Sunday, December 12, 2010

Oleh-oleh dari Cancun, Mexico

Seperti sudah diduga sebelumnya, pertemuan di Cancun Meksiko untuk membahas hal yang terkait dengan pemanasan global dan perubahan iklim kali ini tidak banyak beranjak dari pertemuan di Copenhagen Denmark. Ada kesepakatan, tetapi tidak mengikat secara hukum artinya boleh dilaksanakan boleh juga tidak; yang menyerukan negara-negara kaya untuk mengurangi emisi gas rumah kacanya seperti yang telah ditetapkan di Copenhagen Accord dan untuk negara-negara sedang berkembang merencanakan untuk mengurangi emisinya untuk membatasi pemanasan global sampai kurang dari dua derajat celcius di atas level pra industri. Termasuk juga persetujuan untuk mengajukan $100 milyard setahun dana untuk membantu negara-negara miskin dalam mengurangi emisi GRK dan beradaptasi.

Dari pembicaraan di forum pertemuan, yang berkembang saat ini sudah bukan masalah saintifik lagi namun sudah menyangkut masalah hukum. Debat bukan lagi masalah ilmiah tentang pemanasan global dan perubahan iklimnya namun sudah menjurus bagaimana setiap negara mempertahankan diri jikalau negara tersebut diserang dari segi hukum. Oleh karena itulah wajar seandainya banyak negara khususnya negara-negara yang maju industrinya dan banyak mengeluarkan emisi gas rumah kaca berusaha agar kesepakatan yang terjadi tidak mengikat secara hukum. Karena jikalau kesepakatan tersebut mengikat secara hukum, bukan tidak mungkin suatu negara yang telah menyepakatinya akan dapat dituntut di pengadilan internasional. Ini yang nampaknya dikhawatirkan oleh negara-negara maju tersebut. Kesadaran bahwa bumi kita satu dan kesadaran lingkungan memang sudah menjadi gerakan global, namun tidak sangat cukup kuat untuk dilaksanakan dengan kegiatan nyata karena berimbas pada banyak aspek suatu negara. Namun walaupun tidak terjadi kesepakatan yang mengikat secara hukum, saya yakin suatu negara dengan kesadaran diri dan masayarakatnya berusaha untuk mengurangi dampak aktivitas kehidupannya dengan pola ramah lingkungan, walaupun belum secepat yang kita harapkan bersama.

Bagaimana tanggapan surat kabar asing mengenai kesepakatan di Cancun ini dapat dibaca pada surat kabar berikut ini.

"The New York Times described the agreement as being both a "major step forward" given that international negotiations had stumbled in recent years, and as being "fairly modest" as it did not require the changes that scientists say are needed to avoid dangerous climate change".

Friday, December 10, 2010

Peramalan La Nina: Terjadi peningkatan perawanan di atas Indonesia

During November 2010, the ongoing La Niña was reflected by below-average sea surface temperatures (SSTs) across the equatorial Pacific Ocean. For the second straight month, only small changes were evident in the Niño SST indices, which ranged from –1.3°C to –1.7°C at the end of the month. The subsurface oceanic heat content (average temperatures in the upper 300m of the ocean) also remained well below-average in association with a shallower-than-average thermocline across the central and eastern equatorial Pacific. Convection remained enhanced over Indonesia and suppressed over the western and central equatorial Pacific. Enhanced low-level easterly trade winds and anomalous upper-level westerly winds continued over the equatorial Pacific. Collectively, these oceanic and atmospheric anomalies reflect a moderate-to-strong La Niña.

Consistent with nearly all ENSO forecast models, La Niña is expected to peak during November-January and to continue into the Northern Hemisphere spring 2011. Thereafter, the fate of La Niña is more uncertain. The majority of forecast models and all of the multi-model combinations (thicker lines) indicate a return to ENSO-neutral conditions during the Northern Hemisphere spring and early summer. However, a smaller number of models, including the NCEP Climate Forecast System, suggest that La Niña could persist into the summer. Historically, there are more multi-year La Niña episodes than El Niño episodes, but other than support from a few model runs, there is no consensus for a multi-year La Niña at this time. Consequently, La Niña is anticipated to continue into the Northern Hemisphere spring, with no particular outcome favored thereafter.

Likely La Niña impacts during December 2010-February 2011 include suppressed convection over the central tropical Pacific Ocean, and enhanced convection over Indonesia. Impacts in the United States include an enhanced chance of above-average precipitation in the Pacific Northwest, Northern Rockies (along with a concomitant increase in snowfall), Great Lakes, and Ohio Valley. Below-average precipitation is most likely across the southern states, extending into the Mid-Atlantic region. An increased chance of below-average temperatures is predicted for the northernmost western and central states, and a higher possibility of above-average temperatures is forecast for much of the southern and central U.S.

Source: Climate Prediction Center, National Centers for Environmental Prediction, NOAA/National Weather Service