Friday, September 3, 2010

Kalau wakil rakyat sudah lupa keadaan rakyat yang diwakilinya ...

 Bagaimana mungkin, rakyat yang makin megap-megap menjalani hidup ini disuguhi angka yang fantastis (1,2 trilyun rupiah) hanya untuk membangun sebuah gedung yang digunakan untuk kantor wakil-wakilnya yang (katanya) terhormat itu. Sungguh memilukan. Apalagi katanya fasilitas yang disediakan memungkinkan anggota DPR makin malas-malasan memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Yang lebih banyak diurus adalah justru kesejahteraan pribadi wakil-wakil rakyat tsb. Tunjangan ini itu diberikan dalam jumlah yang tak terbatas, saking banyaknya. Entah apa jadinya bila wakil rakyat makin sibuk mensejahterakan diri dan pura-pura memperjuangkan aspirasi rakyat ... Menyakitkan sekali apabila seorang pejabat BURT DPR sampai menyatakan bahwa pembangunan gedung DPR tsb tidak ada hubungannya dengan kemiskinan rakyat. Menyedihkan sekali bila uang negara dihambur-hamburkan hanya untuk memenuhi tuntutan peningkatan kenyamanan wakil rakyat. Uang negara hendaknya digunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat, seperti amanat UUD 45. Masihkah ada wakil rakyat yang benar-benar berjuang untuk rakyat? Ataukah rakyat akan makin banyak disuguhi "perwakilan kesejahteraan" oleh wakil-wakil rakyatnya? Aku pesimis rakyat akan makin makmur. PDB mungkin meningkat tapi kesenjangan juga akan makin meningkat  ... keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia hanya akan tinggal harapan dan cita-cita yang tidak pernah membumi ... tergantung di awang-awang.
 Kalau kita baca  kronologi rencana pembangunan gedung DPR 
ini mungkin nampak rasional, tapi apakah mencerminkan rasa keadilan bagi rakyat Indonesia? Saya sangat meragukannya! Wakil rakyat makin ingin ditingkatkan kenyamanann hidupnya sedangkan masyarakat yang diwakilinya tidak banyak dipikirkan kesejahteraan hidupnya. Tidak bisakah kita menghemat anggaran belanja? Tidak bisakah kita menggunakan anggaran tsb untuk meningkatkan layanan pendidikan, kesehatan, sarana prasarana jalan, jembatan, saluran irigasi dan drainase yang nyata-nyata untuk kemakmuran rakyat? Wahai para wakil rakyat ...berpikirlah dan asahlah rasa kalian agar kalian menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya.

Stephen Hawking: Tuhan Bukan Pencipta Alam Semesta

Stephen Hawking. AP/Dave Einsel
TEMPO Interaktif, Fisikawan Inggris Stephen Hawking yakin bahwa keberadaan manusia dan alam semesta bukan hasil ciptaan Tuhan, melainkan muncul dengan sendirinya. Sebab ada hukum gravitasi, alam semesta bisa menciptakan dirinya sendiri.

Dia mengklaim tidak ada kekuatan ilahiyah yang dapat menjelaskan mengapa alam semesta ini terbentuk.

Dalam buku terakhirnta, The Grand Design, dikutip oleh The Times, Hawking menjelaskan "Sebab di sana ada hukum gravitasi, alam semesta dapat dan akan menciptakan dirinya sendiri."

Di buku A Brief History of Time, Prof Hawking tidak menafikkan kemungkinan turut campurnya Tuhan dalam penciptan dunia.

Dia menulis di bukunya tahun 1988, "Jika kita menemukan sebuah teori yang lengkap, maka hal tersebut menjadi kemenangan nalar manusia. Oleh sebab itu, kita akan mengenal Tuhan."

Hawking, dalam buku terbarunya, menolak teori Isaac Newton yang menyatakan bahwa terciptanya alam semesta terbentuk tidak secara spontan namun digerakkan oleh Tuhan.

Stephen William Hawking lahir di Oxford, 8 Januari 1942 adalah seorang ahli teori fisika. Ia putra dari seorang guru besar matematika di Universitas Cambridge.

Dalam kiprah keilmuannya, Hawking terkenal karena sumbangannya di bidang fisika kuantum. Di bidang agama, menurut bekas istrinya, Jane, Hawking adalah seorang atheis. Namu Hawking mengaku bahwa ia "tidak religius secara akal sehat" dan ia percaya bahwa "alam semesta diatur oleh hukum ilmu pengetahuan. Hukum tersebut mungkin dibuat oleh Tuhan, tetapi Tuhan tidak melakukan intervensi untuk melanggar hukum." Baca beritanya di sini...