Wednesday, May 13, 2020

Lagi tentang Covid-19

Banyak yang berubah sejak virus corona menjadi pandemi global. Banyak sendi-sendi kehidupan menjadi bergeser atau berubah sama sekali yang menyebabkan berbagai macam shock pada masyarakat. Masyarakat kita belum terbiasa dengan situasi dimana manusia sebagai makhluk sosial dibatasi ruang geraknya. Di banyak negara, situasi sudah seperti berada pada ruang tahanan kota dimana pergerakan manusia sangat terbatas dan sunyi sepi, apalagi bila sudah menerapkan cara lockdown. Di Indonesia sudah 10 ribuan yang terpapar positif virus corona yang tersebar terutama di pulau Jawa yang memang paling padat penduduknya dibanding pulau-pulau lainnya. Sekitar seribuan sudah meninggal dunia dan lebih dari tiga kali lipatnya sudah sembuh. Segala macam usaha telah dilakukan. Di bidang ekonomi sejumlah kebijakan telah diambil agar kegiatan ekonomi masyarakat tidak terlalu terpengaruh pada pandemi. Dalam bidang pendidikan, berbagai aksi telah dilakukan dengan lebih mengedepankan belajar mengajar dengan sistem online. Berbagai kendala telah dan sedang dihadapi mengingat ada wilayah tertentu di tanah air yang belum teraliri listrik dan jaringan internet. Bahkan ada kabar duka, ketika seorang mahasiswa meninggal karena jatuh dari atap masjid saat ia mencari sinyal internet untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Ada pula yang harus berjalan cukup jauh beberapa kilometer untuk mencari sinyal internet. Banyak wilayah masih mempunyai blankspot sehingga tidak bisa mengakses internet dengan baik. Ada juga seorang pengajar sekolah dasar guna memenuhi target silabus mata pelajarannya, ia berkunjung dari rumah ke rumah anak didiknya karena orang tua anak didiknya tidak mampu membeli handphone. Masih banyak kendala untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar online tersebut. Banyak yang masih gagap akan kebiasaan yang dipaksakan tersebut.
Banyak pertemuan, rapat, seminar dan sebagainya menggantungkan pada aplikasi tertentu misalnya zoom, yang sangat populer saat ini mengalahkan aplikasi lainnya. Media sosial lainnya juga sangat membantu mengatasi berbagai perubahan budaya tersebut.
Dalam bidang kesehatan juga terjadi perkembangan berarti misalnya pada pembuatan alat pelindung kesehatan, ventilator dan berbagai sarana prasarana lainnya. Salah satu versi ventilator saat ini telah melewati uji klinis dan segera memasuki produksi massal. Berita menggembirakan ini tentu juga akan memicu perkembangan lain di bidang farmasi obat-obatan yang selama ini lebih banyak import dibanding memproduksi sendiri padahal ketersediaan bahan baku obat sangat melimpah di Indonesia. Obat-obatan herbal juga berkembang pesat dan menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi berbagai penyakit yang dialami masyarakat saat ini. Merombak budaya importir menjadi produsen dan eksportir memang tidak mudah. Butuh tekad kuat dari semua pihak untuk bisa mandiri. Tata niaga obat-obatan dan produk farmasi yang lain juga mesti harus diatur ulang agar tidak terjadi kartel yang sangat merugikan masyarakat. Upaya ini harus dilakukan dari dalam dan dari luar sistem tersebut. Selama masih ada pihak-pihak yang bersikap seperti lintah darah maka masih tidak mudah untuk dibenahi. Sekali lagi perlu perombakan total namun dengan sangat hati-hati mengingat obat bagi orang yang sakit sudah seperti makanan sehari-hari.
Dalam usaha menggerakkan ekonomi pula maka khususnya usaha mikro, kecil dan menengah mendapatkan perhatian khusus. Berbagai skema juga telah dilakukan untuk mengurangi dampak covid ini. Sektor pekerja juga telah mendapatkan perhatian khusus melalui program kartu prakerja. Berbagai pihak disasar oleh kartu ini khususnya yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat perusahaannya mengalami kemunduran produksi dan sebagainya. Meski mengalami silang sengketa terhadap niat mulia penerapan pelatihan pra kerja namun program ini tetap jalan terus. Diharapkan tercipta wirausahawan baru yang turut menggerakkan ekonomi masyarakat kelas bawah. Tapi harus dicatat bahwa sebenarnya anggaran pelatihan masih bisa sangat diefisienkan. Bukan tidak mungkin suatu saat materi pelatihan online tersebut akan dibuka untuk publik, tidak hanya yang mendapatkan kartu prakerja saja.
Persaudaraan antar sesama umat manusia juga makin meningkat seiring dengan kondisi senasib sesama anak bangsa. Sebagian orang yang mampu menyediakan kebutuhan pangan bagi warga yang tidak mampu. Kesenjangan sosial yang selama ini menggurita di masyarakat sedikit terbantu dengan kesadaran akan amanat penderitaan rakyat. Berbagai skema bantuan dari pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten dll juga telah digelorakan dan yang masih menjadi masalah adalah data real time. Ini menyisakan pekerjaan rumah yang tidak pernah habis.
Semoga saja pandemi ini segera berlalu dan Indonesia kembali melesat pembangunannya mengejar ketertinggalan dari negara maju. Dalam situasi serba kepepet biasanya bangsa Indonesia lebih kreatif dan inovatif serta menginspirasi. Alam tropis yang demikian nikmat dan indahnya sering meninabobokkan kita sehingga lamban dalam mengejar cita-cita bangsa yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Justru seharusnya dengan kenikmatan alam yang kita peroleh sepanjang waktu ini lebih memacu untuk bergerak membangun karena kendala alam berkurang.

Thursday, May 7, 2020

Mengapa di bulan Mei masih "sering" hujan?

Saat ini masih banyak hujan di banyak tempat di tanah air padahal angin tenggara sudah lebih dominan dibanding angin timur laut. Ini seharusnya berarti bahwa wilayah Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh benua Australia daripada benua Asia. Saat ini di wilayah Utara katulistiwa juga tersebar pusat tekanan rendah, namun beberapa tekanan rendah kadang dijumpai di sebelah Selatan katulistiwa. Peristiwa ini menarik mengingat seharusnya pada saat ini Indonesia sudah mulai menginjak musim kemarau dan makin sedikit curah hujan yang terjadi. Coba kita lihat kondisi peluang hujan yang terjadi hari ini dimana digambarkan pada citra satelit Himawari 8 berikut ini.
Terlihat dengan jelas peluang curah hujan yang terjadi di wilayah barat pulau Sumatera dan sebagian Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi serta Papua. Awan-awan rendah dan menengah juga cukup tebal tersebar di berbagai wilayah tanah air. Pusat tekanan rendah masif terlihat di barat daya Jakarta.
Memang sekali lagi agak aneh kondisi beberapa waktu terakhir ini, apakah ini dipengaruhi secara tidak langsung oleh pandemi Corona? Mungkin iya. Iklim, musim, cuaca sangat dipengaruhi oleh aktifitas alam dan manusia. Saat ini relatif jauh berkurang pengaruh aktivitas manusia akibat pandemi Corona ini. Bumi sedang berusaha mereset kembali kondisi alamnya. Pada saat kondisi normal dimana aktivitas manusia begitu banyak dan beragam serta mengeluarkan banyak polusi pada bumi serta turut mempengaruhi sebaran titik-titik panas di bumi menyebabkan bumi mengalami kondisi seperti tergambar dalam seratus tahun terakhir ini. Bumi yang demikian dinamis dan terjadi peningkatan aerosol akan memberi peluang pada terciptanya curah hujan sehingga tidak jarang terjadi cuaca ekstrim.
Kembali ke wilayah Indonesia. Rupa-rupanya pada saat ini uap air yang terbawa oleh angin tenggara dari wilayah Australia cukup banyak dan aktivitas tekanan rendah yang terjadi di barat daya Lampung membawa pengaruh pada peningkatan peluang terjadinya hujan akibat awan-awan konvergensi yang terjadi. Aktivitas matahari yang relatif normal menyebabkan penguapan yang memicu adanya awan-awan konvektif juga banyak terjadi. Wilayah Nusa Tenggara yang masih terkadang hujan bisa diduga bahwa masih memungkinkan di beberapa wilayah di pulau Jawa mengalami hujan. Semoga sisa-sisa hujan yang terjadi pada musim pancaroba pertama ini masih bisa membawa berkah dan tidak menimbulkan bencana alam.