Thursday, March 25, 2021

Webinar Hari Meteorologi sedunia

Webinar ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari Meteorologi Sedunia yang jatuh pada tanggal 23 Maret 2021. Tahun ini tema yang diangkat adalah The Ocean, Our Climate and Weather. Silahkan mendaftarkan diri dalam webinar ini. Gratis. Pelaksanaan pada Minggu, 28 Maret 2021 jam 14 WIB sampai dengan selesai. Pendaftaran bisa dilakukan sampai dengan hari Sabtu, 27 Maret 2021 jam 23.59 WIB via link: bit.ly/webinarmeteo           
Disediakan e-sertifikat. 


Ditunggu kedatangannya ya. Salam hangat untuk kita semua.

 

Tuesday, March 23, 2021

Hari Meteorologi Sedunia: meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan

 Hari ini merupakan hari Meteorologi sedunia yang diperingati oleh berbagai negara di dunia ini dengan beragam cara. Tema peringatan tahun ini adalah "Lautan, iklim dan cuaca kita" yang mengingatkan kepada kita peran dari lautan pada iklim dan cuaca dunia. Kita mengetahui bahwa antara hidrosfer dan atmosfer mempunyai konektivitas yang demikian kompleks sehingga mewarnai kehidupan di muka bumi. Interaksi sub-sub sistem iklim yang terdiri dari hidrosfer, atmosfer, lithosfer, kriosfer, biosfer dan humanosfer yang membentuk ikatan dan interaksi yang demikian kompleks sangat dipengaruhi oleh keberadaan matahari yang ada di luar sistem bumi. Tanpa adanya radiasi matahari, tidak mungkin sistem iklim di bumi seperti saat ini. 

Dari tema di atas terlihat betapa pentingnya lautan akan masa depan iklim di muka bumi. Statement dari WMO (World Meteorological Organization) dan bahkan Perserikatan Bangsa Bangsa adalah bahwa laut merupakan masa depan umat manusia. Terlihat bahwa para ahli meteorologi dan negara-negara di seluruh dunia sepakat memandang penting keberadaan laut di tengah-tengah kita. Tanpa lautan maka sistem iklim akan pincang dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam siklus hidrologi misalnya, sebagian besar penguapan berasal dari permukaan laut. Dengan luas lautan yang mencapai 70% permukaan bumi maka peristiwa yang terjadi di laut akan berdampak pula pada peristiwa di darat. Penguapan yang tinggi memicu terbentuknya perawanan yang bila didorong oleh angin menuju daratan maka bisa membentuk hujan orografis ketika membentur pegunungan. Dengan kata lain bila dari massa udara yang bertiup dari wilayah lautan ke arah daratan dan membawa cukup uap air untuk mengalami proses kondensasi di ketinggian atmosfer dekat pegunungan maka terbentuk awan-awan orografis yang notabene bisa menghasilkan efek Foehn pada sisi balik gunung (leeward). 

Peristiwa pembentukan awan-awan konvergensi pun juga dipengaruhi oleh keberadaan lautan. ITCZ yang merupakan zone dimana konvergensi di wilayah tropis terjadi merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh pada cuaca dan musim serta iklim di suatu negara. Indonesia yang terletak di sekitar ekuator banyak dipengaruhi oleh sistem tekanan rendah ini. Gerak semu matahari yang memicu penguapan di suatu tempat (daratan dan lautan) akan menyebabkan adanya pergeseran dari wilayah ITCZ. Wilayah perawanan ini bergeser sesuai dengan gerak semu matahari.

Peristiwa cuaca ekstrim seperti siklon tropis terbentuk ketika salah satunya yakni syarat Palmer terjadi. Suhu permukaan laut harus lebih dari 26.5 derajat Celcius sampai kedalaman 60 meter. Ini hanya dimungkinkan terjadi di wilayah tropis. Beberapa syarat lain agar siklon tropis terjadi antara lain geser angin vertikal rendah, dan kelembapan cukup untuk terbentuknya ketidakstabilan yang besar di atmosfer khususnya pada ketinggian 5 kilometer. Sementara itu untuk wilayah lintang tengah pembentukan siklon luar tropis terjadi dipicu oleh keberadaan sistem frontal.

Pemanasan global yang disebabkan oleh meningkatnya gas-gas rumah kaca di atmosfer membawa dampak besar pada sub sistem di bumi. Mencairnya es di kutub sehingga permukaan air laut meningkat, merendam daratan di wilayah-wilayah kepulauan bahkan dikhawatirkan sepertiga dari wilayah Bangladesh bisa tenggelam bila suhu udara mengalami peningkatan beberapa derajat. Pemanasan global ini menyebabkan sistem iklim dunia berubah. Dengan kata lain pemanasan global yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dan alam menyebabkan adanya perubahan iklim dunia. Inilah yang kemudian banyak disadari oleh para saintis, masyarakat umumnya dan para pemimpin dunia akan pentingnya menjaga lingkungan khususnya lautan agar tetap bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Langkah-langkah kecil namun pasti itu lebih baik daripada langkah besar namun tidak dilaksanakan, hanya sekedar wacana atau mimpi besar saja. Marilah mengambil bagian dalam upaya menyelamatkan makhluk hidup di muka bumi dengan mengambil sejumlah langkah baik kecil maupun besar bersama-sama. Bergandengan tangan di antara pihak pentahelix yakni pemerintah, swasta, perguruan tinggi, komunitas, dan media sangat diharapkan agar terlaksananya pembangunan yang berwawasan lingkungan sehingga dunia masih nyaman dan lestari. 

Tuesday, March 16, 2021

Hujan hari ini

 Kalau hari ini di tempat anda hujan cukup deras, khususnya di pulau Jawa, maka hal tersebut wajar mengingat perawanan cukup tebal terjadi sepanjang pulau Jawa. Hanya sebagian kecil yang tidak tertutup awan bahkan mungkin bebas sama sekali. Ini terlihat pada citra satelit berikut ini:

Sebagian wilayah Sumatera pun juga mengalami hujan demikian pula Kalimantan bagian selatan, sebagian Sulawesi dan Maluku serta Papua. Sebenarnya jika menilik pada kondisi angin yang umumnya relatif kalem (calm) maka hal tersebut wajar saja. Pembentukan awan-awan yang disebabkan oleh awan konvektif yang bercampur dengan awan konvergensi menyebabkan hal tersebut terjadi. Untuk wilayah di sekitar pegunungan juga pengaruh orografi cukup mendukung pembentukan awan hujan. Matahari yang makin mendekati ekuator (namun hari ini masih di selatan ekuator) mendorong perawanan juga makin menuju ekuator. Gangguan tekanan rendah di selatan sampai barat daya pulau Jawa yang terjadi beberapa waktu yang lalu sudah mereda dan ini lebih mendorong pada pergeseran awan yang makin menuju utara. Banjir yang terjadi hari ini di Gresik Jawa Timur diakibatkan oleh hujan deras yang terjadi sejak tadi malam. Oleh karena itu maka tidak boleh tidak, semua pihak harus waspada mengingat sampai dengan bulan April mendatang, bulan basah masih mendominasi wilayah Indonesia, seperti yang diramalkan oleh BMKG. Kalau melihat apa yang tertulis sebelumnya yang menunjukkan bahwa ENSO menunjukkan trend normal dan Indeks Dipole Mode yang menunjukkan nilai netral maka sekali lagi perlu ditegaskan bahwa kondisi saat ini lebih didominasi oleh pengaruh monsoon barat. Bila itu terjadi maka Oktober sampai Maret merupakan musim hujan dan April sampai September merupakan musim kemarau untuk yang mempunyai tipe curah hujan monsoonal. Sedangkan yang mempunyai pola curah hujan tipe ekuatorial yang berada di wilayah sekitar khatulistiwa akan mengalami puncak hujan sekitar bulan April dan Oktober sementara yang mempunyai tipe curah hujan lokal akan mempunyai puncak curah hujan sekitar Agustus. 


Thursday, March 11, 2021

Pola umum cuaca dan musim

 Prediksi berdasarkan kondisi ENSO (El Nino and Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) dapat disampaikan sebagai berikut. Selama bulan Maret 2021, kita telah melampaui puncak La Nina dan menuju kondisi netral demikian pula dengan Dipole Mode nya, hal ini bisa dilihat pada kedua link di bawah ini yakni http://www.bom.gov.au/climate/model-summary/images/ms_nino_07.png dan  

http://www.bom.gov.au/climate/model-summary/images/ms_iod_11.png . Ini berarti bahwa kondisi cuaca dan musim di Indonesia lebih dipengaruhi oleh aktivitas monsoon khususnya dalam hal ini diprediksi sampai bulan Juli. Dan itu berarti bahwa cuaca dan musim akan biasa-biasa saja.  Pada saat ini cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia dipengaruhi oleh angin barat sampai barat laut di belahan bumi selatan dan angin timur laut di belahan bumi utara. Ini menunjukkan bahwa bulan basah masih bisa terjadi, apalagi pada hari-hari ini berkembang pusat tekanan rendah di lepas pantai selatan Jawa, meskipun belum begitu masif yang ditunjukkan dengan belum kuatnya perawanan yang terjadi di wilayah tersebut. Di Nusa Tenggara juga terdapat angin barat daya yang berasal dari Australia yang bertemu dengan angin baratan dari benua Asia. Pola angin sangat terlihat pada wilayah perairan sedangkan di wilayah daratan agak mengalami pola acak akibat gesekan dengan permukaan daratan. Ini terdapat di semua pulau dimana angin permukaan tidak mengikuti betul pola angin umum seperti yang terdapat di atas permukaan laut, terutama di pulau-pulau besar. 

Monday, March 1, 2021

Kejar tayang ...

 Beberapa waktu ini terdapat kesan bahwa apa yang dipublish di media massa seperti kejar tayang, kurang begitu memperhatikan kevalidan data dan informasi. Mungkin ada juga peneliti yang tampaknya juga mengejar publikasi pokoknya berlomba-lomba memberikan keterangan kepada masyarakat tanpa begitu memperhatikan keakuratannya dan dampaknya kepada masyarakat. Pokoknya sudah seperti selebritis atau wartawan yang mengejar sensasi semu. Euforia demokrasi yang menjangkiti banyak pihak menyebabkan seolah seenak sendiri dalam memberitakan dan menyampaikan pendapat tanpa didasari kaidah ilmiah. Dalam kebencanaan misalnya, dengan menganggap bahwa peristiwa yang sama bisa berulang pada tempat yang sama maka seorang yang tidak berkompeten pada bidangnya akan mencari arsip dan pada tanggal tertentu terjadi bencana anu. Maka dengan mendaur ulang tanpa pertimbangan yang matang dia publish informasi tersebut sebagai berita terkini. Orang yang tidak teliti akan menganggap bahwa berita semacam itu baru saja terjadi (tidak melihat tanggal kejadian) sehingga bisa menimbulkan analisa-analisa atau bahkan tindakan yang tidak tepat. Pokoknya bersuara, itu sepertinya yang menjangkiti sebagian masyarakat kita. Padahal yang harus diingat bahwa peristiwa bencana tidak berlangsung secara eksak, misal pada tanggal tertentu tahun lalu atau beberapa tahun lalu, maka tahun ini akan terjadi peristiwa yang sama pada lokasi yang sama. Bumi mempunyai mekanisme sendiri dalam mengatur dirinya dalam mencapai kesetimbangan dan sulit untuk diprediksi dengan tepat kemauannya. Di sisi yang lain, wartawan yang merupakan salah satu garda depan dalam mengawal demokrasi dan rasa nasionalisme serta jiwa membangun, sering terjebak pada keberpihakan pada salah satu pihak, tidak merdeka dalam pemberitaannya. Prinsip kehati-hatian dalam pemberitaan akan mendorong pencapaian keadilan sosial lebih terjaga.