Pertanyaan semacam ini sering tidak dimengerti apa artinya. Bahkan seringkali para mahasiswa meteorologi pada sidang-sidang sarjana tidak tahu apa artinya padahal hal semacam ini sangat prinsip. Dalam pencatatan data curah hujan baik secara manual maupun otomatis selalu muncul angka-angka tertentu, entah 0 entah bilangan yang lain. Arti dari bilangan tersebut (misal 5 mm) adalah bahwa ketinggian curah hujan pada suatu permukaan seluas satu meter persegi adalah 5 mm dengan catatan tidak ada infiltrasi, run off, dan evaporasi + transpirasi. Dengan demikian maka bila suatu kota mempunyai luas X kilometer persegi dan menerima curah hujan merata 5 mm maka bisa dihitung berapa volume air hujan yang jatuh di kota tersebut. Aplikasinya adalah bila volume curah hujan tersebut digunakan untuk tujuan pertanian, misal untuk memenuhi kebutuhan irigasi tanaman padi, maka bisa dihitung berapa luas lahan tanaman padi yang bisa diairi.
Obyektif, Independen, Sportif, Berpikir Positif, Berjiwa BESAR
Sunday, July 5, 2015
Wednesday, July 1, 2015
Pengalaman menumpang pesawat Hercules ABRI
Kecelakaan pesawat yang menimpa Hercules TNI AU mengingatkanku pada saat pertama kali aku naik pesawat Hercules tersebut era tahun 1997an. Saat itu aku mewakili Rektor ITB dalam acara peresmian monumen Latsitarda bersama para pembesar AKABRI dan ABRI di Propinsi Riau. Latsitarda adalah Latihan Integrasi Taruna Dewasa, yakni suatu kegiatan semacam Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang melibatkan para taruna keempat angkatan (Akmil, AAL, AAU, Akpol), STPDN, dan perguruan-perguruan tinggi daerah ditambah dengan beberapa perguruan tinggi seperti UI, ITB, dan UGM, serta ITS. Peresmian monumen dilaksanakan oleh Jendral Feisal Tandjung (almarhum). Ketika berangkat menuju Pekanbaru dilakukan dengan pesawat komersial yang kemudian dilanjutkan jalan darat ke Dumai. Pada saat selesai acara peresmian tersebut, tamu undangan termasuk aku di antaranya, diangkut dengan pesawat Hercules menuju Jakarta (bandara Halim Perdanakusumah). Satu pesawat denganku adalah para gubernur keempat angkatan (pak Djoko Soebroto, pak Soedarsono, pak Chepy Hakim, pak ... (lupa namanya, beliau gubernur Akpol), ketua STPDN (pak IGK Manila), dan PR III ITS. Dan, kemudian setelah menurunkan beliau-beliau, aku diangkut pesawat bersama ketua STPDN ke Bandung. Pengalaman yang aku alami dengan menggunakan pesawat Hercules tersebut adalah bahwa pesawat tersebut nyaman untuk dinaiki, mungkin karena waktu itu musim kemarau dan tidak banyak perawanan serta turbulensi. Tidak ada goncangan yang berarti, meskipun tempat duduknya memang dirancang untuk tujuan militer. Aku pikir mungkin pesawat-pesawat sejenis yang mengalami kecelakaan di Medan kemarin siang. Usia tua, meskipun dirawat dengan baik tidak menjamin bisa beroperasi dengan optimal. Sudah selayaknya pemerintah memperkuat TNI dengan peremajaan alutsista modern. PT Pindad dan PTDI serta industri-industri strategis yang lain harus didorong dan disokong dengan pendanaan yang memadai. Tanpa itu semua, negara kita makin rapuh dan rentan terhadap serangan militer dan gangguan keamanan dari negara lain. Contoh-contoh nyata sudah di pelupuk mata. Jadi tunggu apa lagi??? Mumpung pak Habibie dan generasi penerusnya yang bertebaran di berbagai negara produsen pesawat masih ada dan mempunyai semangat nasionalisme yang tinggi.
Subscribe to:
Posts (Atom)