Friday, January 15, 2016

Pertanyaan-pertanyaan tentang El Nino dan La Nina

Sidang pembaca yang budiman ... saya diminta oleh Penerbit ITB untuk memperbarui buku kecil saya "Sudah benarkah pemahaman Anda tentang El Nino dan La Nina?" yang saya tulis tahun 1998. Berkaitan dengan hal tersebut, saya minta bantuan kalian untuk mengajukan berbagai pertanyaan kepada saya terkait dengan El Nino dan La Nina. In sya allah saya akan jawab melalui buku yang akan diterbitkan tahun 2016.
Kunanti ya di: joko.wiratmo@meteo.itb.ac.id
Salam hangat penuh semangat dariku di Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

Media masa sangat dibutuhkan untuk ...

Saat sekarang ini peran media masa sangat meningkat tajam. Semua berita baik menyangkut kegiatan politik, ekonomi, sosial kemasyarakatan, pertahanan dan keamanan dan lain-lain sudah merupakan sajian sehari-hari dan tidak mengenal waktu. Dari mulai pagi hari, siang, sore, malam bahkan dini hari kita terpapar oleh segala macam berita baik dari media cetak maupun elektronik. Sayangnya kadangkala (atau bahkan mungkin terlalu sering) sisipan-sisipan pesan dari pemilik media terpampang luas di depan mata. Bukan hal sulit untuk membuktikan adanya pertentangan arus antara pihak media yang pro pemerintah dan yang kontra pemerintah. Di media sosial seperti twitter dan facebook juga banyak bertebaran pendapat atau berita antara pendukung dan yang kontra. Ini semua adalah berkah dari efek globalisasi dan keterbukaan informasi di negara kita. Jarang ada orang yang ditangkap karena pendapat-pendapat pribadinya yang menyudutkan pihak tertentu. Meskipun demikian sudah merupakan hal yang wajar jika media masa tidak malah mengompori suatu kasus tertentu namun harus lebih bertanggungjawab atas segala isi yang disampaikan kepada masyarakat. Masyarakat juga seharusnya kritis terhadap berita yang beredar.
Dalam dunia ilmu pengetahuan, teknologi dan seni peran media ini juga sangat dibutuhkan. Ilmu dan teknologi kebumian sangat penting perannya dalam memahami tentang kondisi bumi dan perilakunya. Bencana alam yang sering terjadi di bumi Indonesia dan belahan bumi lainnya seringkali tidak diberitakan dengan baik karena keterbatasan sudut pandang para awak media. Dengan latar belakang yang sangat beragam, maka sulit untuk para awak media mampu mengemas berita tentang bencana alam dengan manis dan kaya informasi. Substansi berita jauh lebih sering memberitakan aspek-aspek sosialnya, bukan masalah bencana alam itu sendiri. Tidak salah memang hal seperti disebut di atas, namun bila aspek-aspek bencana alamnya juga turut dikupas maka masyarakat bisa tercerdaskan dan bisa turut berperanserta dalam mitigasi dan adaptasi terhadap kemungkinan bencana alam serupa terjadi. Oleh karena itu maka pendidikan dan pelatihan untuk awak media sangat diperlukan untuk  meningkatkan kemasan berita yang kaya informasi tentang suatu peristiwa bencana alam. Konsultasi dengan para pakar yang didukung oleh pemahaman wartawan yang lebih baik tentang fenomena bencana bisa mengurangi kesalahan dalam pemberitaan.