Wednesday, October 12, 2022

Menyongsong kemungkinan rawan pangan dan energi yang lebih hebat

 Salah satu permasalahan utama terkait dengan perubahan iklim ditambah berbagai pertistiwa yang terjadi di dunia ini adalah kerawanan pangan. Faktor lain yang turut terdampak adalah sektor energi. Secara global hal tersebut sudah dirasakan di banyak negara sehingga memicu kekacauan dan kecemasan masyarakat negara-negara tersebut. Alih alih mampu mengatasi masalah, negara tersebut bahkan pemerintahannya sudah ambruk dan warganya berusaha untuk bisa bangkit lagi dengan tertatih-tatih.

https://money.kompas.com/read/2022/07/08/165016126/dunia-krisis-pangan-jokowi-minta-pekarangan-kosong-ditanami?page=all

Peristiwa tersebut tentu saja juga dipikirkan oleh pemerintah Indonesia yang mengajak para pemimpin global untuk mengantisipasi adanya kerawanan pangan akibat pupuk dan perubahan iklim. Pupuk yang dimaksud adalah pupuk kimia yang warga dunia khususnya yang berprofesi petani sangat butuhkan untuk meningkatkan produksi. Perang yang berkecamuk di Ukraina akibat invasi Rusia ke negara tersebut membuat kondisi dunia makin runyam dan belum jelas kapan berakhirnya. Sebagai negara-negara sentra produksi gandum dunia, adanya perang ini menyebabkan pasokan bahan pangan tersebut menjadi terganggu. Karenanya pihak-pihak yang menggantungkan pasokan gandum dari kedua negara tersebut sudah kelabakan dan terganggu perekonomiannya. Apalagi ditambah krisis energi dimana Eropa juga sebagian bergantung pada Rusia. Kondisi yang semakin tidak menentu inilah yang meningkatkan ketidakpastian kondisi dunia yang masih juga berkutat dengan pandemi.

Rawan pangan dan energi merambat kemana-mana, ditambah krisis keuangan. Bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, kondisi ini terasa sangat berat. Semua profesi yang ada di dunia ini terdampak sehingga tidak ada alasan untuk mengeluh. Yang harus dilakukan adalah bagaimana caranya agar semuanya selamat dan lepas dari jeratan berbagai macam krisis tersebut dengan bersatu padu melakukan yang terbaik bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Tidak bisa tidak, yang harus dilakukan adalah meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Yuk bersama sama lakukan yang terbaik bagi negeri kita tercinta.