Beberapa hari yang lalu, dalam kuliahku ada pertanyaan menarik tentang lokasi turunnya salju di Arab Saudi beberapa waktu yang lalu yang mengingatkanku pada hal yang lebih umum sifatnya. Hal tersebut adalah mengenai pergeseran zone konvergensi dan divergensi dunia. Pada umumnya wilayah ekuator dan kurang lebih lintang 60 derajat baik utara maupun selatan merupakan zone konvergensi sedangkan zone divergensi di permukaan terjadi pada lintang 30 derajat dan kutub. Naik dan turunnya massa udara pada wilayah tersebut sangat berpengaruh pada pembentukan awan-awan. Pada lokasi naiknya massa udara bila disertai dengan banyaknya uap air yang terkandung akan menyebabkan mudahnya terjadi pembentukan awan-awan. Berbeda halnya bila terjadi subsidensi dimana tekanan udara di permukaan tinggi yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan. Wilayah Indonesia merupakan wilayah pertumbuhan awan khususnya awan konvektif karena tingginya radiasi yang sampai di permukaan dan ditambah lagi dengan merupakan wilayah konvergensi yang membentuk awan-awan. Selain itu juga banyaknya pegunungan memberi kemungkinan terbentuknya awan orografis dan efek lokal lainnya seperti angin darat dan laut juga berkontribusi pada pembentukan awan. Sedangkan wilayah di 30 derajat lintang yang merupakan wilayah perbatasan zone tropis dan sub tropis seperti yang terjadi di Arab Saudi merupakan zone divergensi. Perlu diketahui bahwa Arab Saudi terletak antara lintang 15 sampai 32 derajat utara yang menyebabkannya mempunyai kawasan tropis dan sub tropis. Oleh sebab itu wilayah Tarbuk misalnya, biasa mengalami musim dingin yang berbeda dengan Mekkah dan Madinah. Terbentuknya salju di wilayah Tarbuk sudah bukan hal yang luar biasa namun kejadian serupa yang mencapai perbatasan Medinah dan Mekkah merupakan kejadian yang agak luar biasa. Terdapat tiga penyebab yang mungkin menghasilkan kejadian tersebut yakni terbentuknya gelombang dingin, pengaruh gelombang Rossby, dan perbedaan tekanan yang tinggi antara Arab Saudi dan kutub. Kejadian-kejadian terbentuknya salju di padang pasir tersebut bersamaan kejadiannya dengan keberadaan matahari di selatan ekuator, misalnya bulan Januari. Jadi merupakan hal yang wajar jika di belahan bumi utara sebagian besar mengalami musim dingin. Namun bila kejadiannya bulan Mei seperti tahun lalu, hal ini menjadi luar biasa. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah mengapa hal tersebut bisa terjadi? Interaksi ketiga hal yang telah disebut di atas mungkin adalah jawabannya. Tapi bagaimana mekanismenya? Interaksi yang kompleks di antara ketiganya dan bergesernya zone divergensi mungkin menyebabkan terbentuknya awan-awan jenis stratus yang berpotensi menghasilkan hujan salju. Aku duga demikian. Oleh karena itu, kutunggu masukan dan kritikan kalian semua terhadap informasi yang kusampaikan di atas. Terimakasih.
No comments:
Post a Comment