Ramai diberitakan di media sosial bahwa terjadi hujan deras disertai angin kencang di beberapa daerah kemarin. Hal ini biasa mengingat beberapa waktu ini terjadi beberapa pusat tekanan rendah yang ada di wilayah kita. Ini agak tidak biasa mengapa ada beberapa pusat tekanan rendah di Indonesia. Biasanya pusat tekanan rendah selalu berada di luar wilayah negara kita. Meskipun diramalkan oleh BMKG adanya pusat tekanan rendah namun dilihat dari peta sebaran perawanan dan distribusi uap air, tidak terjadi adanya perawanan yang masif di wilayah tersebut. Dari peta streamline memang terlihat kecepatan angin rendah di sekitar wilayah tekanan rendah tersebut namun agak menjauh dari pusat tekanan rendah tersebut angin dua bahkan tiga kali lebih kencang daripadanya. Semestinya perawanan yang terjadi juga banyak terkumpul di daerah tersebut, tapi nyatanya tidak, seperti yang terjadi di wilayah sekitar Sulawesi dan barat Aceh.
Hal ini diperlihatkan pada distribusi uap air yang ditunjukkan oleh satelit Himawari 8 berikut ini pada jam 07.20 WIB pagi ini. Mungkin karena waktu masih pagi maka terjadi pola perawanan yang demikian. Semakin siang mungkin akan makin banyak terbentuk perawanan tinggi dan angin kencang.
Apa yang terjadi di beberapa tempat yakni hujan deras disertai dengan angin kencang memang bisa terjadi mengingat kecepatan angin di beberapa tempat mencapai 10-20 knot khususnya di pulau Jawa kemarin. Pusat tekanan rendah di Samudra Pasifik barat dekat Philippina yakni typhone Phanfone dengan tekanan pusatnya 975 mb dan kecepatan angin maksimum 75 knot turut membawa dampak pada tersedotnya angin menuju wilayah tersebut. Pola-pola lain yang terjadi menunjukkan bahwa puncak musim hujan masih belum terjadi. Daerah konvergensi dan divergensi yang berada dekat di wilayah Indonesia semestinya memperbanyak dan mengurangi perawanan yang terjadi. Ini seperti di dekat pusat tekanan rendah barat Aceh dan selatan Nusa Tenggara di barat laut Australia dan utara pulau Kalimantan dekat Brunei Darussalam. Pagi ini perawanan masif baru terjadi di antara pulau Jawa dan Kalimantan. Perawanan banyak terjadi di wilayah tanah air khususnya di wilayah daratan sehingga menghalangi pandangan untuk melihat peristiwa gerhana matahari cincin. Semoga hujan deras dan angin kencang yang mungkin akan terjadi beberapa waktu ini tidak sampai menyebabkan kerugian material yang banyak bahkan kehilangan nyawa. Aamiin.