Seperti sudah diduga sebelumnya, pertemuan di Cancun Meksiko untuk membahas hal yang terkait dengan pemanasan global dan perubahan iklim kali ini tidak banyak beranjak dari pertemuan di Copenhagen Denmark. Ada kesepakatan, tetapi tidak mengikat secara hukum artinya boleh dilaksanakan boleh juga tidak; yang menyerukan negara-negara kaya untuk mengurangi emisi gas rumah kacanya seperti yang telah ditetapkan di Copenhagen Accord dan untuk negara-negara sedang berkembang merencanakan untuk mengurangi emisinya untuk membatasi pemanasan global sampai kurang dari dua derajat celcius di atas level pra industri. Termasuk juga persetujuan untuk mengajukan $100 milyard setahun dana untuk membantu negara-negara miskin dalam mengurangi emisi GRK dan beradaptasi.
Dari pembicaraan di forum pertemuan, yang berkembang saat ini sudah bukan masalah saintifik lagi namun sudah menyangkut masalah hukum. Debat bukan lagi masalah ilmiah tentang pemanasan global dan perubahan iklimnya namun sudah menjurus bagaimana setiap negara mempertahankan diri jikalau negara tersebut diserang dari segi hukum. Oleh karena itulah wajar seandainya banyak negara khususnya negara-negara yang maju industrinya dan banyak mengeluarkan emisi gas rumah kaca berusaha agar kesepakatan yang terjadi tidak mengikat secara hukum. Karena jikalau kesepakatan tersebut mengikat secara hukum, bukan tidak mungkin suatu negara yang telah menyepakatinya akan dapat dituntut di pengadilan internasional. Ini yang nampaknya dikhawatirkan oleh negara-negara maju tersebut. Kesadaran bahwa bumi kita satu dan kesadaran lingkungan memang sudah menjadi gerakan global, namun tidak sangat cukup kuat untuk dilaksanakan dengan kegiatan nyata karena berimbas pada banyak aspek suatu negara. Namun walaupun tidak terjadi kesepakatan yang mengikat secara hukum, saya yakin suatu negara dengan kesadaran diri dan masayarakatnya berusaha untuk mengurangi dampak aktivitas kehidupannya dengan pola ramah lingkungan, walaupun belum secepat yang kita harapkan bersama.
Bagaimana tanggapan surat kabar asing mengenai kesepakatan di Cancun ini dapat dibaca pada surat kabar berikut ini.
"The New York Times described the agreement as being both a "major step forward" given that international negotiations had stumbled in recent years, and as being "fairly modest" as it did not require the changes that scientists say are needed to avoid dangerous climate change".
No comments:
Post a Comment