Mengamati citra satelit Himawari di bawah ini, rasanya kita masih harus bersabar untuk menanti datangnya hujan di banyak tempat di Indonesia. Citra satelit ini menunjukkan bahwa hanya sedikit perawanan yang berpotensi hujan di wilayah kita. Ini ditunjukkan dari tidak adanya banyak awan yang berpotensi hujan. Hari ini (4/9), hanya wilayah Pekanbaru dan sekitarnya (termasuk Singapura) serta di arah barat Jayapura dan dekat daerah Kepala Burung Papua yang berpeluang terjadinya hujan. Awan-awan rendah yang mungkin terbentuk, kecil peluangnya menjadi hujan.
Di sekitar Aceh juga berpeluang terjadinya hujan. Dengan demikian maka mungkin baru sebulan dua bulan lagi mulai makin banyak terjadi hujan, meskipun harus disadari bahwa El Nino di lautan Pasifik juga masih akan sangat berpengaruh pada distribusi perawanan di Indonesia. Biasanya, ketika El Nino berada dalam taraf lemah sampai sedang, sebagian Sumatera khususnya bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, sebagian Sulawesi dan Papua bagian selatan serta seluruh Jawa, Bali dan Nusa Tenggara mengalami kekurangan hujan sehingga banyak terjadi kekeringan sekitar Juli dan Agustus. Kekeringan makin meningkat distribusinya pada bulan September dan Oktober apalagi bila El Nino berada dalam tingkat kuat.
Hujan buatan telah dilakukan di pulau Jawa khususnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah namun kelihatannya masih belum memberikan hasil yang optimal. Harus diingat bahwa hujan buatan bukan berarti kita mengadakan hujan dari sesuatu yang tidak ada sama sekali karena sebenarnya hujan buatan adalah merangsang timbulnya tetes-tetes hujan dari tetes-tetes awan dengan menaburkan inti kondensasi/aerosol (misalnya garam dapur Na Cl) ke dalam awan. Semoga tidak terlalu berharap banyak untuk turunnya hujan pada beberapa waktu ke depan. Kenapa?? Silahkan baca pada postingan sebelumnya.
Di sekitar Aceh juga berpeluang terjadinya hujan. Dengan demikian maka mungkin baru sebulan dua bulan lagi mulai makin banyak terjadi hujan, meskipun harus disadari bahwa El Nino di lautan Pasifik juga masih akan sangat berpengaruh pada distribusi perawanan di Indonesia. Biasanya, ketika El Nino berada dalam taraf lemah sampai sedang, sebagian Sumatera khususnya bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, sebagian Sulawesi dan Papua bagian selatan serta seluruh Jawa, Bali dan Nusa Tenggara mengalami kekurangan hujan sehingga banyak terjadi kekeringan sekitar Juli dan Agustus. Kekeringan makin meningkat distribusinya pada bulan September dan Oktober apalagi bila El Nino berada dalam tingkat kuat.
Hujan buatan telah dilakukan di pulau Jawa khususnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah namun kelihatannya masih belum memberikan hasil yang optimal. Harus diingat bahwa hujan buatan bukan berarti kita mengadakan hujan dari sesuatu yang tidak ada sama sekali karena sebenarnya hujan buatan adalah merangsang timbulnya tetes-tetes hujan dari tetes-tetes awan dengan menaburkan inti kondensasi/aerosol (misalnya garam dapur Na Cl) ke dalam awan. Semoga tidak terlalu berharap banyak untuk turunnya hujan pada beberapa waktu ke depan. Kenapa?? Silahkan baca pada postingan sebelumnya.
No comments:
Post a Comment