Tuesday, March 23, 2021

Hari Meteorologi Sedunia: meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan

 Hari ini merupakan hari Meteorologi sedunia yang diperingati oleh berbagai negara di dunia ini dengan beragam cara. Tema peringatan tahun ini adalah "Lautan, iklim dan cuaca kita" yang mengingatkan kepada kita peran dari lautan pada iklim dan cuaca dunia. Kita mengetahui bahwa antara hidrosfer dan atmosfer mempunyai konektivitas yang demikian kompleks sehingga mewarnai kehidupan di muka bumi. Interaksi sub-sub sistem iklim yang terdiri dari hidrosfer, atmosfer, lithosfer, kriosfer, biosfer dan humanosfer yang membentuk ikatan dan interaksi yang demikian kompleks sangat dipengaruhi oleh keberadaan matahari yang ada di luar sistem bumi. Tanpa adanya radiasi matahari, tidak mungkin sistem iklim di bumi seperti saat ini. 

Dari tema di atas terlihat betapa pentingnya lautan akan masa depan iklim di muka bumi. Statement dari WMO (World Meteorological Organization) dan bahkan Perserikatan Bangsa Bangsa adalah bahwa laut merupakan masa depan umat manusia. Terlihat bahwa para ahli meteorologi dan negara-negara di seluruh dunia sepakat memandang penting keberadaan laut di tengah-tengah kita. Tanpa lautan maka sistem iklim akan pincang dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam siklus hidrologi misalnya, sebagian besar penguapan berasal dari permukaan laut. Dengan luas lautan yang mencapai 70% permukaan bumi maka peristiwa yang terjadi di laut akan berdampak pula pada peristiwa di darat. Penguapan yang tinggi memicu terbentuknya perawanan yang bila didorong oleh angin menuju daratan maka bisa membentuk hujan orografis ketika membentur pegunungan. Dengan kata lain bila dari massa udara yang bertiup dari wilayah lautan ke arah daratan dan membawa cukup uap air untuk mengalami proses kondensasi di ketinggian atmosfer dekat pegunungan maka terbentuk awan-awan orografis yang notabene bisa menghasilkan efek Foehn pada sisi balik gunung (leeward). 

Peristiwa pembentukan awan-awan konvergensi pun juga dipengaruhi oleh keberadaan lautan. ITCZ yang merupakan zone dimana konvergensi di wilayah tropis terjadi merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh pada cuaca dan musim serta iklim di suatu negara. Indonesia yang terletak di sekitar ekuator banyak dipengaruhi oleh sistem tekanan rendah ini. Gerak semu matahari yang memicu penguapan di suatu tempat (daratan dan lautan) akan menyebabkan adanya pergeseran dari wilayah ITCZ. Wilayah perawanan ini bergeser sesuai dengan gerak semu matahari.

Peristiwa cuaca ekstrim seperti siklon tropis terbentuk ketika salah satunya yakni syarat Palmer terjadi. Suhu permukaan laut harus lebih dari 26.5 derajat Celcius sampai kedalaman 60 meter. Ini hanya dimungkinkan terjadi di wilayah tropis. Beberapa syarat lain agar siklon tropis terjadi antara lain geser angin vertikal rendah, dan kelembapan cukup untuk terbentuknya ketidakstabilan yang besar di atmosfer khususnya pada ketinggian 5 kilometer. Sementara itu untuk wilayah lintang tengah pembentukan siklon luar tropis terjadi dipicu oleh keberadaan sistem frontal.

Pemanasan global yang disebabkan oleh meningkatnya gas-gas rumah kaca di atmosfer membawa dampak besar pada sub sistem di bumi. Mencairnya es di kutub sehingga permukaan air laut meningkat, merendam daratan di wilayah-wilayah kepulauan bahkan dikhawatirkan sepertiga dari wilayah Bangladesh bisa tenggelam bila suhu udara mengalami peningkatan beberapa derajat. Pemanasan global ini menyebabkan sistem iklim dunia berubah. Dengan kata lain pemanasan global yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dan alam menyebabkan adanya perubahan iklim dunia. Inilah yang kemudian banyak disadari oleh para saintis, masyarakat umumnya dan para pemimpin dunia akan pentingnya menjaga lingkungan khususnya lautan agar tetap bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Langkah-langkah kecil namun pasti itu lebih baik daripada langkah besar namun tidak dilaksanakan, hanya sekedar wacana atau mimpi besar saja. Marilah mengambil bagian dalam upaya menyelamatkan makhluk hidup di muka bumi dengan mengambil sejumlah langkah baik kecil maupun besar bersama-sama. Bergandengan tangan di antara pihak pentahelix yakni pemerintah, swasta, perguruan tinggi, komunitas, dan media sangat diharapkan agar terlaksananya pembangunan yang berwawasan lingkungan sehingga dunia masih nyaman dan lestari. 

Tuesday, March 16, 2021

Hujan hari ini

 Kalau hari ini di tempat anda hujan cukup deras, khususnya di pulau Jawa, maka hal tersebut wajar mengingat perawanan cukup tebal terjadi sepanjang pulau Jawa. Hanya sebagian kecil yang tidak tertutup awan bahkan mungkin bebas sama sekali. Ini terlihat pada citra satelit berikut ini:

Sebagian wilayah Sumatera pun juga mengalami hujan demikian pula Kalimantan bagian selatan, sebagian Sulawesi dan Maluku serta Papua. Sebenarnya jika menilik pada kondisi angin yang umumnya relatif kalem (calm) maka hal tersebut wajar saja. Pembentukan awan-awan yang disebabkan oleh awan konvektif yang bercampur dengan awan konvergensi menyebabkan hal tersebut terjadi. Untuk wilayah di sekitar pegunungan juga pengaruh orografi cukup mendukung pembentukan awan hujan. Matahari yang makin mendekati ekuator (namun hari ini masih di selatan ekuator) mendorong perawanan juga makin menuju ekuator. Gangguan tekanan rendah di selatan sampai barat daya pulau Jawa yang terjadi beberapa waktu yang lalu sudah mereda dan ini lebih mendorong pada pergeseran awan yang makin menuju utara. Banjir yang terjadi hari ini di Gresik Jawa Timur diakibatkan oleh hujan deras yang terjadi sejak tadi malam. Oleh karena itu maka tidak boleh tidak, semua pihak harus waspada mengingat sampai dengan bulan April mendatang, bulan basah masih mendominasi wilayah Indonesia, seperti yang diramalkan oleh BMKG. Kalau melihat apa yang tertulis sebelumnya yang menunjukkan bahwa ENSO menunjukkan trend normal dan Indeks Dipole Mode yang menunjukkan nilai netral maka sekali lagi perlu ditegaskan bahwa kondisi saat ini lebih didominasi oleh pengaruh monsoon barat. Bila itu terjadi maka Oktober sampai Maret merupakan musim hujan dan April sampai September merupakan musim kemarau untuk yang mempunyai tipe curah hujan monsoonal. Sedangkan yang mempunyai pola curah hujan tipe ekuatorial yang berada di wilayah sekitar khatulistiwa akan mengalami puncak hujan sekitar bulan April dan Oktober sementara yang mempunyai tipe curah hujan lokal akan mempunyai puncak curah hujan sekitar Agustus.