Friday, January 15, 2016

Media masa sangat dibutuhkan untuk ...

Saat sekarang ini peran media masa sangat meningkat tajam. Semua berita baik menyangkut kegiatan politik, ekonomi, sosial kemasyarakatan, pertahanan dan keamanan dan lain-lain sudah merupakan sajian sehari-hari dan tidak mengenal waktu. Dari mulai pagi hari, siang, sore, malam bahkan dini hari kita terpapar oleh segala macam berita baik dari media cetak maupun elektronik. Sayangnya kadangkala (atau bahkan mungkin terlalu sering) sisipan-sisipan pesan dari pemilik media terpampang luas di depan mata. Bukan hal sulit untuk membuktikan adanya pertentangan arus antara pihak media yang pro pemerintah dan yang kontra pemerintah. Di media sosial seperti twitter dan facebook juga banyak bertebaran pendapat atau berita antara pendukung dan yang kontra. Ini semua adalah berkah dari efek globalisasi dan keterbukaan informasi di negara kita. Jarang ada orang yang ditangkap karena pendapat-pendapat pribadinya yang menyudutkan pihak tertentu. Meskipun demikian sudah merupakan hal yang wajar jika media masa tidak malah mengompori suatu kasus tertentu namun harus lebih bertanggungjawab atas segala isi yang disampaikan kepada masyarakat. Masyarakat juga seharusnya kritis terhadap berita yang beredar.
Dalam dunia ilmu pengetahuan, teknologi dan seni peran media ini juga sangat dibutuhkan. Ilmu dan teknologi kebumian sangat penting perannya dalam memahami tentang kondisi bumi dan perilakunya. Bencana alam yang sering terjadi di bumi Indonesia dan belahan bumi lainnya seringkali tidak diberitakan dengan baik karena keterbatasan sudut pandang para awak media. Dengan latar belakang yang sangat beragam, maka sulit untuk para awak media mampu mengemas berita tentang bencana alam dengan manis dan kaya informasi. Substansi berita jauh lebih sering memberitakan aspek-aspek sosialnya, bukan masalah bencana alam itu sendiri. Tidak salah memang hal seperti disebut di atas, namun bila aspek-aspek bencana alamnya juga turut dikupas maka masyarakat bisa tercerdaskan dan bisa turut berperanserta dalam mitigasi dan adaptasi terhadap kemungkinan bencana alam serupa terjadi. Oleh karena itu maka pendidikan dan pelatihan untuk awak media sangat diperlukan untuk  meningkatkan kemasan berita yang kaya informasi tentang suatu peristiwa bencana alam. Konsultasi dengan para pakar yang didukung oleh pemahaman wartawan yang lebih baik tentang fenomena bencana bisa mengurangi kesalahan dalam pemberitaan.

Saturday, January 9, 2016

Negeri tanggap bencana

Wilayah Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai pulau Rote terletak pada kawasan yang rawan bencana alam, baik dari pengaruh dari dalam bumi maupun dari luar permukaan bumi. Istilah geofisik yang keren untuk itu adalah dalam kawasan "rings of fire". Terletak di wilayah retakan-retakan antara lempeng benua dan lempeng samudra yang sangat aktif. Gempa bumi baik akibat gunung api meletus maupun gempa tektonik merupakan peristiwa yang sudah biasa terjadi dan sering menimbulkan kerusakan hebat. Akhir-akhir ini tsunami juga sering terjadi mengingat sesar turun atau naik yang terjadi di patahan-patahan tersebut pada kedalaman episenter kurang dari 10 km yang mempunyai skala Richter lebih dari 5. Peristiwa di atas permukaan bumi tidak kalah serunya. Imbas dari siklon baik di Australia maupun di Philippina sering menyebabkan ombak besar yang sangat mengganggu aktivitas nelayan dan pelayaran baik di wilayah selatan maupun utara negeri. El Nino di samudra Pasifik juga mempunyai dampak yang kurang baik bagi musim di Indonesia. Kekeringan sering terjadi khususnya untuk wilayah yang berpola curah hujan monsoon. Kebalikan dari El Nino adalah peristiwa La Nina yang sering membawa dampak peningkatan curah hujan di tanah air. Banjir, longsor dan banyaknya petir sering mengiringi kejadian La Nina di samudra Pasifik tropis ini. Kombinasi kejadian El Nino dengan Dipole Mode positif akan lebih memperparah kejadian kekeringan di tanah air yang bisa memicu dan memperparah kejadian kebakaran hutan. Sedangkan bila terjadi La Nina dan Dipole Mode negatif maka peluang peningkatan curah hujan yang besar meningkat tajam. Oleh karena itu sudah sewajarnya bila pemerintah kita tanggap akan bencana-bencana yang sering terjadi ini. Penguatan kelembagaan yang terkait dengan bencana alam ini harus makin ditingkatkan dan sosialisasi serta pendidikan publik terkait dengan hal ini juga harus dilaksanakan sejak usia dini. Kesadaran semacam ini sudah harus dibangun  melalui pendidikan formal dan non formal, melalui semua media yang dapat menjangkau masyarakat luas baik di perkotaan maupun tempat-tempat terpencil. Bila hal ini bisa terwujud maka kerugian harta benda dan jiwa akan bisa diminimalisir. Alat-alat early warning system terjaga dari kerusakan dan dari tangan-tangan jahil sehingga ketika saat digunakan dapat berfungsi dengan baik. Sering tidak begitu disadari bahwa kita mampu mengadakan dan membangun sistem peringatan dini namun tidak mampu merawatnya. Sekali lagi, penyadaran masyarakat akan pentingnya alat-alat ini juga harus dibangun. Tanpa keterlibatan aktif mereka, hampir mustahil tujuan mulia tanggap bencana alam akan tercapai.