Monday, September 2, 2019

Lagu WAJIB NASIONAL


Sudah lama banyak di antara kita semua yang tidak mendengar lagu wajib nasional, padahal banyak. Yang sering disampaikan dalam upacara-upacara bendera tiap hari senin adalah lagu Indonesia Raya saja, lagu-lagu wajib lainnya jarang bahkan mungkin tidak diperdengarkan dalam upacara tersebut. Akibatnya kita sering lupa bahwa kita mempunyai banyak lagu wajib yang mengikat kita sebagai bangsa yang bertanah air dan berbahasa INDONESIA. Dalam acara kenegaraanpun, yang paling nyaring terdengar adalah lagu Indonesia Raya. Lagu lain semacam Maju Tak Gentar, Bagimu Negeri, Indonesia Pusaka, Rayuan Pulau Kelapa, Garuda Pancasila, Bangun Pemudi Pemuda, dll jarang terdengar. Dalam acara tujuhbelas Agustus-an kemarin lagu-lagu ini juga jarang diperdengarkan di pelosok negeri. Ada baiknya bila lagu-lagu wajib nasional diperkenalkan lagi sejak dini dan ada perlombaan menyanyikan lagu-lagu tersebut. Barangkali ada bagusnya juga para wakil rakyat diuji pengetahuannya tentang lagu wajib nasional. Pengetahuan dan penghayatan yang baik tentang lagu wajib nasional akan makin membangkitkan kita untuk mencintai tanah air, bangsa dan Bahasa kita yang demikian indah dan menakjubkan. Alangkah hebatnya bila Bahasa Indonesia-pun menjadi Bahasa internasional yang digunakan dalam forum resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengingat jumlah penduduk kita adalah ke-5 terbesar di dunia. Tugas dan langkah besar bila hal ini bisa terwujud, selain bahwa kita akan menjadi macan dunia, negara adidaya maju dunia. Semua potensi bangsa baik sumber daya alamnya yang demikian luar biasa dan sumber daya manusia yang makin terbuka alam pikirannya dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi akan dapat mempercepat terwujudnya hal tersebut. Bagaikan zamrud khatulistiwa yang demikian berkilau. Pembukaan UUD 1945 yang demikian indah dan menakjubkan sangat mencerminkan bagaimana founding fathers & mothers dan seluruh generasi setelahnya untuk mewujudkannya.  Sejarah bangsa ini yang demikian bergonta ganti antara cemerlang dan kelam yang kemudian bangkit makin cemerlang semoga tidak dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang membentur-benturkan dengan menggunakan issue-issue SARA (suku, agama, ras dan antar golongan).
Apakah diperkenankan lagu wajib diperbarui dengan aspek kekinian sehingga lebih meresap dalam hati sanubari penyanyi dan pendengarnya, saya pikir mungkin bisa/boleh. CMIIW.  Yang jelas bahwa lagu tersebut harus bisa menggugah semangat kebangsaan kita sebagai bertanah air yang satu, berbangsa yang satu, dan berbahasa yang satu …       INDONESIA. Bukankah hal tersebut demikian indahnya?? Selama masih mengalir dalam darahnya semangat nasionalisme, saya yakin tidak akan mudah negeri kita NKRI tercinta ini digoyang dengan issue-issue SARA.  Perbedaan-perbedaan dalam hal SARA tetap harus terikat dalam semangat kebangsaan dan nasionalisme Indonesia yang tetap kita pertahankan namun TIDAK dibentur-benturkan. Bagaimanapun dan siapapun pemerintahnya, sebisa mungkin tetap mengakomodasi kebhinekaan tersebut. Jangan sampai era keterbukaan menyebabkan kita terpecah belah namun justru kita harus makin kompak dalam menumbuhkembangkan negeri kita tercinta ini menjadi negara yang maju, berkeadilan sosial, makmur, dan sejahtera.
Percepatan-percepatan di sana sini dalam proses pembangunan harus diperbaiki dan juga berorientasi pada hasil yang baik. Namun percepatan-percepatan yang dilakukan jangan sampai grusa grusu/kebat kliwat (tergesa-gesa sehingga ceroboh). Umpan balik dari hasil dan kebijakan yang dibuat digunakan untuk memperbaiki input dan proses serta hasil dan kebijakan pembangunan. Kebijakan-kebijakan yang menghambat dalam berkreasi dan berinovasi diperbaiki sebaik mungkin. Semua potensi bangsa harus diberdayakan dengan bertumpukan pada sumber daya yang unggul dan tampil prima. Sarana dan prasarana dasar baik infrastruktur dan suprastruktur seperti psikologi, kesehatan, pendidikan, hankam, sandang, pangan, papan, manajemen, informasi sehingga masyarakat bisa beraktualisasi diri secara bijak harus dikelola sedemikian hingga negara kita menjadi yang kita rakyat Indonesia inginkan bersama. Puncak itu semua adalah spiritualitas yang berwujud keikhlasan bahwa negara kita masih semacam ini saat ini. Ikhlas memberi dan menerima sesuai kewajiban dan haknya sebagai WNI yang demikian majemuk. Tidak mudah untuk sampai pada tahap ikhlas meskipun dengan mudah kita bisa ucapkan setiap saat. Semuanya butuh waktu dan proses. Bersyukurlah bahwa arah pembangunan yang makin membaik dari waktu ke waktu bisa kita wujudkan secara bertahap. Sudah waktunya haluan negara kita samakan persepsinya agar negeri kita tidak mudah berubah arahnya karena pergantian kepemimpinan daerah dan nasional serta legislatif dan yudikatifnya. Beri kesempatan yang sedang mendapatkan amanah mengemban tugas negara untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional kecuali yang bermasalah hukum. Salam INDONESIA MAJU DAN BERKEADILAN SOSIAL!!!



Tuesday, May 7, 2019

Marilah segera bangkit dan sadar ...

Ass.wr.wb …berbeda pemahaman terhadap sesuatu masalah seringkali akibat mindset yang berbeda atau tingkat pemahaman yang berbeda. Kalau tidak benar, ya tinggal dikoreksi saja to?? Diluruskan, seharusnya begini begitu. Tetapi bila sudah memasuki ranah hukum dan melewati batas ambang toleransi, ya tinggal diproses saja. Keluarga sadar hukum (kadarkum), atau kalau masyarakat alergi dengan istilah ini karena dianggap berbau-bau Orba ya tinggal diganti dengan istilah lain saja, juga makin disadarkan pada setiap orang agar makin hati-hati dalam bertindak. Butuh proses untuk memahami itu semua. Tidak ada masalah. Tugas semacam itu tidak mudah dan tidak singkat. Bahkan untuk selevel tingkat pendidikannya saja karena sudut pandang yang berbeda bisa menghasilkan hasil yang berbeda. Berbeda dalam sudut pandang tidak seharusnya kita berantem saling pukul pukulan yang sesungguhnya secara fisik, tapi adu argumentasi dengan tetap menjaga toleransi. Kita pakai kacamata yang bening agar lebih mudah dalam membedakan warna yang sesungguhnya kita lihat. Banyak yang harus dikoreksi terkait masalah SARA yang terjadi sampai dengan saat ini dengan meningkatkan pendidikan, pemahaman dan toleransi dalam batas-batas tertentu. Pendidikan moral Pancasila seharusnya ditanamkan sejak usia dini. Harus kita cegah radikalisme agar kehidupan berbangsa dan bernegara kita ini makin menyejukkan dan mengenakkan untuk membangun negeri kita tercinta. Marilah kita bersama-sama meskipun berbeda-beda tetapi kita harus tetap satu sebagai bangsa Indonesia (Bhinneka Tunggal Ika). Semangat Sumpah Pemuda harus kita kumandangkan terus. Mengapa?? Karena kita adalah satu …INDONESIA. Tentu 4 pilar kebangsaan kita jangan dilupakan. Jangan biarkan urusan dalam negeri kita diobok-obok oleh negara lain; apalagi moment pileg dan pilpres bisa menyebabkan perpecahan di antara kita semua. Mari kita berkaca dari pengalaman negara lain dan sejarah bangsa kita sendiri. Masih ada waktu bagi kita semua untuk makin memperbaiki diri. Tapi harus diingat bahwa kita tidak tahu sampai kapan umur kita ini, oleh karena itu berkali-kali mari kita ingatkan diri kita sendiri dan sanak saudara serta rekan-rekan kita untuk selalu ingat kepada Allah SWT/Tuhan YME. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi muslimin dan muslimat, salam sejahtera bagi kita semua.