Sunday, July 26, 2015

Bagaimana hujan es terbentuk??

Di Medan Sumatera Utara hari ini tadi terjadi hujan es seperti yang diberitakan koran detik. Meskipun durasinya hanya 30 menit namun ini sudah bisa membuktikan bahwa awan-awan tebal yang pertumbuhannya vertikal dapat diduga merupakan sumber terjadinya prespitasi ini. Awan kumulus atau kumulonimbus diduga menjadi penyebabnya. Mengapa demikian? Ini tidak lain karena pertumbuhan es bisa terjadi bila terdapat suhu dalam awan yang nilainya lebih rendah dari 0oC. Bila ini tidak terjadi maka sangat sulit kemungkinan akan terjadinya hujan es. Pada awan yang temperaturnya lebih dari 0oC maka hanya terdapat tetes-tetes air bukan kristal es. Pada awan dingin kristal es bisa terbentuk karena adanya inti es. Akibat adanya updraft maka terjadilah tumbukan antara kristal es dengan kristal es atau antara kristal es dengan tetes air super dingin selain akibat tumbukan karena proses utama Bergeron.Tekanan uap di atas permukaan air cair super dingin lebih tinggi dibanding tekanan uap di atas permukaan kristal es sehingga berakibat air cair menguap dan menempel pada kristal es. Dengan demikian maka air cair akan makin berkurang sedangkan kristal es makin bertambah dan membesar. Karena makin besar ukuran kristal es maka daya apungnya akan lebih kecil daripada gaya tarik gravitasi. Ini berakibat pada makin besarnya kemungkinan jatuhnya kristal es yang bisa berwujud batu es ke permukaan bumi. Pada saat itulah maka di permukaan bumi terjadi hujan es. Ukuran es bisa berkurang akibat gesekan batu es (hail) dengan udara yang hangat. Besarnya batu es terbesar yang pernah jatuh ke  permukaan bumi yang pernah tercatat adalah hampir 1 kg. Ukuran yang sangat besar tersebut sangat berbahaya bagi makhluk hidup yang tertimpanya karena kaca mobilpun bisa berlubang.   

Sunday, July 5, 2015

Apa artinya hujan 5 mm ??

Pertanyaan semacam ini sering tidak dimengerti apa artinya. Bahkan seringkali para mahasiswa meteorologi pada sidang-sidang sarjana tidak tahu apa artinya padahal hal semacam ini sangat prinsip. Dalam pencatatan data curah hujan baik secara manual maupun otomatis selalu muncul angka-angka tertentu, entah 0 entah bilangan yang lain. Arti dari bilangan tersebut (misal 5 mm) adalah bahwa ketinggian curah hujan pada suatu permukaan seluas satu meter persegi adalah 5 mm dengan catatan tidak ada infiltrasi, run off, dan evaporasi + transpirasi. Dengan demikian maka bila suatu kota mempunyai luas X kilometer persegi dan menerima curah hujan merata 5 mm maka bisa dihitung berapa volume air hujan yang jatuh di kota tersebut. Aplikasinya adalah bila volume curah hujan tersebut digunakan untuk tujuan pertanian, misal untuk memenuhi kebutuhan irigasi tanaman padi, maka bisa dihitung berapa luas lahan tanaman padi yang bisa diairi.