Latar belakang dan motivasi
Abad 21 merupakan abad teknologi informasi; setiap orang
dari mulai balita sampai orang-orang jompo terpapar oleh informasi yang
disampaikan melalui media masa dan media sosial. Selama 24 jam sehari,
pemberitaan dan pertukaran informasi terjadi melalui media elektronik dan media
cetak. Oleh karena itu seolah-olah tidak ada batas negara dalam hal informasi.
Namun informasi-informasi tersebut bercampur aduk, ada yang benar dan ada pula
yang salah/hoaks. Bahkan tidak jarang informasi diselewengkan untuk
tujuan-tujuan yang tidak benar dan merusak. Karenanya dibutuhkan filter dan
tameng untuk melindungi masyarakat dari informasi yang tidak benar dan merusak
tersebut dengan memberikan pemahaman yang benar salah satunya tentang
kebencanaan kepada generasi muda. Peran dari penyampai berita baik perorangan
maupun lembaga tentu sering menyebabkan kekisruhan di masyarakat. Dengan
perkembangan teknologi yang demikian pesat, peroranganpun bisa menjadi
penyampai berita yang sangat cepat. Ini merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat khususnya generasi mudanya dan awak
media dalam meningkatkan mutu pemberitaan. Diharapkan dengan meningkatkan
pemahaman tentang bencana kebumian di Indonesia dan sekitarnya bagi para
generasi muda di pondok-pondok pesantren ASWAJA maka sedikit demi sedikit
pemahaman masyarakat dan generasi muda akan masalah kebencanaan menjadi lebih
baik. Generasi muda menjadi mitra
strategis dalam menyampaikan berita tersebut
https://jakarta.bisnis.com/
Deskripsi masalah dan Tujuan
Beberapa tahun terakhir ini fenomena cuaca dan iklim ekstrim
seperti banjir, kekeringan, angin kencang, angin puting beliung dan siklon
tropis serta bencana kebumian yang lain seperti gempa bumi, letusan gunung api,
tsunami makin sering melanda dunia. Pemberitaan tentang hal tersebut dapat
dijumpai di berbagai macam media masa seperti koran, majalah, buletin,
televisi, radio dan media sosial lainnya seperti twitter, facebook, dll. Dengan
demikian maka hampir semua kalangan masyarakat terpapar oleh pemberitaan
tersebut. Namun sayangnya, sering pemberitaan tersebut tidak tepat sehingga
informasi yang diterima masyarakat juga tidak tepat. Akibatnya pemahaman
masyarakat tentang fenomena cuaca dan iklim serta bencana kebumian yang lain
menjadi tidak tepat juga. Ini merupakan tanggungjawab kita bersama; pemerintah,
dunia pendidikan yang terkait dengan ilmu dan teknologi kebumian, masyarakat
khususnya generasi muda dan media masa
(khususnya wartawan) untuk meluruskannya.
Pemberitaan yang sering tidak tepat menggelitik kami untuk
mencoba meningkatkan mutu dan meluruskannya melalui kegiatan ceramah interaktif
ke pondok-pondok pesantren ASWAJA agar generasi muda kita melek atau paham
tentang bencana-bencana tersebut yang terjadi di Indonesia. Diharapkan ada efek
bola salju dari kegiatan ini dalam memahami fenomena alam dan mensikapinya.
Metodologi
Pemahaman masyarakat tentang bencana kebumian khususnya
akibat cuaca dan iklim akan sedikit demi sedikit menjadi lebih baik karena
perbaikan pemahaman generasi muda tentang berita yang sampai kepada mereka. Ini
karena setiap saat warga masyarakat terpapar oleh berita, tidak terkecuali
berita tentang bencana alam tersebut. Oleh karena itu, santriwan dan santriwati
pondok pesantren ASWAJA merupakan mitra strategis bagi perguruan tinggi. Berita
dan informasi tersebut akan dengan cepat dapat diluruskan bila semakin banyak
generasi muda memahami dengan benar dan saling bahu membahu bekerjasama dalam menyampaikan berita dan
informasi yang benar kepada masyarakat luas melalui berbagai forum dan media.
Target luaran: video pembelajaran dan buku serta publikasi
di media massa
Kelompok sasaran : generasi muda pontren ASWAJA di Jabar,
Jateng, DIY dan Jatim serta propinsi-propinsi lain di Indonesia
Outcome:
Diharapkan dengan mengikuti kegiatan ini pemahamansantriwan/santriwati pontren ASWAJA tentang bencana kebumian makin meningkat.