Pertanyaan menarik terkait dengan pembentukan awan di Indonesia adalah mengapa awan konvektifnya bisa mencapai ketinggian stratosfer bawah? Seperti telah kita ketahui bahwa awan konvektif adalah awan-awan yang pertumbuhannya vertikal. Awan ini terbentuk ketika terjadi pemanasan matahari yang kuat yang mencapai permukaan, baik daratan maupun badan-badan air seperti laut, sungai, waduk dll. Pemanasan tersebut menyebabkan terjadinya penguapan dan bila uap air telah mencapai kejenuhan maka terbentuklah awan. Selama pemanasan masih terjadi maka awan konvektif ini akan terus tumbuh ke atas. Wilayah Indonesia yang merupakan wilayah tropis (baca pada postingan sebelumnya) mengalami pemanasan sepanjang tahun sehingga penguapan yang terjadi juga demikian besar. Dengan demikian maka awan-awan yang tumbuh vertikal akan mencapai ketinggian yang tinggi. Hal ini berbeda dengan wilayah tropis Afrika dan Amerika Selatan dimana wilayahnya kebanyakan adalah daratan, sementara Indonesia merupakan wilayah benua maritim yang terjadi dari banyak pulau. Kombinasi antara pemanasan matahari sepanjang tahun dan wilayah kepulauan serta kekuatan up draft yang besar inilah yang menyebabkan pembentukan awan konvektif di Indonesia paling tinggi di dunia, bisa mencapai stratosfer bawah. Mengapa hanya sampai stratosfer bawah? Ini tidak lain karena lapisan ini merupakan lapisan yang sangat stabil. Kekuatan up draft yang besar hanya akan menyebabkan awan berwujud dempak dimana pada lapisan tropopause menjadi semacam "leher" dari awan-awan konvektif kumulonimbus (Cb).
Obyektif, Independen, Sportif, Berpikir Positif, Berjiwa BESAR
Saturday, April 9, 2016
Thursday, March 31, 2016
Bagaimana hujan es bisa terjadi??
Hari
ini (Sabtu, 26 Maret 2016) diberitakan di harian online PR bahwa di beberapa
tempat di Bandung dan Cimahi terjadi hujan. Tapi hujan yang dimaksud adalah
hujan yang disertai batu es (hail). Batu es (beda dengan es batu) ini berukuran
2-3 cm, meskipun tidak terlalu besar namun ketika menimpa genting apalagi kalau
atapnya seng maka akan terdengar keras suaranya. Anak-anak bahkan orang dewasa
yang tertimpa kepalanya oleh batu es ini juga akan merasakan kesakitan. Ini tidak
lain karena batu es ini ditimbulkan oleh awan-awan yang pertumbuhannya vertikal.
Hujan batu es ini kadang disertai oleh angin kencang yang menimbulkan banyak
pohon tumbang, seperti juga diberitakan baik media ini maupun media sosial yang
lain.
Yang
menarik adalah bagaimana hujan es bisa terjadi. Dari kacamata meteorologi
fenomena ini memang sering terjadi apalagi di wilayah tropis semacam Indonesia.
Hujan batu es umumnya terjadi pada saat di langit banyak terbentuk awan-awan
yang pertumbuhan vertikalnya tinggi semacam kumulus (Cu) atau kumulonimbus
(Cb). Permukaan bumi baik yang berupa daratan maupun air yang terkena terik
matahari akan teruapkan airnya menjadi uap air. Uap air ini akan melayang-layang di atmosfer sebagai awan bila
kelembapannya menjadi jenuh. Kelembapan uap air tersebut menjadi jenuh atau
100% ketika uap air mengalami pendinginan atau peningkatan jumlah uap airnya.
Ketika
awan cumulus atau kumulonimbus, yang
ketinggian dasarnya umumnya sekitar 1,5 km di atas permukaan tanah, terjadi maka parsel udara mengalami
polarisasi. Ada yang tetap menjadi tetes air dingin dan adapula yang membentuk
kristal es. Kristal es terbentuk ketika dalam awan tersebut ada wilayah yang
pertumbuhan dalam awannya mencapai kurang dari 0 oC. Di wilayah lintang menengah dan tinggi (lebih
dari 30o lintang utara atau selatan) fenomena pembentukan Kristal es ini sering
terjadi mengingat banyak dijumpai awan-awan yang temperaturnya kurang dari 0
oC. Hal ini sedikit berbeda di wilayah tropis dimana ketinggian suhu 0oC pasti ketinggiannya di atas 500 milibar.
Karena tekanan uap di atas permukaan es lebih rendah daripada tekanan uap di
atas permukaan air cair maka tetes air dingin tersebut menguap seirring dengan
meningkatnya ukuran Kristal es. Seperti diketahui akan ada gerakan massa uap
air dari tetes air cair dingin menuju Kristal es bila terjadi perbedaan
tekanan. Dengan demikian maka tetes air menjadi berukuran makin kecil sedangkan
Kristal es akan meningkat ukurannya. Proses
semacam ini disebut proses Wegener-Bergeron-Feindesen atau yang sering
disingkat menjadi proses Bergeron. Kristal batu es ini akibat melampaui gaya
angkatnya dan juga karena gaya gravitasi maka akan jatuh ke permukaan bumi
sebagai hujan es (hail). Inilah yang terjadi pada hari Sabtu ini di Bandung dan
Cimahi.
Sedangkan
angin kencang timbul karena perbedaan tekanan antara wilayah Bandung dan Cimahi
dengan wilayah-wilayah sekitarnya. Perbedaan tekanan yang besar akan
menyebabkan anginnya makin kencang. Sebaliknya bila perbedaan tekanannya rendah
maka akan terjadi angin yang lemah dan tidak kuat. Menilik dari akibat yang
ditimbulkannya yakni ranting-ranting yang patah, maka besar kemungkinan skala 8
yang besarnya kira-kira lebih dari 62 km/jam.
Skala ini adalah skala Beaufort yakni skala yang digunakan untuk mengira
kira besarnya kecepatan angin berdasarkan fenomena yang terjadi baik di darat
maupun di laut. Di darat bisa dilihat dari kepulan asap pabrik, goyangan angin
yang mengenai dedaunan pohon, kibaran bendera, bahkan sampai terangkatnya rumah
oleh karena angin. Di laut bisa dilihat dari besarnya kilauan air laut ketika
tertimpa cahaya matahari, deburan ombak yang tinggi dll. Semakin besar kecepatan anginnya semakin
kuat pula anginnya.
Saat
ini memang sedang banyak cuaca buruk. Perawanan banyak terbentuk di banyak
tempat di Indonesia sehingga ketika menaiki pesawat, goncangan juga banyak
terjadi. Melihat citra satelit Himawari 8 Jepang, hari ini tampak bahwa di atas
pulau Jawa terbentuk awan-awan yang massif pertumbuhannya. Sebagian besar awan
yang terjadi adalah awan vertikal yang berpeluang menjadi hujan, tidak
terkecuali di atas Jawa Barat khususnya Bandung dan sekitarnya. Dengan
demikian, bukan tidak mungkin bahwa hujan es masih akan terjadi di kota-kota di
Jawa Barat. Apalagi menurut BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika)
Bandung menyatakan bahwa puncak musim hujan semester ini adalah bulan Maret. Pola
streamline yang dikeluarkan oleh BMKG menunjukkan bahwa arus udara (angin)
banyak berasal dari arah utara sampai timur laut yang mempertinggi peluang
kejadian hujan. Streamline atau garis arus adalah garis yang menghubungkan
garis singgung kecepatan angin dalam arah tertentu. Ramalan cuaca bisa dilakukan menggunakan pola
streamline ini yang diperkuat dengan model
cuaca numerik dan citra satelit serta radar. Ukuran batu es yang pernah tercatat adalah
sebesar hampir 1 kg di Amerika Serikat. Untuk ukuran batu es yang lebih kecil
saja bisa menyebabkan lubang pada kaca mobil, apalagi bila batu es tersebut mengenai
manusia …tentu kepala juga akan bisa pecah. Oleh karena itu bilamana terjadi
hujan es, segeralah berlindung.
Subscribe to:
Posts (Atom)