Wednesday, September 23, 2015

Meteorologi itu ilmu penunjang kehidupan

Cuaca adalah keadaan udara  pada suatu tempat dan waktu tertentu. Setiap hari tidak ada satu makhluk hiduppun yang tidak mendapatkan pengaruh cuaca. Respon manusia terhadap cuaca ini bermacam macam. Manusia memakai payung saat panas atau hujan, memakai baju dengan bahan  tertentu, membangun rumah dan gedung, berekreasi, melaksanakan perjalanan jauh dengan menggunakan pesawat udara atau kapal laut dan sebagainya selalu memperhatikan cuaca. Pendek kata, setiap kegiatan di luar dan di dalam gedung/ rumah selalu bersinggungan dengan pengaruh cuaca. Orang mengenal cuaca umumnya adalah dari televisi, radio, koran dan internet. Kita bisa saksikan di TVRI setiap hari ditayangkan berita cuaca, demikian pula di stasiun-stasiun televisi yang lain walau hanya sekilas. Di koran-koran juga berita ramalan cuaca ini disampaikan kepada masyarakat dalam bentuk yang sederhana sekali. Biasanya ramalan cuaca ini menyatakan kondisi temperatur, perawanan/ hujan, arah dan kecepatan angin dan kadang-kadang kelembapan relatif.  Berbeda dengan lintang menengah atau tinggi yang biasanya menyatakan juga kondisi front, di Indonesia tidak menyampaikan hal ini karena memang tidak mengalami adanya front.  Kadangkala disampaikan pula kondisi khusus tentang kemungkinan adanya puting beliung. Penyampai berita cuaca di televisi sebenarnya merupakan profesi yang bisa menghasilkan uang, namun di negara kita hal ini belum lumrah. Banyak pembawa berita cuaca di negara-negara tertentu adalah para wanita cantik dan sexy untuk menambah daya tarik acara yang disampaikan. Bahkan karena profesi ini menarik, putra mahkota kerajaan Inggris yakni Pangeran Charles mencoba menjadi penyampai berita cuaca di BBC. Lihatlah foto di bawah ini ketika ia beraksi di depan kamera.

Kondisi  cuaca yang kita kenal biasanya menyatakan keadaan perawanan, hujan, arah dan kecepatan angin, radiasi matahari, kelembapan, suhu atau temperatur, dan tekanan.  Di antara parameter-parameter cuaca ini, tampaknya yang paling mendapatkan perhatian di negara kita adalah curah hujan, terutama akibat yang ditimbulkannya yang sering membawa dampak merugikan. Bila hujan tidak turun dalam jangka waktu tertentu, hampir pasti kekeringan terjadi dimana-mana, sedangkan bila hujan terus menerus terjadi maka akan menyebabkan banjir yang bisa menelan korban jiwa. Sehingga adalah wajar bila curah hujan ini mendapat perhatian utama masyarakat dan pemerintah, selain juga bahwa curah hujan inilah yang secara meteorologis dan klimatologis merupakan parameter paling penting di daerah tropis, khususnya di wilayah kita. Darinya kita bisa mengungkap sejumlah fenomena lain yang terjadi di atmosfer, seperti misalnya osilasi dan gelombang-gelombang di atmosfer, fenomena skala sinoptik, bahkan untuk mengungkap kejadian di lautan seperti El Nino dan La Nina (ENSO : El Nino and Southern Oscillation) di samudra Pasifik dan Dipole Mode di samudra Hindia dll. Oleh karena itulah maka biasanya di antara parameter cuaca yang lain, parameter curah hujan inilah yang paling sering diamati. Kemarin (21/9) hujan merata di Bandung terjadi namun ini tidak berarti telah memasuki musim hujan karena berdasarkan kriteria yang ditetapkan BMKG, awal musim hujan itu baru dapat kita ketahui sebulan yang akan datang. Untuk mengetahui lebih jelasnya, anda bisa kontak saya.
Kecelakaan-kecelakaan transportasi di berbagai tempat banyak juga yang disebabkan oleh faktor cuaca yang buruk. Pesawat jatuh di Papua banyak terjadi akibat cuaca yang berubah-ubah dengan cepat. Tabrakan kapal sering terjadi karena kabut yang tebal yang membatasi jarak pandang horizontal (visibilitas).  Daerah-daerah yang berbukit-bukit atau daerah pegunungan sering diselimuti oleh kabut sehingga biasanya kendaraan yang melintasinya harus berhati-hati dan menyalakan lampu yang berwarna kuning.
Di AS selama musim dingin tahun 1977, 1978 dan 1979 cuaca dingin yang sangat hebat terjadi khususnya di Amerika bagian tengah dan timur sehingga menyebabkan impor minyak menjadi sangat tinggi. Hal ini semakin memperburuk neraca perdagangan yang saat itu sedang tidak menguntungkan dan menyebabkan anjloknya nilai dollar sampai sangat rendah dalam pertukaran internasional (Neiburger, 1995).
Dengan demikian maka sadar ataupun tidak sadar setiap kegiatan manusia sangat terkait dengan cuaca. Ilmu yang mempelajari cuaca disebut sebagai meteorologi.  Meteorologi ini mencakup terapan yang sangat luas dan biasanya penamaannya sesuai dengan aplikasinya. Misalnya ada meteorologi pertanian, meteorologi penerbangan, meteorologi maritim, meteorologi kesehatan, meteorologi rekayasa, hidrometeorologi, meteorologi asuransi dan lain-lain. Meteorologi yang mempelajari wilayah tropis kita sebut meteorologi tropis. Meteorologi yang mempelajari ruang lingkup dari mulai skala kecil sampai besar kita sebut meteorologi mikro, meteorologi meso, meteorologi regional dan meteorologi global. Tidaklah mengherankan karena menguasai hajat hidup orang  sedunia maka didirikan wadah untuk mengaturnya yakni World Meteorological Organization (WMO), satu-satunya  organisasi profesi di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). 

Saturday, September 19, 2015

Mungkinkah??

Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan SMS berantai yang isinya berupa ajakan untuk menempatkan satu ember air bercampur garam di depan rumah  mulai jam 10 (mengingat penguapan banyak terjadi jam 11-13 wib) serempak pada hari Sabtu minggu lalu. Ini dimaksudkan agar segera tercipta jutaan kubik uap air di atmosfer sehingga terbentuk hujan untuk menghadapi kemarau panjang dan kabut asap yang kian parah. SMS ini bergulir liar ke siapa saja. Masalah apakah himbauan ini dilaksanakan atau tidak, bukan tujuan saya tulis dan bahas hal ini.
Perlu diketahui bahwa sepanjang waktu, terjadi penguapan dari laut dan badan-badan air di daratan serta seluruh permukaan bumi yang terkena sinar matahari. Oleh karena itu maka jutaan meter kubik setiap harinya menguap ke atmosfer dan memperlembap udara khususnya di lapisan troposfer. Jumlah uap air di atmosfer kurang lebih 0-4% ppmbv. Di wilayah tropislah uap air banyak terdapat di atmosfer. Jadi jika dibandingkan dengan langkah-langkah himbauan di atas, maka boleh dikatakan akan kurang membawa hasil apalagi tidak banyak yang mengikuti himbauan tersebut. Air garam yang ada di ember akan lebih sulit menguap dibanding dengan air biasa dan bilapun menguap maka garam akan terendapkan. Mengapa air garam?? Saya pikir orang atau organisasi yang melakukan himbauan tersebut mungkin berpikir bahwa cara tersebut sama seperti proses hujan buatan dengan menebar garam dapur di atmosfer. Dengan luas area yang sangat kecil (ember) sulit untuk terjadi penguapan mengingat semakin lebar permukaan maka semakin cepat terjadinya peluang penguapan. Waktu penguapan terbesar biasanya terjadi pada tengah hari ketika matahari ada di atas kepala kita dan penguapan tersebut membutuhkan proses. Ini tidak lain karena selain radiasi matahari, penguapan juga dipengaruhi oleh angin yang membawa panas serta temperatur udara. Dibutuhkan waktu yang lama agar terjadi penguapan serta hanya sedikit yang bisa teruapkan dari ember, misal katakanlah 1 mm. Dengan diameter ember 50 cm dan hanya diikuti seratus orang misalnya maka bisa dihitung hanya berapa meter kubik (tidak sampai 1 meter kubik)  uap air yang teruapkan ke udara. Kalaupun diikuti satu juta orang, dengan ukuran ember yang sama maka baru ribuan meter kubik yang menguap. Asumsi itupun sangat amat sulit terealisir karena amat sangat tidak mudah menggerakkan masyarakat untuk turut berpartisipasi untuk hal semacam itu. Saya tidak bermaksud untuk meremehkan orang atau organisasi  yang membuat SMS berantai tersebut, tetapi saya berkeyakinan mustahil hal ini terealisir. Boleh-boleh saja menghimbau masyarakat untuk berbuat sesuatu menanggapi permasalahan nasional kekeringan panjang dan asap namun seharusnya memilih cara-cara yang lebih cerdas tidak sekedar hanya mencari popularitas. Cara yang lebih cerdas untuk mengatasi kekeringan misalnya dengan gerakan hemat air, pengolahan dan pemanfaatan air  limbah untuk tujuan pertanian, desalinisasi air laut dll. Untuk mengatasi asap dilakukan dengan law enforcement, pencegahan pengusahaan area lahan gambut, penciptaan teknologi pelenyap asap dll. Meskipun usaha-usaha semacam itu membutuhkan effort yang sangat besar, namun sudah tugas pemerintah untuk melaksanakannya dengan partisipasi dari masyarakat luas. Untuk saudara-saudara kita yang masih mengalami permasalahan kekeringan dan asap, jika tidak bisa lagi yang bisa dilakukan maka berdoalah agar hujan segera mengguyur wilayah Indonesia tercinta. Amin.