Thursday, October 13, 2016

Bencana alam meteorologi

Bencana alam adalah bencana yang terjadi secara alami. Sehingga kalau kita melakukan pembakaran hutan dan menjadi kebakaran hebat, kebakaran semacam ini bukanlah bencana alam. Beberapa bencana alam meteorologi yang bisa disebut adalah bencana banjir, kekeringan, blizard, badai guntur, tornado, puting beliung, siklon, hujan es yang dahsyat dsb. Di antara bencana alam yang lain, bencana banjir merupakan contoh yang paling populer. Banjir di sini akibat dari meluapnya air dari selokan, kanal-kanal air dan sungai sehingga melanda kawasan di sekitarnya. Faktor penyebab meluapnya air tersebut adalah tingginya intensitas hujan yang terjadi. Fenomena yang terjadi di Pasifik tropis yang dikenal dengan La Nina, memperparah kejadian curah hujan di tanah air. Dipole mode yang terjadi di samudra Hindia yang menunjukkan pola negatif juga mendukung hal tersebut.
Kekeringan merupakan fenomena kebalikan dari banjir. Pada fenomena ini curah hujan jauh berkurang dari biasanya. Penyebab yang sering dikaitkan dengan kekeringan ini adalah El Nino yang terjadi di lautan Pasifik tropis. Saat El Nino, awan hujan di atas wilayah Indonesia bergeser ke arah timur. Apalagi biasanya perairan di wilayah kita dan sekitarnya mendingin, akibatnya sulit untuk  terbentuk hujan.
Blizard merupakan fenomena meteorologi di lintang tengah ketika angin dingin bertiup kencang, visibilitas rendah akibat banyak kabut dan salju.  Jadi merupakan hal yang wajar bila seringkali terjadi kecelakaan kendaraan saat blizard ini terjadi. Lihatlah contoh blizard  di bawah ini:
Badai guntur atau thunderstorm biasanya dipicu oleh awan-awan konvektif seperti kumulonimbus. Dalam awan semacam ini terjadi pemisahan muatan (+) dan (-) sehingga bisa terjadi loncatan muatan yang menyebabkan kilat dan petir baik di dalam awan tersebut, antar awan, maupun antara awan dengan permukaan. Pembahasan tentang petir ini akan disampaikan di waktu mendatang.
Puting beliung, tornado dan siklon merupakan fenomena meteorologi yang dahsyat namun dengan skala ruang/panjang dan waktu yang berbeda serta menyebabkan kerusakan dengan tingkat yang berbeda. Di antara ketiganya, siklon lah yang paling merusak. Di wilayah Indonesia, puting beliung merupakan siklon berskala kecil. 
Hujan es atau hail juga bisa dikatakan bencana alam bila cukup deras. Pada saat panas terik, awan-awan konvektif banyak terbentuk. Bila dalam awan konvektif tersebut terdapat zone dimana suhunya di bawah nol maka peluang terjadinya hujan es sangat besar. Rekor besarnya hail di dunia ini adalah mendekati 1 kg sehingga bila jatuh dan menimpa kaca mobil maka kaca mobil tersebut bisa berlubang.

Wednesday, October 5, 2016

Adakah hubungan antara monsoon, dipole mode dan ENSO??

Ketiga fenomena tersebut (Monsoon, Dipole Mode dan ENSO) sangat seksi untuk diteliti lebih jauh. Monsoon yang banyak berpengaruh pada musim yang bersirkulasi dalam arah utara - selatan (meridional) dan Dipole mode plus ENSO yang berpengaruh pada sirkulasi khususnya yang berarah barat - timur (zonal) seringkali berinteraksi secara unik. El Nino dan Dipole mode (+), El Nino dengan Dipole mode (-), La Nina dan Dipole mode (+), La Nina dan Dipole mode (-), yang berinteraksi dengan monsoon membuat suatu kondisi yang demikian kompleks. Dipole mode yang merupakan fenomena di samudra Hindia ekuator lebih berpengaruh pada sisi Indonesia bagian barat, sedangkan El Nino/La Nina banyak mempengaruhi musim di Indonesia bagian timur. Kedua fenomena tersebut masih belum diketahui bagaimana proses pembentukannya. Yang sudah diketahui dengan cukup baik adalah bagaimana perilaku dan dampak fenomena-fenomena tersebut pada cuaca dan musim di berbagai belahan dunia.
Akan menjadi bahan penelitian yang baik jika kita mampu menggambarkan bagaimana pola interaksi tersebut. Letak zona konvergensi dan divergensi yang ditandai dengan pola perawanan yang terjadi di kawasan tersebut merupakan hal yang sangat menarik untuk dikaji. Coba perhatikan gambar berikut ini. Ketika Dipole mode positif, suhu permukaan laut di wilayah Indonesia rendah sehingga sulit terbentuk awan. Sementara di sebelah timur Afrika ekuator suhu permukaan lautnya lebih tinggi sehingga mudah terbentuk perawanan. Hal yang berlawanan terjadi pada Dipole mode negatif. Wilayah Indonesia dan Australia banyak terbentuk awan.

Saat ini terlihat bahwa zona anomali suhu permukaan laut di Nino 3.4 menunjukkan negatif yang berarti bahwa La Nina sedang terjadi. Karena ini terjadi maka perawanan banyak terbentuk di atmosfer Indonesia. Kombinasi antara Dipole negatif, La Nina, dan monsoon (apalagi bila monsoon Asia) akan membawa pengaruh pembentukan awan hujan yang dahsyat. Beruntunglah bahwa kombinasi seperti ini jarang terjadi sehingga efeknya tidak terlalu dahsyat.
Tertarik untuk meneliti hal ini? Ayo kalau kita mau bersama-sama menelitinya.