Thursday, February 25, 2021

Bersiap terhadap bencana mendatang

 Dalam beberapa waktu ini telah terjadi bencana alam banjir di beberapa wilayah di Indonesia. Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa telah terjadi banjir di wilayah Kalimantan Selatan yang merusak banyak sarana prasarana di propinsi tersebut akibat berbagai masalah lingkungan. Peristiwa banjir juga melanda Jakarta, Nganjuk (Jawa Timur), Pekalongan, Kudus dan Semarang (Jawa Tengah). Semuanya diakibatkan oleh curah hujan yang lebat, tidak tertampungnya air oleh saluran drainase, permasalahan kerusakan lingkungan akibat perubahan tata guna lahan dan perilaku masyarakat, Semoga peristiwa ini tidak berulang lagi dalam waktu mendatang mengingat curah hujan makin berkurang dari waktu ke waktu khususnya untuk wilayah yang mempunyai curah hujan monsoonal.

Di wilayah Sumatera Utara sudah mulai terjadi kebakaran hutan. Ini menunjukkan ada daerah-daerah yang sudah menginjak musim kemarau dan bila mengingat apa yang diramalkan oleh BMKG maka hal ini memang patut untuk diwaspadai dan ditindaklanjuti. Perhatikan gambar berikut ini:

Terlihat bahwa wilayah Indonesia yang berada di Utara ekuator diprakirakan pada dasarian ketiga bulan Pebruari ini sudah mengalami curah hujan yang rendah kurang dari 50 mm sehingga peluang dari terjadinya kering dan kekeringan meningkat. Kalau dilihat baru pada bulan Maret, April dan Mei 2021 terjadi El Nino lemah dan Dipole Mode menunjukkan arah menuju IOD positif maka kemungkinan kering meningkat dan menjadi bulan-bulan kering meskipun tidak ekstrim.


Sunday, January 17, 2021

Kita kurang ajar

  Kurang ajar ... kata itu sering disampaikan oleh orang tua kepada anaknya atau seseorang kepada orang lain yang melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan atau menyinggung perasaan. Sering diartikan pula sebagai umpatan terhadap seseorang. Tapi maksudnya dalam hal ini adalah "kurang belajar" ... kita kurang belajar dari teori atau praktek yang sudah berlangsung beberapa waktu atau jauh-jauh hari sebelumnya. Misalnya dari kasus longsor. Longsor terjadi pada area yang memiliki kelerengan tertentu, penguat tanah tidak berfungsi dengan baik (vegetasi), karakteristik tanah (tekstur dan struktur) yang memudahkan hujan menggerus dan membawa tanah ke tempat lain atau lebih rendah atau sebab gempa. Lingkungan yang rusak  ditandai dengan kondisi kalau musim hujan banjir atau longsor sedangkan saat musim kemarau kekeringan serta sedikitnya/berkurangnya jumlah mata air yang ada. Siklus hidrologi pada berbagai skala menjadi berubah dan makin menyulitkan memperoleh air bersih secara alami merupakan tanda-tanda alam yang sudah selayaknya untuk dipahami dan dibaca serta ditindaklanjuti bahwa alam sudah mengalami kerusakan.

Pembangunan infrastruktur yang tidak terkendali dan penataan ruang yang tidak terkontrol merupakan sebab lain yang cukup besar pengaruhnya pada bentang alam dan siklus hidrologi. Perhatikan gambar berikut ini yang menunjukkan bahwa luas hutan dari waktu ke waktu mengalami pengurangan yang sangat signifikan. Kebakaran hutan dan lahan, konversi hutan menjadi lahan pertanian dan perkebunan, penebangan liar dan kalahnya laju penghijauan kembali dengan laju kerusakannya merupakan penyebab yang sampai sekarang belum mendapatkan porsi perhatian yang lebih dari semestinya. cmiiw


Menyimak dari gambar tersebut maka wajar bila seandainya di Kalimantan akan makin sering terjadi banjir di wilayah-wilayah yang selama waktu sebelumnya belum pernah mengalaminya. Bila tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin bencana alam akan merupakan langganan bagi mereka yang menghuni kawasan tersebut. 

Mari belajar dari pengalaman dan mengambil langkah konkrit dalam mengupayakan agar kawasan pulau Kalimantan dan pulau-pulau lain di Indonesia tidak menjadi langganan bencana alam.