Thursday, January 30, 2020

Membangun rumah Indonesia sehat dan Corona

Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan sangat cepat. Siapa sangka dalam kurun waktu beberapa tahun saja suatu profesi menjadi terangkat dan banyak menjadi pilihan pekerjaan utama, semisal menjadi influencer, motivator atau jualan online. Siapa sangka gadget berkembang dengan sangat pesat dimana banyak menu di dalamnya yang bisa mengusik ketentraman seseorang karena mampu memindai telepon genggam orang lain. Siapa sangka orang dengan cepat berubah dari budaya baca menjadi budaya audio visual. Banyak koran-koran yang tadinya beroplah banyak tetapi kemudian bergeser menjadi berita online. Orang juga lebih suka membaca media sosial karena merupakan hal yang sangat mengasyikkan. Media sosial begitu ramai dan gegap gempita oleh berbagai uneg-uneg atau berita yang suka-suka orang mengirimnya. Kelompok-kelompok kerohanian, warga suatu kompleks, teman-teman masa kecil sampai dewasa, kelompok kegemaran yang sama, dan sebagainya berseliweran di dunia maya. Berbagai jenis media sosial juga berkembang dengan sangat ramainya. Suatu grup bisa mempunyai ratusan ribu bahkan jutaan penggemar. Semua teknologi yang ada saat ini memungkinkan hal itu terjadi.
Ramainya dunia media sosial dan makin bebasnya orang berekspresi di ruang publik menyebabkan tatanan suatu negara bisa berubah cepat. Warga negara suatu bangsa sudah seperti warga dunia yang tidak ada batasan negara. Dunia dapat dengan cepat berubah dari kondisi satu menjadi kondisi yang lain. Dunia yang tadinya aman tentram dan seolah terisolasi antara satu dengan yang lain menjadi demikian liar dan seolah tanpa aturan. Dari perspektif kedaulatan negara, ini merupakan hal yang cukup berisiko. Kebobolan keamanan negara bisa dikendalikan dari beberapa titik tertentu di bumi yang mempunyai sumber daya unggul dan berteknologi tinggi. Pergerakan manusia yang demikian bebas bisa pula mengancam pada kesehatan masyarakat, seperti issue virus Corona saat ini. Virus yang menular dengan sangat cepat ini menggoncangkan dunia karena ditularkan lewat orang per orang, bukan lagi dari hewan ke manusia. Bahkan Wuhan dan beberapa kota di sekitarnya di China sudah diisolasi agar penyebaran virus yang diduga berasal dari wilayah ini tidak sampai menyebar makin luas dan makin cepat. Di beberapa negara juga sudah tertular virus ini. Banyak negara yang kemudian memulangkan para wisatawan China atau mengkarantina orang-orang China yang datang ke suatu negara untuk jangka waktu tertentu untuk memastikan bahwa dia tidak terdampak virus tersebut. Sampai hari kemarin diberitakan ada 131 orang yang sudah meninggal dan ribuan yang tertular di China khususnya. Ada sementara kota yang sudah seperti kota mati karena wabah tersebut yang sangat menakutkan. Aktivitas penduduk bahkan untuk berbelanja memenuhi kebutuhan sehari-haripun sudah cukup sulit mengingat tidak setiap saat toko buka. Sampai sekarang belum ada obat yang ditemukan untuk menangani penyakit ini. Semoga penyebaran virus Corona dan berbagai virus berbahaya lainnya tidak melalui udara atau dipengaruhi cuaca dan musim. Rumah sakit khusus yang dibangun di China ditargetkan selesai dalam waktu 10 hari, suatu pekerjaan infrastruktur yang luar biasa cepatnya. Teknologi ini seandainya bisa juga diterapkan untuk membangun infrastruktur di Indonesia akan merupakan kemajuan pesat dan mempercepat proses pensejajaran negara kita dengan negara maju. Ini mengingat kita masih kalah atau tertinggal beberapa waktu dalam masalah infrastruktur yang memang nyata-nyata dibutuhkan oleh negara kita yang berwujud kepulauan.
Pembangunan infrastruktur banjir juga bisa dikebut dan bencana banjir bisa diminimalisasi dengan adanya percepatan konstruksi. Pembangunan rumah Indonesia sehat baik fisik maupun non fisik bisa cepat tercapai melalui berbagai percepatan bila sumber daya manusia unggul dan sehat. Kesehatan merupakan barang yang mahal, oleh karena itu investasi dalam bidang kesehatan juga penting untuk diprioritaskan. Para petugas kesehatan juga tidak menjadikan pekerjaannya sebagai ladang pengerukan kekayaan dari banyak orang yang menderita karena sakit. cmiiw. Ketahanan tubuh akan berfungsi dengan baik bila cukup makanan bergizi, minum air bening dan vitamin, cukup istirahat, dan olah raga yang teratur. Boleh dikatakan bila fisik ini sudah terjaga maka 50% penyakit akan menjauh. Selebihnya adalah masalah psikologis atau mindset yang terorganisasi dengan baik. Psikologis, keamanan fisik, sandang, pangan, papan, manajemen, informasi, aktualisasi diri yang baik yang berujung pada keikhlasan diri akan menjadikan Indonesia ini sehat lahir batin, bahagia di dunia dan akherat. In sya allah. Aamiin.

Friday, January 17, 2020

Berbagai sudut pandang generasi muda tentang banjir

Banjir telah terjadi di banyak wilayah di tanah air. Tidak jarang kepala daerah bahkan presiden sekalipun dibully oleh sebagian masyarakat. Terdapat pro dan kontra yang berkembang di masyarakat, sebagian menyalahkan dan sebagian membela pihak-pihak tertentu, sesuatu yang biasa dalam negara kita yang demikian majemuk. Namun demikian tidak sedikit yang urun rembug bagaimana mengatasi masalah yang selalu berulang ini. Setiap kali musim hujan dipastikan di berbagai tempat di tanah air menjadi langganan banjir. Berikut ini beberapa sumbangsih pemikiran khususnya dari generasi muda kita yang menarik untuk diperhitungkan dalam membuat kebijakan.
Penanaman vegetasi di sepanjang bantaran sungai akan memperkuat tanah dan mengurangi laju erosi sehingga tidak terjadi pendangkalan sungai patut untuk diperhitungkan. Daerah-daerah aliran sungai dihijaukan demikian pula dengan wilayah sekitar muara sungai yang berbatasan dengan laut menggunakan tanaman bakau. Daerah banjir dan genangan yang meningkat akibat rob bisa dikurangi dampaknya dengan cara ini, selain pembangunan infrastruktur yang sudah seringkali dianggap menjadi cara utama mengatasi banjir. Pada prinsipnya sebenarnya adalah bagaimana caranya agar air yang masuk ke dalam saluran drainase dan sungai tidak sampai meluap. Memperbesar daya tampung saluran drainase dan sungai merupakan salah satu cara utama mengurangi luapan air. Hujan yang jatuh pada suatu permukaan pada suatu wilayah tertentu bisa dihitung berapa volumenya demikian pula dengan daya tampung sungai.85% banjir diakibatkan oleh curah hujan (Ann HS dan PJ Robinson, 1986), oleh karenanya jika kita mengetahui dengan betul bagaimana prinsip siklus hidrologi maka akan banyak mengurangi potensi banjir. Imbas tentang hal tersebut adalah bagaimana menata ruang dan waktu agar terhindar banjir dan genangan.
Sebenarnya banyak kontribusi dari riset-riset yang terkait dengan berbagai bidang termasuk meteorologi, klimatologi dan hidrologi yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan mitigasi dan adaptasi terhadap banjir. Masalahnya kita mau atau tidak untuk memanfaatkan hasil riset.
Contoh yang lain terkait dengan peraturan daerah (perda). Peraturan daerah yang mengatur tata ruang dan peruntukannya sering menjadi masalah karena berbagai kepentingan, siapa yang kuat modalnya dan pengaruhnya maka dia lah yang menguasai perda. Agar berbagai kepentingan tidak tumpang tindih maka harus ada payung hukum nasional yang harus dipatuhi oleh pembuat perda di bawahnya, bila menyimpang langsung dicabut. Tajam ke atas tajam ke bawah. Ini semua perlu pembenahan secara bertahap dan revolusioner agar banjir tidak menjadi langganan kejadian di musim hujan. 

Thursday, January 16, 2020

Turut memikirkan ...

Mahasiswa ITB pun turut memikirkan masalah banjir di berbagai tempat di tanah air, seperti terlihat pada video singkat berikut ini.
Hasil pemikiran mereka akan di share nanti.

Monday, January 6, 2020

Belajar dari pengalaman banjir ...

Hari demi hari telah berlalu, banyak yang tidak bisa melupakan peristiwa bencana banjir tahun baru 2020 yang mungkin akan berulang lagi dalam waktu dekat karena biasanya puncak curah hujan monsoonal terjadi pada bulan Januari dan Pebruari. Ambil contoh untuk kasus Jakarta karena di beberapa tempat terdapat curah hujan lebih dari 200 mm/hari pada tanggal 1 Januari kemarin yang merupakan curah hujan ekstrim. Curah hujan di Halim Perdana Kusumah, Taman Mini Indonesia Indah, dan Pulogadung di Jakarta Timur masing-masing adalah 337, 335 dan 265 mm. Di Kembangan dan Tomang Jakarta Barat masing-masing 265 dan 226 mm, sedangkan di Jatiasih Bekasi Jawa Barat 246 mm. Ini berarti bahwa angka-angka tersebut menunjukkan ketinggian permukaan tanah yang tertutupi oleh air (jika dianggap permukaan Jakarta rata) adalah sekitar 28,46 cm. Dilihat dari angka-angka tersebut maka wajar bahwa Jakarta Timur merupakan wilayah yang mengalami banjir paling parah. Ini belum termasuk memperhitungkan sungai-sungai yang masuk ke Jakarta yang berasal dari luar kota yang lebih tinggi ketinggian permukaannya. Daerah khusus ibukota memang rentan oleh bencana banjir apalagi sebagian wilayahnya ada yang berada di bawah permukaan air laut sehingga ketika pasang naik maka air sungai yang akan masuk ke laut akan tertahan sehingga bisa timbul genangan. Ini akan memperparah keadaan. Selanjutnya, silahkan baca di sini dan di sini.  

Friday, January 3, 2020

Bencana banjir

Hadiah khusus tahun baru kali ini adalah bencana banjir. Mungkin banyak yang tidak menyangka bahwa banjir kali ini bisa sebesar itu. Air sungai meluap dan banyak membanjiri pemukiman warga. Tak pelak lagi maka banyak pihak kerepotan akibat banjir yang demikian besar yang melanda beberapa kawasan khususnya ibukota Jakarta. Banyak mobil terendam sehingga banyak kemungkinan harus masuk bengkel. Rumah-rumah warga termasuki air dan perabotan rumah tangga terendam atau mengapung di dalam rumah. Tak terhitung kerugian yang harus ditanggung warga masyarakat.Bahkan ada yang meninggal karena banjir dan dampaknya. Sarana dan prasarana publik juga mengalami kerusakan sebagian. Selama 3 hari ini khususnya banyak berita beredar tentang banjir di Jakarta dan sekitarnya meskipun di beberapa tempat sebelum tahun baru, sudah mengalami banjir besar seperti yang terjadi di Sumatera.
Sebenarnya masalah banjir ini bukan barang baru, hampir setiap tahun terjadi. Kali ini agak lebih super karena terjadi bertepatan dengan tahun baru saat warga kita begitu gembira merayakan malam tahun baru. Hujan deras yang terjadi tanggal 31 Desember 2019 di Jawa Barat dan Jakarta sangat berdampak pada naiknya permukaan air sungai sehingga air melimpah kemana-mana. Apakah ini merupakan banjir 5, 10, 20, 25 tahunan atau bahkan lebih? Masih harus diteliti lebih lanjut. Tapi yang jelas dengan kondisi lingkungan yang semakin berubah dan sering kurang memperhatikan siklus hidrologi maka tidaklah salah kalau mengatakan bahwa banjir ini akibat masalah musim, lingkungan dan perilaku masyarakat. Perubahan cepat pada lingkungan sehingga air tidak banyak meresap ke dalam tanah, sungai yang banyak mengalami sedimentasi karena ada erosi dan sampah, dan sebab-sebab lain misal pasang surut air laut bisa berkontribusi pada kejadian banjir dan genangan. Oleh sebab itu maka beberapa hal yang bisa dilakukan adalah memperbaiki sepanjang daerah aliran sungai, perilaku masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan sehingga saluran drainase terhambat, mempercepat pembangunan/memfungsikan dengan baik waduk/situ-situ/kolam besar/hidropori/sumur resapan,  mengedukasi masyarakat untuk ikut serta dalam penanggulangan dan mitigasi bencana, dan lain-lain.
Ada baiknya untuk melihat kembali tulisan berikut ini, sebagai perbandingan yang mungkin terjadi di tempat lain. Selain itu tidak lupa saya mengingatkan untuk menyesuaikan pembangunan dengan masalah cuaca, musim dan iklim.
Tak lupa saya sampaikan turut berbelasungkawa, semoga Allah SWT/Tuhan YME mengganti kehilangan harta benda saudara-saudara kita yang rusak/hilang dan semoga yang meninggal husnul khatimah. Aamiin.