Rasanya ada yang salah dengan pengenalan meteorologi
dan klimatologi di sekolah menengah. Salah satu hal yang paling mencolok adalah
definisi tentang cuaca dan iklim yang selama ini diajarkan di SMP dan SMA. Seringkali
cuaca diartikan sebagai kondisi rata-rata udara pada suatu tempat yang sempit
dan waktu yang singkat; sedangkan iklim diartikan sebagai kondisi rata-rata
cuaca pada suatu tempat yang luas dan waktu yang lama. Menurut pemahaman saya
yang berkutat tiap hari dengan masalah cuaca dan iklim; cuaca dapat diartikan
sebagai kondisi fisis dan dinamis atmosfer pada suatu tempat dan waktu tertentu. Sedangkan
iklim adalah kondisi atmosfer pada suatu tempat dan
waktu yang relatif lama. Dari definisi ini ada hal yang mencolok tentang
masalah ruang dan waktu. Pada pelatihan guru-guru geografi dan kebumian dari
propinsi Nanggro Aceh Darussalam beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan
tentangan (pandangan yang berlawanan) tentang hal tersebut karena selama ini
mereka mendapatkan pengetahuan dari buku-buku bahwa perbedaan utama dari cuaca
dan iklim adalah masalah ruang dan waktu. Pada skala ruang, cuaca lebih kecil
daripada iklim sedangkan pada skala waktu cuaca lebih singkat daripada iklim.
Memang terjadi titik temu khususnya pada masalah skala waktu dimana waktu yang
panjang dalam definisi dari iklim adalah 30 tahun sesuai dengan yang dinyatakan
oleh WMO (World Meteorological Organization) tetapi tidak terjadi titik temu
pada skala ruang. Mereka membaca buku-buku geografi terbitan dalam negeri yang
ditulis orang-orang yang tidak berkompeten dalam bidang meteorologi dan
klimatologi yang memuat hal seperti yang telah disebut di atas dan bersikukuh
tetap pada pendiriannya. Saya memberikan pandangan bahwa ada pembagian klimatologi
berdasarkan skala ruangnya yakni klimatologi regional, klimatologi meso dan
klimatologi mikro. Klimatologi regional mempelajari iklim daerah yang luas
dengan ukuran horizontal sampai ukuran global; klimatologi meso untuk
mempelajari iklim pada skala horizontal antara 10 dan 100 km; sedangkan
klimatologi mikro mempelajari iklim di dekat permukaan tanah pada skala
horizontal sangat kecil yakni kurang dari 100 meter. Dengan demikian jelas
bahwa sebenarnya kalau iklim dinyatakan sebagai meliputi daerah yang luas,
pertanyaannya adalah seberapa luas. Dari pernyataan saya di atas terlihat bahwa
definisi iklim yang selama ini ditulis dalam buku-buku geografi nasional
tidaklah tepat.
Hal lain yang ingin saya sampaikan di sini adalah
bahwa dua tempat yang mempunyai rata-rata parameter iklim (misal temperatur)
yang sama belum tentu memiliki iklim yang sama. Ini karena iklim tidak hanya
menyangkut rata-ratanya saja tetapi juga nilai-nilai ekstrimnya dan frekuensi
kejadiannya. Atau misalnya bila dua
tempat mempunyai curah hujan tahunan sama belum tentu memiliki iklim yang sama.
Di suatu tempat yang sepanjang tahun mengalami hujan dengan nilai rata-rata
bulanan 130 mm misalnya, akan berbeda dengan iklim tempat lain yang curah hujan
bulanan rata-ratanya 260 mm selama 6 bulan dan bulan-bulan lainnya 0 mm (6
bulan basah dan 6 bulan kering). Hal di atas menunjukkan bahwa keadaan atau
nilai rata-rata saja tidak cukup untuk mencirikan iklim suatu tempat.
Moga-moga dengan pernyataan saya di atas setidaknya
dapat meluruskan pemahaman para guru dan peserta didik akan cuaca dan iklim.
Bila masih sangsi dengan apa yang saya sampaikan di atas, silahkan memperbanyak membaca buku-buku terbitan luar negeri yang penerbitnya kredibel dan ditulis
oleh orang yang benar-benar kompeten di bidangnya. Buku semacam ini bertebaran
dan dapat didownload dengan mudah di internet.