Beberapa hari terakhir, apakah anda merasa dingin yang tidak biasanya? Di banyak kota dilaporkan temperatur yang lebih rendah dari biasanya. Banyak pembicaraan di media sosial tentang kondisi ini. Bukan tidak mungkin fenomena gelombang dingin sedang melanda wilayah kita. Berbeda dengan gelombang dingin ekstrim yang melanda Amerika Serikat beberapa waktu yang lalu sehingga sampai menyebabkan air terjun Niagara membeku, gelombang dingin yang melanda wilayah kita tergolong "biasa-biasa saja". Ada baiknya kita mengenal sedikit banyak tentang fenomena gelombang dingin tersebut.
Gelombang dingin (cold surge) merupakan suatu fenomena cuaca yang masih sangat sedikit diteliti oleh peneliti-peneliti di Indonesia. Gelombang dingin ini polanya mirip dengan terjadinya monsoon di Asia Tenggara. Dia berasal dari Asia Tengah yang menjalar ke arah timur dan tenggara yang bisa diperkuat oleh angin pasat timur laut bisa mencapai ekuator dan bahkan melampauinya sampai belahan bumi selatan. Dampak yang bisa ditimbulkan oleh gelombang dingin ini adalah penurunan temperatur, peningkatan kecepatan angin, dan peningkatan curah hujan. Di wilayah Indonesia, khususnya pulau Jawa ... gelombang dingin meningkatkan curah hujan yang kebanyakan di wilayah pesisir pantai.
Gelombang dingin (peneliti dan akademisi di Indonesia sering menyebutnya dengan seruak dingin walaupun istilah ini tidak jelas siapa yang memunculkannya ... mungkin ahli bahasa Indonesia) bisa dideteksi di Hongkong dimana dalam satu hari bisa terjadi penurunan temperatur sampai 5oC dan peningkatan kecepatan angin sebesar lebih dari 10 knot. Sebenarnya dapat dengan mudah dideteksi penjalarannya bila kita mempunyai data tentang angin, temperatur, serta tekanan. Biasanya bila gelombang dingin ini tidak sampai menjalar ke belahan bumi selatan maka akan terjadi vortex di laut China Selatan.
Yang belum pula mendapatkan perhatian dari para peneliti cuaca dan iklim di Indonesia adalah fenomena gelombang panas yang berasal dari benua Australia meskipun sebenarnya para peneliti Australia sudah cukup banyak membahasnya pada era akhir tahun 1980 an dan awal 1990 an. Mungkin karena dianggap pengaruhnya tidak sebesar monsoon maka penelitian gelombang panas ini tidak mendapatkan perhatian yang cukup besar.
Gelombang dingin (cold surge) merupakan suatu fenomena cuaca yang masih sangat sedikit diteliti oleh peneliti-peneliti di Indonesia. Gelombang dingin ini polanya mirip dengan terjadinya monsoon di Asia Tenggara. Dia berasal dari Asia Tengah yang menjalar ke arah timur dan tenggara yang bisa diperkuat oleh angin pasat timur laut bisa mencapai ekuator dan bahkan melampauinya sampai belahan bumi selatan. Dampak yang bisa ditimbulkan oleh gelombang dingin ini adalah penurunan temperatur, peningkatan kecepatan angin, dan peningkatan curah hujan. Di wilayah Indonesia, khususnya pulau Jawa ... gelombang dingin meningkatkan curah hujan yang kebanyakan di wilayah pesisir pantai.
Gelombang dingin (peneliti dan akademisi di Indonesia sering menyebutnya dengan seruak dingin walaupun istilah ini tidak jelas siapa yang memunculkannya ... mungkin ahli bahasa Indonesia) bisa dideteksi di Hongkong dimana dalam satu hari bisa terjadi penurunan temperatur sampai 5oC dan peningkatan kecepatan angin sebesar lebih dari 10 knot. Sebenarnya dapat dengan mudah dideteksi penjalarannya bila kita mempunyai data tentang angin, temperatur, serta tekanan. Biasanya bila gelombang dingin ini tidak sampai menjalar ke belahan bumi selatan maka akan terjadi vortex di laut China Selatan.
Yang belum pula mendapatkan perhatian dari para peneliti cuaca dan iklim di Indonesia adalah fenomena gelombang panas yang berasal dari benua Australia meskipun sebenarnya para peneliti Australia sudah cukup banyak membahasnya pada era akhir tahun 1980 an dan awal 1990 an. Mungkin karena dianggap pengaruhnya tidak sebesar monsoon maka penelitian gelombang panas ini tidak mendapatkan perhatian yang cukup besar.