Hari-hari belakangan ini, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami cuaca buruk. Angin barat bertiup kencang sehingga gelombang lautpun tinggi. Tidak jarang dari berita media massa kita dengar para nelayan tidak berani melaut dan lebih banyak menganggurnya daripada melautnya. Tangkapan ikan menurun, dan akibat hukum pasar permintaan dan penawaran maka harga ikanpun melonjak, bisa mencapai 50%. Ini hal yang wajar saja, karena permintaan tetap tetapi penawaran/ ketersediaan barang (ikan) berkurang maka tentu saja harga akan terdongkrak naik.
Sudah bukan berita baru lagi, jika masa-masa angin barat seperti saat ini, harga ikan naik. Tidak ada solusi yang jitu yang dapat mengatasinya, karena memang cara penangkapan ikan di negara kita masih sangat tergantung pada cuaca. Cuaca buruk maka tangkapan juga buruk. Kita masih belum bisa menyesuaikan diri dengan kondisi alam. Kita belum bisa menjaga pasokan ikan laut yang konstan yang tidak tergantung pada musim. Kapal-kapal nelayan kita masih tradisional sehingga hanya mampu menangkap ikan-ikan yang hanya beberapa mil dari garis pantai. Belum banyak yang mampu mengusahakan kapal pengolah hasil tangkapan ikan di laut yang mampu mengolah ikan saat berlayar. Kita masih kalah dengan negara-negara lain yang kekayaan lautnya kurang tapi teknologinya sudah sangat maju. Bahkan di banyak negara lain, pengangkapan ikan sudah menggunakan teknologi penginderaan jauh dimana digunakan untuk mengetahui daerah-daerah upwelling yang kaya ikan.
Kita sudah mampu mengidentifikasi daerah-daerah upwelling yang kaya ikan, namun teknologi ini masih sangat terbatas diakses oleh masyarakat. Apalagi kalau kita lihat, resolusi daerah tangkapan masih terlalu kasar sehingga hanya kapal tertentu dengan kemampuan tinggi bermanuver yang bisa memanfaatkannya. Andaikata resolusinya tinggi maka akan makin banyak para nelayan yang mampu memanfaatkannya.
Selain teknologi penginderaan jauh dikembangkan untuk tujuan penangkapan ikan tersebut, pranata mangsa untuk penangkapan ikan sudah sewajarnya dikembangkan pula oleh para nelayan. Pengetahuan-pengetahuan tradisional yang selama ini para nelayan peroleh dari praktek sepatutnya untuk dicatat dan dijadikan patokan. Ini mirip dengan pranata mangsa yang dikembangkan para petani di pulau Jawa. Moga-moga dengan cara demikian maka tangkapan ikan juga akan terjaga kestabilannya dan masyarakat nelayan meningkat taraf hidupnya.
No comments:
Post a Comment