Sunday, October 11, 2020

La Nina 2020

 Pertanyaan yang sampai sekarang menggelitik saya yang bergelut dengan meteorologi dan klimatologi sejak puluhan tahun yang lalu seperti yang pernah saya tulis dalam buku "Benarkah pemahaman anda tentang El Nino dan La Nina??" tahun 1998 adalah apakah yang bisa dilakukan ketika mendengar ada El Nino dan La Nina?? BANYAK! Setidak-tidaknya kita bisa berjaga-jaga atas segala kemungkinan yang terjadi terhadap bencana yang ditimbulkan akibat keduanya. Mengingat bahwa saat ini adalah saat terjadinya La Nina dimana bila anomali suhu permukaan laut di wilayah Nino 3.4 adalah kurang dari -0,5 terjadi selama 3 bulan berturut-turut. Lautan di wilayah Indonesia pada saat La Nina adalah relatif lebih hangat daripada biasanya, sedangkan di wilayah samudra Pasifik bagian tengah dan timur mendingin. Mekanisme terkait dengan La Nina ini telah secara gamblang disampaikan dalam buku di atas dan buku "Cuaca, musim dan iklim tropis" tulisan saya. 


Bencana yang mengiringi terjadinya La Nina adalah bencana banjir, banjir bandang, tanah longsor,  puting beliung, dan banyak petir akibat banyak terbentuk perawanan besar yang berada di atas wilayah Indonesia. Bisa dipahami mengingat pola konvergensi angin yang membawa uap air dan penguapan yang besar dari perairan Indonesia yang hangat meningkatkan pembentukan awan hujan. Wajar bila bencana-bencana seperti telah tersebut di atas jumlahnya meningkat. Jadi, tidak perlu lagi dijelaskan bagaimana harus bersiap-siap menghadapi bencana-bencana tersebut to? Saya yakin masyarakat sudah tahu apa yang harus dilakukan bila mendengar bahwa kemungkinan banjir, banjir bandang, puting beliun dan petir akan makin meningkat. Yang perlu disosialisasikan adalah bahwa bila mendengar tentang La Nina maka kemungkinan potensi bencana seperti tersebut di atas meningkat.

Di bidang pertanian, curah hujan yang meningkat bisa dimaknai dengan kalender tanam yang berubah atau penggunaan tanaman-tanaman tertentu yang lebih banyak membutuhkan air. Petani garam yang membuka ladang garam, siap-siap untuk sementara waktu tidak bisa melakukan panen garam. Nelayan perlu diingatkan bahwa angin tenggara sampai angin timur menguat mengingat pusat tekanan rendah di Pasifik tenggara menguat dan siap-siap melaut dengan cuaca yang hangat dan basah. Pembangunan infrastruktur juga akan mengalami masalah dengan adanya musim yang lebih basah daripada biasanya. Silahkan dirinci untuk setiap kementrian, apa saja yang mesti dilakukan dengan cuaca dan musim seperti itu.


Friday, September 25, 2020

Mari peduli lingkungan: banjir

 Beberapa hari terakhir banyak terjadi banjir baik di Sumatera maupun di Jawa. Sebut saja misalnya Aceh, Sumut, Sumbar, Jabar dan DKI Jakarta. Pola cuaca mendukung untuk itu apalagi didukung oleh IOD negatif dan La Nina. Kedua fenomena tersebut menunjukkan nilai negatif. Ini berarti peningkatan kebasahan di atmosfer Indonesia terjadi. Meskipun angin tenggara masih bertiup namun mengingat matahari sudah bergerak ke selatan ekuator maka demikian pula dengan perawanannya. Dengan demikian maka sebagian besar wilayah Indonesia akan segera mengalami musim hujan. Pola musim hujan ini akan makin kuat ketika angin pasat timur laut di utara khatulistiwa berkembang dan menjadi angin barat laut di wilayah Indonesia. Ketika angin ini steady/tunak/dominan maka Indonesia akan benar benar mengalami musim hujan dan wajib bagi kita untuk mempersiapkan diri akan kemungkinan datangnya bencana banjir. Mumpung masih ada waktu maka marilah berbenah diri, memfungsikan semua sarana dan prasarana yang ada untuk meminimalisasi kemungkinan banjir.