Sunday, January 17, 2021

Kita kurang ajar

  Kurang ajar ... kata itu sering disampaikan oleh orang tua kepada anaknya atau seseorang kepada orang lain yang melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan atau menyinggung perasaan. Sering diartikan pula sebagai umpatan terhadap seseorang. Tapi maksudnya dalam hal ini adalah "kurang belajar" ... kita kurang belajar dari teori atau praktek yang sudah berlangsung beberapa waktu atau jauh-jauh hari sebelumnya. Misalnya dari kasus longsor. Longsor terjadi pada area yang memiliki kelerengan tertentu, penguat tanah tidak berfungsi dengan baik (vegetasi), karakteristik tanah (tekstur dan struktur) yang memudahkan hujan menggerus dan membawa tanah ke tempat lain atau lebih rendah atau sebab gempa. Lingkungan yang rusak  ditandai dengan kondisi kalau musim hujan banjir atau longsor sedangkan saat musim kemarau kekeringan serta sedikitnya/berkurangnya jumlah mata air yang ada. Siklus hidrologi pada berbagai skala menjadi berubah dan makin menyulitkan memperoleh air bersih secara alami merupakan tanda-tanda alam yang sudah selayaknya untuk dipahami dan dibaca serta ditindaklanjuti bahwa alam sudah mengalami kerusakan.

Pembangunan infrastruktur yang tidak terkendali dan penataan ruang yang tidak terkontrol merupakan sebab lain yang cukup besar pengaruhnya pada bentang alam dan siklus hidrologi. Perhatikan gambar berikut ini yang menunjukkan bahwa luas hutan dari waktu ke waktu mengalami pengurangan yang sangat signifikan. Kebakaran hutan dan lahan, konversi hutan menjadi lahan pertanian dan perkebunan, penebangan liar dan kalahnya laju penghijauan kembali dengan laju kerusakannya merupakan penyebab yang sampai sekarang belum mendapatkan porsi perhatian yang lebih dari semestinya. cmiiw


Menyimak dari gambar tersebut maka wajar bila seandainya di Kalimantan akan makin sering terjadi banjir di wilayah-wilayah yang selama waktu sebelumnya belum pernah mengalaminya. Bila tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin bencana alam akan merupakan langganan bagi mereka yang menghuni kawasan tersebut. 

Mari belajar dari pengalaman dan mengambil langkah konkrit dalam mengupayakan agar kawasan pulau Kalimantan dan pulau-pulau lain di Indonesia tidak menjadi langganan bencana alam. 

Monday, December 28, 2020

Bencana nasional 2020

 Akhir tahun 2020 ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis berita bahwa selama kurun waktu satu tahun ini telah terjadi 2921 bencana alam di seluruh tanah air dimana 1064 kejadiannya berupa bencana alam banjir. Jadi lebih dari sepertiga bencana alam berupa banjir. Ini tentu saja peristiwa yang tidak mengenakkan dan menyengsarakan bagi masyarakat terdampak. Rinciannya adalah 16 gempa bumi, 7 letusan gunung api, 326 kebakaran hutan dan lahan, 29 kejadian kekeringan, 570 kejadian tanah longsor, 872 putting beliung, 32 gelombang pasang dan abrasi dan kejadian non alam yakni pandemi Covid-19 dimana sampai dengan hari ini kecenderungan jumlah penderitanya bertambah. Sebanyak 713.365 orang terkonfirmasi terkena Covid. Lebih dari 21 ribu jiwa meninggal dunia dengan tingkat kesembuhan mencapai lebih dari 580 ribu orang.

 

Urutan kejadian bencana alam didominasi oleh Sumatera, diikuti oleh Jawa, Kalimantan dan Papua. Kerusakan total fasilitas public mencapai 1543 unit dimana 672 buah di antaranya berupa fasilitas pendidikan, 728 fasilitas ibadah dan 143 fasilitas kesehatan. Lebih dari 6 juta jiwa mengungsi dan 370 jiwa meninggal dunia, 39 hilang dan luka-luka sebanyak 356 orang.