Diprakirakan bahwa La Nina di samudra Pasifik tropis akan berlanjut sampai musim semi di belahan bumi utara tahun 2011 dan mencapai puncaknya pada bulan November sampai Januari ini. Ini membawa dampak pada peningkatan perawanan konvektif di atas wilayah Indonesia sehingga wilayah ini akan mengalami banyak hujan konvektif yang disertai petir kalau pemanasan permukaan bumi oleh radiasi matahari juga cukup kuat.
Namun jika melihat bahwa diprakirakan Indian Ocean Dipole Mode yang negatif sampai akhir tahun 2010 ini dengan pola anomali hujan yang sangat jelas, maka ini menambah curah hujan di Indonesia khususnya di wilayah Indonesia bagian barat seperti Jawa dan Sumatera. Kombinasi yang kuat antara La Nina dan IOD negatif ini membawa dampak pada turunnya curah hujan yang cukup besar di sebagian wilayah Indonesia. Apalagi mengingat monsoon barat laut yang melanda sebagian wilayah Indonesia bagian barat. Pola IOD negatif yang diprakirakan meluruh pada tahun depan, akan cukup banyak mempengaruhi curah hujan di Jawa dan Sumatera serta Kalimantan bagian barat. Di wilayah-wilayah tersebut curah hujan akan berkurang, namun mengingat pengaruh monsoon yang juga kuat yang membawa hujan di wilayah Indonesia maka dampak pengurangan hujan akibat IOD tersebut tidak akan banyak terasakan. Di wilayah Indonesia timur yang banyak dipengaruhi oleh La Nina daripada oleh IOD menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan di wilayah tersebut. Bukan tidak mungkin di sebagian wilayah Indonesia akan terjadi banjir, puting beliung, angin kencang, dan petir. Masyarakat harus lebih waspada untuk itu dan lebih memperhatikan masalah lingkungan agar musibah dan dampak yang terjadi dapat diminimalisir.
Catatan: prakiraan ini didasarkan atas analisa dari prakiraan La Nina dan IOD yang dikeluarkan oleh NOAA dan JAMSTEC.
No comments:
Post a Comment