesaan Inggris, terutama di Wiltshire dan Hampshire. Bersamaan dengan kemunculan di Inggris, fenomena yang sama dilaporkan muncul di Australia dan Amerika Serikat.

Hingga saat ini paling tidak ada 12.000 Crop circle yang telah ditemukan di seluruh dunia, seperti Inggris, Rusia, Amerika Serikat, Kanada dan bahkan Jepang.

Crop Circle – tanda kemunculan
Menurut para saksi mata, Sebelum Crop circle muncul, selalu ada tanda-tanda aneh yang mendahului :

1. Adanya lingkaran-lingkaran cahaya aneh yang melayang-layang diatas ladang.


2. Terjadinya badai petir hebat.

3. Benda-benda elektrik tiba-tiba mati dengan sendirinya termasuk mesin mobil.

Karena itu hingga saat ini, teori sains yang paling populer mengenai dugaan penyebab kemunculan crop circle adalah akibat medan elektromagnetik yang berasal dari petir. Namun para ilmuwan belum bisa memecahkan misteri mengapa petir dapat menciptakan pola-pola yang indah.

Crop circle – Hoax atau Nyata ?
Pada tahun 1991, dua pria dari Southampton, Inggris bernama Dave Chorley dan Doug Bower mengaku telah membuat Crop circle sejak tahun 1976. Mereka membuat crop circle tersebut hanya dengan menggunakan sebuah papan, patok dan tali. Menurut mereka, hanya dengan menggunakan alat sederhana itu, mereka dapat membuat sebuah lingkaran dengan diameter 12 meter hanya dalam tempo 15 menit.

Majalah Time edisi 23 September 1991 menyebut pengakuan Chorley dan Bower dengan kutipan seperti ini :

“Pengakuan ini mengakhiri sebuah misteri paling populer yang pernah disaksikan Inggris dan dunia”

Benarkah anggapan majalah Time ? Apakah misteri ini telah terpecahkan?

Memang, banyak dari crop circle adalah buatan manusia, namun para peneliti menemukan karakteristik-karakteristik yang kelihatannya mustahil dapat dibuat oleh manusia.

Crop Circle – Karakteristik
Karakteristik yang ditemukan pada crop circle yang asli adalah sebagai berikut :

Batang gandum tidak patah

Pada crop circle yang asli, tanaman gandum tidak patah. Ia hanya merunduk seperti sebuah sendok plastik yang dipanaskan. Menurut para peneliti, hal ini bisa diakibatkan oleh semburan elektromagnetik yang deras kearah tanaman gandum hingga menambah kelembaban batang gandum yang memungkinkannya untuk merunduk tanpa patah.


Lubang-lubang kecil pada batang gandum
Ciri lainnya adalah ditemukan lubang-lubang kecil di batang gandum. Para peneliti menduga bahwa lubang ini tercipta akibat adanya semburan gelombang mikro yang terus-menerus yang menyebabkan kelembaban batang gandum berubah menjadi uap panas yang kemudian mencari jalan keluar dari batang gandum.



Pola Rumit
Memang, manusia yang berusaha membuat crop circle mampu membuat pola yang rumit, namun tidak dalam semalam. Crop circle asli terkadang memiliki pola geometri yang asing bagi kebanyakan orang. Salah satunya adalah pola Phi yang hanya berhasil dipecahkan oleh seorang ahli astrofisika !


Partikel Besi Mikro bermagnet
Ciri lain yang hampir mustahil ditiru oleh manusia adalah adanya Partikel Besi bermagnet yang ditemukan pertama kali oleh para peneliti dari BLT Institute. Partikel besi bermagnet tersebut memiliki diameter 10-50 mikrometer dan terdistribusi secara merata dan linear di perimeter Crop Circle. Menurut para peneliti, partikel besi ini mungkin muncul karena terciptanya kolom udara yang terionisasi (Plasma Vortex).



Perubahan struktur Kristalin batang gandum
Ciri lainnya adalah adanya perubahan struktur Kristalin pada tanaman gandum. Karakter ini hampir dipastikan tidak dapat ditiru oleh orang lain.

Perubahan komposisi kimiawi tanah
Peneliti lainnya juga menemukan pada beberapa kasus terjadi perubahan komposisi kimiawi tanah tempat terciptanya Crop circle.

Timbulnya medan magnet misterius di lokasi
Pada crop circle yang asli, umumnya terdapat medan magnet yang sangat kuat di dalam lingkaran formasinya. Medan magnet ini dapat mematikan peralatan elektrik. Ciri ini tidak ditemukan pada crop circle buatan manusia.

Crop Circle – Tantangan Sains
Pada tahun 2002, Discovery Channel menugaskan 5 insinyur aeronautic dan austronautic dari MIT untuk membuat Crop Circle. Syaratnya mereka harus membuat Crop circle yang paling tidak memiliki 3 ciri, yaitu :

1. Batang gandum yang tidak patah
2. Ada lubang-lubang uap pada batang gandum
3. Adanya partikel besi berdiameter 10-50 mikrometer yang tersebar merata secara linear di formasi Crop circle.

Tim tersebut kemudian membuat sebuah crop circle, lalu berusaha memasukkan 3 karakter diatas. Mereka menggunakan microwave emitter untuk meningkatkan suhu batang gandum hingga berubah menjadi uap. Mereka lalu menggunakan flamethrower untuk menyemprot partikel besi. Namun ternyata peralatan tersebut memakan terlalu banyak waktu dan tidak efektif sehingga mereka terpaksa menggunakan pyrotechnic untuk menyebarkan partikel besi secara merata.

Dengan seluruh teknologi canggih yang digunakan, para insinyur MIT hanya dapat menghasilkan 2 ciri dengan sempurna. Ciri ketiga, yaitu partikel besi tersebar tidak dengan merata.

Lagipula menurut peneliti Crop circle, para tim tersebut menggunakan ilmu pengetahuan dan peralatan canggih yang jelas diluar jangkauan para Hoaxer lainnya.

Bukan hanya di Inggris, Percobaan mereproduksi Crop circle ternyata pernah dilakukan oleh seorang peneliti Jepang bernama Y. Ohtsuki (Crop circle pernah muncul di sawah padi di Jepang).

Ia memang berhasil menciptakan karakter asli crop circle yaitu dengan cara menjatuhkan bola api plasma ke sebuah piringan yang ditaburi debu alumunium. Ya, karakteristik yang sederhana-pun membutuhkan ilmu pengetahuan yang cukup rumit.

Pernah suatu hari, para peneliti yang berusaha menciptakan kembali Crop circle dengan segala karakteristiknya menggunakan derek seberat 40 ton hanya untuk memasang penerangan agar mereka dapat bekerja pada malam hari. Atraksi itu menarik banyak penonton yang ingin tahu.

Crop circle asli muncul tanpa adanya atraksi dan keramaian seperti itu. mereka hanya muncul dengan tiba-tiba. Jadi sains modern masih belum bisa menjelaskan dengan sempurna fenomena ini.

Adakah penjelasan lain yang ditawarkan ?

Crop Circle – Penjelasan Lainnya
Bagi yang lain, ketika sains gagal mengungkap rahasia crop circle, mereka sampai kepada penjelasan alternatif, Yaitu crop circle adalah buatan alien.

Pada tahun 1966 terjadi laporan yang luar biasa aneh. Di sebuah kota kecil di Tully, Queensland, Australia, seorang petani tebu melaporkan adanya sebuah UFO yang terbang dari alang-alang. Ketika ia menyelidiki lokasi terbangnya UFO tersebut, ia melihat alang-alang diatas air rawa ditempat itu merunduk dalam pola lingkaran searah jarum jam. Luar biasanya, jalinan yang tercipta dari alang-alang tersebut mampu menahan berat 10 pria dewasa.

Di Inggris, beberapa saksi mata pernah melihat objek terbang tak dikenal pada malam munculnya Crop circle.

Saya pernah menyinggung soal ini di postingan saya yang berjudul : Crop circle bermotif suku maya muncul di Sillbury Hill.

Dalam postingan itu, saya menyinggung mengenai kesaksian seorang polisi yang melihat tiga pria tinggi sedang mengamati ladang gandum. Ketika petugas polisi menghampiri mereka, mereka lari dan menghilang. Dengan segera polisi tersebut mendengar suara berdengung statik yang aneh, dan ia menyaksikan batang-batang gandum mulai merunduk mengiringi suara dengungan itu. Malam itu juga disekitar situ seorang saksi berhasil memotret objek terbang tidak dikenal.

Apakah Crop circle adalah jejak UFO yang tertinggal ? Ataukah kode rahasia yang ingin disampaikan kepada umat manusia ? tentu saja tidak ada yang bisa memastikannya.

Namun dugaan ini dibuat semakin panas akibat adanya pengakuan seorang mantan sersan polisi di Inggris yang mengaku bahwa para petani di Inggris dibayar oleh pihak militer untuk segera membuldoser crop circle segera setelah mereka muncul.

Apakah militer Inggris mengetahui sesuatu yang tidak boleh diungkapkan ?

Saya rasa, bertentangan dengan anggapan majalah Time. Misteri ini akan tetap hidup di abad modern ini sampai kita benar-benar mendapatkan bukti sains yang solid dan masuk akal. Atau, apakah mowing devil benar? Mungkinkah crop circle memang dibuat oleh setan sendiri?



Sumber: http://r3fin3.wordpress.com/2011/01/24/sejarah-penjelasan-dan-karakteristik-crop-circle/

Tuesday, January 18, 2011

Cuaca buruk dan dampaknya pada tangkapan ikan laut

Hari-hari belakangan ini, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami cuaca buruk. Angin barat bertiup kencang sehingga gelombang lautpun tinggi. Tidak jarang dari berita media massa kita dengar para nelayan tidak berani melaut dan lebih banyak menganggurnya daripada melautnya. Tangkapan ikan menurun, dan akibat hukum pasar permintaan dan penawaran maka harga ikanpun melonjak, bisa mencapai 50%. Ini hal yang wajar saja, karena permintaan tetap tetapi penawaran/ ketersediaan barang (ikan) berkurang maka tentu saja harga akan terdongkrak naik.
Sudah bukan berita baru lagi, jika masa-masa angin barat seperti saat ini, harga ikan naik. Tidak ada solusi yang jitu yang dapat mengatasinya, karena memang cara penangkapan ikan di negara kita masih sangat tergantung pada cuaca. Cuaca buruk maka tangkapan juga buruk. Kita masih belum bisa menyesuaikan diri dengan kondisi alam. Kita belum bisa menjaga pasokan ikan laut yang konstan yang tidak tergantung pada musim. Kapal-kapal nelayan kita masih tradisional sehingga hanya mampu menangkap ikan-ikan yang hanya beberapa mil dari garis pantai. Belum banyak yang mampu mengusahakan kapal pengolah hasil tangkapan ikan di laut yang mampu mengolah ikan saat berlayar. Kita masih kalah dengan negara-negara lain yang kekayaan lautnya kurang tapi teknologinya sudah sangat maju. Bahkan di banyak negara lain, pengangkapan ikan sudah menggunakan teknologi penginderaan jauh dimana digunakan untuk mengetahui daerah-daerah upwelling yang kaya ikan.
Kita sudah mampu mengidentifikasi daerah-daerah upwelling yang kaya ikan, namun teknologi ini masih sangat terbatas diakses oleh masyarakat. Apalagi kalau kita lihat, resolusi daerah tangkapan masih terlalu kasar sehingga hanya kapal tertentu dengan kemampuan tinggi bermanuver yang bisa memanfaatkannya. Andaikata resolusinya tinggi maka akan makin banyak para nelayan yang mampu memanfaatkannya.
Selain teknologi penginderaan jauh dikembangkan untuk tujuan penangkapan ikan tersebut, pranata mangsa untuk penangkapan ikan sudah sewajarnya dikembangkan pula oleh para nelayan. Pengetahuan-pengetahuan tradisional yang selama ini para nelayan peroleh dari praktek sepatutnya untuk dicatat dan dijadikan patokan. Ini mirip dengan pranata mangsa yang dikembangkan para petani di pulau Jawa. Moga-moga dengan cara demikian maka tangkapan ikan juga akan terjaga kestabilannya dan masyarakat nelayan meningkat taraf hidupnya.

Sunday, January 16, 2011

Death toll rises to nearly 600 in Brazil flooding

January 15, 2011|By the CNN Wire Staff



The death toll from flooding caused by torrential rains in Brazil's Rio de Janeiro state rose to 591 people Saturday, Brazil's official news agency reported.

Most of the deaths were reported in the cities of Nova Friburgo and Teresopolis, located in a mountainous region northeast of Rio, according to Agencia Brasil.

Rescuers have not been able to reach some hard-hit areas and many more people are feared dead, the agency said Friday.

The rain is predicted to continue for several days in areas already submerged in water or slathered with mud.

Monday, January 3, 2011

Australia - Cyclone Tasha causes Flooding in Queensland

A cyclone has caused widespread flooding in Queensland leaving thousands without shelter and water.

The vast rural area is as big as Germany and France combined and so a massive evacuation has been launched to help residents in the north east of Australia.

Many have had their cars and caravans swamped and have taken to kayaks and boats to evade the water.

It is the wettest December on record in Brisbane in 150 years. The flooding in Queensland has affected around 20 towns in the region such as Bundaberg, Rockhampton and others around the Great Barrier Reef.


Rising floodwater is currently threatening 4,000 homes in Rockhampton. One tenth of the population of the town of Emerald were evacuated. It is expected water will swamp 80% of the town. A further 300 people were airlifted from the town of Theodore.

The storm was caused by Cyclone Tasha and has devastated the agricultural and industrial areas of Brisbane. Coal mining and farming communities have been hit hard by the disruption of rail and road transport.

BHP Billiton and Rio Tinto have had major production problems because of the flooding while millions of crops are ruined which will push up the prices of sugar and bananas. Bundaberg port and Rockhampton airport are also closed.

The damage will already run into several billions of dollars to repair and there are predictions of worse to come.

Queensland premier Anna Bligh said the situation was dire and that the crisis was far from over, with relief operations lasting for weeks afterwards. Contaminated water is one of the biggest threats.

"Three major river systems are flooding which has meant the need for 17 evacuation centres active.

“There are more than 1,000 people in those evacuation centres, and they will likely be joined by more from towns such as Rockhampton as floodwaters increase. We have a lot to do before we can really say we are in full recovery mode."

Source:http://www.rhinocarhire.com/CorporateSite/media/Car-Hire-News/Dec2010/Flooding-in-Queensland.jpg