Banyak yang berubah sejak virus corona menjadi pandemi global. Banyak sendi-sendi kehidupan menjadi bergeser atau berubah sama sekali yang menyebabkan berbagai macam shock pada masyarakat. Masyarakat kita belum terbiasa dengan situasi dimana manusia sebagai makhluk sosial dibatasi ruang geraknya. Di banyak negara, situasi sudah seperti berada pada ruang tahanan kota dimana pergerakan manusia sangat terbatas dan sunyi sepi, apalagi bila sudah menerapkan cara lockdown. Di Indonesia sudah 10 ribuan yang terpapar positif virus corona yang tersebar terutama di pulau Jawa yang memang paling padat penduduknya dibanding pulau-pulau lainnya. Sekitar seribuan sudah meninggal dunia dan lebih dari tiga kali lipatnya sudah sembuh. Segala macam usaha telah dilakukan. Di bidang ekonomi sejumlah kebijakan telah diambil agar kegiatan ekonomi masyarakat tidak terlalu terpengaruh pada pandemi. Dalam bidang pendidikan, berbagai aksi telah dilakukan dengan lebih mengedepankan belajar mengajar dengan sistem online. Berbagai kendala telah dan sedang dihadapi mengingat ada wilayah tertentu di tanah air yang belum teraliri listrik dan jaringan internet. Bahkan ada kabar duka, ketika seorang mahasiswa meninggal karena jatuh dari atap masjid saat ia mencari sinyal internet untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Ada pula yang harus berjalan cukup jauh beberapa kilometer untuk mencari sinyal internet. Banyak wilayah masih mempunyai blankspot sehingga tidak bisa mengakses internet dengan baik. Ada juga seorang pengajar sekolah dasar guna memenuhi target silabus mata pelajarannya, ia berkunjung dari rumah ke rumah anak didiknya karena orang tua anak didiknya tidak mampu membeli handphone. Masih banyak kendala untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar online tersebut. Banyak yang masih gagap akan kebiasaan yang dipaksakan tersebut.
Banyak pertemuan, rapat, seminar dan sebagainya menggantungkan pada aplikasi tertentu misalnya zoom, yang sangat populer saat ini mengalahkan aplikasi lainnya. Media sosial lainnya juga sangat membantu mengatasi berbagai perubahan budaya tersebut.
Dalam bidang kesehatan juga terjadi perkembangan berarti misalnya pada pembuatan alat pelindung kesehatan, ventilator dan berbagai sarana prasarana lainnya. Salah satu versi ventilator saat ini telah melewati uji klinis dan segera memasuki produksi massal. Berita menggembirakan ini tentu juga akan memicu perkembangan lain di bidang farmasi obat-obatan yang selama ini lebih banyak import dibanding memproduksi sendiri padahal ketersediaan bahan baku obat sangat melimpah di Indonesia. Obat-obatan herbal juga berkembang pesat dan menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi berbagai penyakit yang dialami masyarakat saat ini. Merombak budaya importir menjadi produsen dan eksportir memang tidak mudah. Butuh tekad kuat dari semua pihak untuk bisa mandiri. Tata niaga obat-obatan dan produk farmasi yang lain juga mesti harus diatur ulang agar tidak terjadi kartel yang sangat merugikan masyarakat. Upaya ini harus dilakukan dari dalam dan dari luar sistem tersebut. Selama masih ada pihak-pihak yang bersikap seperti lintah darah maka masih tidak mudah untuk dibenahi. Sekali lagi perlu perombakan total namun dengan sangat hati-hati mengingat obat bagi orang yang sakit sudah seperti makanan sehari-hari.
Dalam usaha menggerakkan ekonomi pula maka khususnya usaha mikro, kecil dan menengah mendapatkan perhatian khusus. Berbagai skema juga telah dilakukan untuk mengurangi dampak covid ini. Sektor pekerja juga telah mendapatkan perhatian khusus melalui program kartu prakerja. Berbagai pihak disasar oleh kartu ini khususnya yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat perusahaannya mengalami kemunduran produksi dan sebagainya. Meski mengalami silang sengketa terhadap niat mulia penerapan pelatihan pra kerja namun program ini tetap jalan terus. Diharapkan tercipta wirausahawan baru yang turut menggerakkan ekonomi masyarakat kelas bawah. Tapi harus dicatat bahwa sebenarnya anggaran pelatihan masih bisa sangat diefisienkan. Bukan tidak mungkin suatu saat materi pelatihan online tersebut akan dibuka untuk publik, tidak hanya yang mendapatkan kartu prakerja saja.
Persaudaraan antar sesama umat manusia juga makin meningkat seiring dengan kondisi senasib sesama anak bangsa. Sebagian orang yang mampu menyediakan kebutuhan pangan bagi warga yang tidak mampu. Kesenjangan sosial yang selama ini menggurita di masyarakat sedikit terbantu dengan kesadaran akan amanat penderitaan rakyat. Berbagai skema bantuan dari pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten dll juga telah digelorakan dan yang masih menjadi masalah adalah data real time. Ini menyisakan pekerjaan rumah yang tidak pernah habis.
Semoga saja pandemi ini segera berlalu dan Indonesia kembali melesat pembangunannya mengejar ketertinggalan dari negara maju.
Dalam situasi serba kepepet biasanya bangsa Indonesia lebih kreatif dan inovatif serta menginspirasi. Alam tropis yang demikian nikmat dan indahnya sering meninabobokkan kita sehingga lamban dalam mengejar cita-cita bangsa yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Justru seharusnya dengan kenikmatan alam yang kita peroleh sepanjang waktu ini lebih memacu untuk bergerak membangun karena kendala alam berkurang.