Bagi saudara yang berada di sisi selatan ekuator, saat ini khususnya bulan bulan Juni Juli Agustus merasakan udara yang dingin sekali. Di beberapa wilayah yang saya dengar langsung dari kalangan masyarakat, mereka merasakan dingin yang tidak biasanya. Hal ini sebenarnya mudah sekali dijelaskan bila saudara mengetahui lintas edar bumi mengelilingi matahari dan gerak semu matahari.
Perlu saudara ketahui, bulan JJA adalah puncak musim dingin di belahan bumi selatan. Australia mengalami musim dingin sehingga mengalirlah angin dari wilayah Australia menuju ke benua Asia. Hal ini terlihat dari termometer yang menunjukkan suhu rendah belasan derajat pada pagi hari atau malam hari. Ditambah lagi pada tanggal 4 Juli 2024 kemarin jarak bumi - matahari adalah yang terjauh dalam satu tahun atau yang kita sebut sebagai aphelion. Mengingat matahari merupakan sumber energi panas utama di bumi maka dengan makin jauhnya jarak bumi - matahari, suhu di bumi makin dingin. Kombinasi kedua hal itulah yang menyebabkan masyarakat Indonesia merasakan suhu yang rendah / dingin.
Kalau kita kaitkan dalam skala harian, malam hari terasa dingin dibanding siang hari khususnya pada JJA, hal ini bisa dijelaskan dengan fakta bahwa pada malam hari tidak terbentuk awan yang menghadang radiasi panas yang dilepaskan oleh permukaan bumi. Kalau biasanya di awal malam hari terasa hangat karena reradiasi ini maka tiadanya perawanan yang terbentuk masif di pagi sampai siang hari menyebabkan pada malam hari tidak ada penghalang reradiasi bumi tersebut. Oleh sebab itu kalau ada yang alergi kulit seperti gatal gatal akibat udara dingin (kaligata) maka JJA ini merupakan siksaan. Berjemur sinar matahari pada pagi hari akan lebih menghangatkan badan dan menghilangkan kaligata ini. Selamat mencoba.
No comments:
Post a Comment