Wednesday, October 5, 2016

Adakah hubungan antara monsoon, dipole mode dan ENSO??

Ketiga fenomena tersebut (Monsoon, Dipole Mode dan ENSO) sangat seksi untuk diteliti lebih jauh. Monsoon yang banyak berpengaruh pada musim yang bersirkulasi dalam arah utara - selatan (meridional) dan Dipole mode plus ENSO yang berpengaruh pada sirkulasi khususnya yang berarah barat - timur (zonal) seringkali berinteraksi secara unik. El Nino dan Dipole mode (+), El Nino dengan Dipole mode (-), La Nina dan Dipole mode (+), La Nina dan Dipole mode (-), yang berinteraksi dengan monsoon membuat suatu kondisi yang demikian kompleks. Dipole mode yang merupakan fenomena di samudra Hindia ekuator lebih berpengaruh pada sisi Indonesia bagian barat, sedangkan El Nino/La Nina banyak mempengaruhi musim di Indonesia bagian timur. Kedua fenomena tersebut masih belum diketahui bagaimana proses pembentukannya. Yang sudah diketahui dengan cukup baik adalah bagaimana perilaku dan dampak fenomena-fenomena tersebut pada cuaca dan musim di berbagai belahan dunia.
Akan menjadi bahan penelitian yang baik jika kita mampu menggambarkan bagaimana pola interaksi tersebut. Letak zona konvergensi dan divergensi yang ditandai dengan pola perawanan yang terjadi di kawasan tersebut merupakan hal yang sangat menarik untuk dikaji. Coba perhatikan gambar berikut ini. Ketika Dipole mode positif, suhu permukaan laut di wilayah Indonesia rendah sehingga sulit terbentuk awan. Sementara di sebelah timur Afrika ekuator suhu permukaan lautnya lebih tinggi sehingga mudah terbentuk perawanan. Hal yang berlawanan terjadi pada Dipole mode negatif. Wilayah Indonesia dan Australia banyak terbentuk awan.

Saat ini terlihat bahwa zona anomali suhu permukaan laut di Nino 3.4 menunjukkan negatif yang berarti bahwa La Nina sedang terjadi. Karena ini terjadi maka perawanan banyak terbentuk di atmosfer Indonesia. Kombinasi antara Dipole negatif, La Nina, dan monsoon (apalagi bila monsoon Asia) akan membawa pengaruh pembentukan awan hujan yang dahsyat. Beruntunglah bahwa kombinasi seperti ini jarang terjadi sehingga efeknya tidak terlalu dahsyat.
Tertarik untuk meneliti hal ini? Ayo kalau kita mau bersama-sama menelitinya.

Sunday, October 2, 2016

Mengapa sering hujan saat ini di tanah air ??

Bila melihat pola streamline saat ini, mungkin banyak orang berdasarkan buku-buku geografi dan ilmu bumi lainnya, bertanya-tanya ... cuaca di Indonesia seharusnya masih kurang hujan dan masih memasuki musim kemarau. Tapi mengapa ini tidak? Coba lihat link berikut


Angin masih bertiup dari arah tenggara/benua Australia. Tapi coba lihat di link berikut:

Terlihat bahwa bahwa banyak awan tebal yang berpotensi hujan banyak terserak di atas wilayah Indonesia. Wilayah pulau Jawa dan sebagian Sumatera praktis tertutup awan-awan penghasil hujan. Tidak heran di wilayah-wilayah tersebut banyak terjadi hujan dari ringan sampai sangat deras. Kota kalian mengalaminya?? Di Nusa Tenggara Barat dan Timur praktis tidak ada/tidak banyak awan-awan hujan seperti kumulonimbus dan nimbostratus. Oleh karena itu jika kalian saat ini terbang ke beberapa pulau di Indonesia, akan banyak mengalami guncangan pesawat. Tapi percayalah bahwa pesawat saat ini dilengkapi dengan teknologi mutakhir sehingga peluang terjadinya kecelakaan pesawat akibat faktor cuaca bisa diminimalisir.
Mengapa banyak awan di sebagian besar wilayah Indonesia? Ini tak lain karena menghangatnya temperatur permukaan laut di kawasan Indonesia dan sekitarnya, di atas 26oC. Dengan demikian maka terdapat proses transfer panas dan kebasahan ke udara dari permukaan air laut sehingga membentuk awan-awan.

Jadi sekali lagi wajarlah bahwa di wilayah kita banyak awannya yang terdorong oleh angin tenggara sampai barat daya ke atas daratan. Pengaruh topografi juga makin mendukung banyak hujan di bagian windward.
Dipole mode negatif juga mendukung terbentuknya perawanan di barat Sumatera. Kok bisa? Kenapa ya? Coba yang ini jawab ya.
Di Samudra Pasifik ekuator meskipun zona lidah dingin di daerah Nino 3.4 tidak begitu besar namun mengindikasikan masih adanya La Nina di wilayah ini. Coba lihat gambar berikut ini:

Pada saat La Nina biasanya memang wilayah atmosfer Indonesia bertekanan rendah sehingga makin memudahkan terbentuknya perawanan hujan. So sudah jelas khan? Itu saja dulu dech saat ini. Oh ya, masih ditunggu pertanyaan-pertanyaan tentang La Nina sampai pertengahan Oktober ya. Salam sukses selalu.