Mengamati perkembangan musik di tanah air sangatlah membanggakan hati. Tak ada kata-kata yang cukup untuk dapat menggambarkan bahagianya hati ini. Musik Indonesia telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Hampir tidak dapat dijumpai lagu-lagu barat dalam kancah dunia musik yang disiarkan televisi. Kotak ajaib ini benar-benar mengekspos dunia musik Indonesia dari musik yang dimainkan oleh band-band yang tidak begitu dikenal sampai yang sudah sangat dikenal masyarakat seperti Peterpan, Wali, ST12, Gigi,dll. Apresiasi masyarakat terhadap dunia musik juga luar biasa. Gelora dan hasrat generasi muda untuk mempelajari musik dan dunia tarik suara membumbung tinggi. Sebagian artis dan aktor sinetron dan film ramai-ramai mempelajari dan mengembangkan bakatnya di dunia hingar bingar ini.
Tapi di sisi lain, terselip kesedihan melihat begitu terpuruknya lagu anak-anak. Kita jumpai banyak anak lebih fasih menyanyikan lagu-lagu dewasa yang bertutur tentang percintaan daripada lagu anak-anak seperti waktu era jaya-jayanya Papa T Bob, misalnya. Kita lihat acara lomba anak-anak di stasiun televisi, anak-anak menyanyikan lagu-lagu dewasa tanpa diubah sedikitpun syairnya. Anak-anak "dipaksa" untuk mengerti lebih dini tentang kisah-kisah orang dewasa. Apa jadinya anak-anak kita nanti? Kudengar bahwa tidak berkembangnya industri musik dan lagu anak-anak karena merebaknya dan membudayanya industri bajakan di tanah air. Tampaknya pembajakan ini sangat sulit diberantas karena masyarakat luas sendiri sudah menganggap bahwa bajakan merupakan solusi alternatif yang "wajar" untuk mendapatkan barang dengan kualitas yang serupa dengan cara yang mudah, murah dan terjangkau.
No comments:
Post a Comment