Sebagian dari kita tentu telah pernah naik pesawat terbang, bukan? Tentu kita tahu (semoga!) bahwa pesawat terbang tersebut tidak akan diterbangkan dalam kondisi cuaca tidak memungkinkan misal cuaca buruk sehingga tidak aneh jika saat bandara dan sekitarnya diselimuti kabut tebal, pesawat akan mengalami delay.
Penerapan meteorologi dan klimatologi terhadap dunia penerbangan sebenarnya dimulai dari ketika pembangunan lapangan terbang/ bandara. Dengan menganggap perlunya bandara di bangun di suatu tepat, lokasi terbaik bergantung pada sejumlah faktor yang saling berhubungan. Tinggi permukaan daratan dari permukaan laut, tidak adanya halangan di sekitarnya, akses ke pusat kota relatif mudah merupakan faktor-faktor yang diperhatikan. Namun tentu saja aspek penting yang ditinjau adalah iklim di wilayah tersebut. Faktor-faktor yang disebut tadi bisa merupakan faktor yang berkaitan dengan angin dan visibilitas/ jarak pandang horizontal. Kabut lebih sering terbentuk di wilayah lembah yang luas,dan jika lokasi bandara terdapat pada sisi gunung dimana terdapat industri-industri yang banyak mengeluarkan asap maka visibilitas akan makin terganggu. Pengetahuan tentang iklim di suatu lokasi memungkinkan kita untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh adanya cuaca dan iklim yang merugikan seperti visibilitas yang rendah, turbulensi, badai guruh, geser angin, dan downburst. Angin menentukan orientasi terbaik landas pacu agar pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat dengan selamat. Arah dan laju angin (kecepatan) rata-rata perlu dipertimbangkan dan angin yang datang dari banyak arah namun tidak dominan tidak banyak mempengaruhi pesawat apalagi yang berbadan besar. Jika suatu lokasi sedang tidak cocok untuk tempat pendaratan misal cuaca sedang buruk, biasanya pesawat akan mendarat di bandara di sekitarnya (bandara alternatif).
Sebelum dan selama penerbanganpun, seorang pilot dibekali dengan informasi cuaca di bandara dan sekitarnya, dalam jalur penerbangan dan di lokasi tujuan. Pilot yang benar-benar profesional tidak akan berani menerbangkan pesawat jika mendapatkan informasi cuaca yang diperkirakan akan membahayakan penumpang. Telah ratusan kali kejadian pesawat terbang jatuh akibat fenomena cuaca di dunia ini. Oleh karena itu informasi cuaca merupakan informasi yang sangat penting dalam dunia penerbangan.
Ketinggian penerbangan juga diperhatikan agar pesawat tidak terlalu dipengaruhi oleh fenomena cuaca khususnya perawanan, turbulensi, downburst dsj. Semua jenis pesawat menghindari awan-awan jenis Cumulonimbus. Bahkan beberapa tahun yang lalu, Concord sempat beberapa waktu selalu terbang pada lapisan stratosfer. Namun mengingat dampaknya pada pencemaran di lapisan tersebut dan kemungkinan perusakan ozone maka kemudian dibekukan penerbangannya.
No comments:
Post a Comment