Kembali dunia penerbangan berduka. Kali ini menimpa airline berbiaya murah Jerman yang berbasis di Cologne yakni Germanwings. Airline yang dimiliki sepenuhnya oleh Lufthansa ini mengalami kecelakaan di selatan Perancis dekat Digne-les-Bains pegunungan Alpen dan menewaskan 144 penumpang, 2 pilot dan 4 crew pesawat. Airbus A320-211 dengan nomer penerbangan 9525 ini sedang dalam penerbangan dari Barcelona (Spanyol) ke Dusseldorf (Jerman). Kecelakaan ini terjadi pada Selasa 24 Maret 2015 jam 10:47 CET dimana penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Dilaporkan bahwa serpihan pesawat terbesar yang ditemukan sebesar mobil. Black box pesawat dilaporkan sudah ditemukan. Kita tunggu saja kabar selanjutnya.
Obyektif, Independen, Sportif, Berpikir Positif, Berjiwa BESAR
Thursday, March 26, 2015
Thursday, March 12, 2015
Faktor penentu iklim
Terdapat delapan faktor yang menentukan iklim di suatu tempat. Kedelapan faktor tersebut adalah lintang, massa udara, kontinentalitas, arus laut, ketinggian/topografi, sistem tekanan, sirkulasi atmosfer, dan lautan.
Suatu tempat dengan lintang tertentu tentu akan terpengaruh iklimnya misalnya kota di lintang rendah tentu mempunyai iklim tropis yang panas, lebih panas dibandingkan dengan kota yang terletak di lintang 60 derajat. Kota Jakarta dengan kota California tentu mempunyai suhu yang lebih besar di Jakarta dibanding di California meskipun rentang suhunya lebih besar di California. Berdasarkan lintangnya kita mengenal iklim tropis, iklim sedang/temperate dan iklim kutub. Makin tinggi lintang maka makin rendah temperaturnya. Beruntunglah Indonesia terletak di lintang tropis yang sepanjang tahun fluktuasi temperaturnya tidak besar.
Faktor selanjutnya yakni massa udara. Kita mengenal beberapa macam massa udara yakni maritim tropis, kontinental tropis, maritim polar, kontinental polar, maritim arctic dan kontinental arctic. Penamaan maritim dan kontinental didasarkan pada sifat massa udara yang lembap atau kering, sedangkan penamaan tropis dan polar serta arctic tidak lain didasarkan pada suhunya. Oleh karena itu maka maritim tropis, misalnya, merupakan massa udara yang lembap dan suhunya tinggi. Tentang massa udara ini telah saya tulis sebelumnya di blog ini.
Faktor yang lain yakni kontinentalitas, bisa dijelaskan sebagai berikut. Sifat kontinen adalah cepat menyerap dan melepaskan panas sedangkan sifat lautan adalah lambat menyerap dan melepaskan panas. Perbedaan sifat inilah yang menyebabkan adanya gerak udara dari daerah yang bertekanan udara tinggi ke daerah yang bertekanan udara rendah. Perbedaan sifat dari permukaan yang menerimanya inilah yang juga mendorong sirkulasi udara yang bermanfaat untuk meredistribusi panas di muka bumi. Redistribusi energi panas tidak hanya dilakukan melalui sirkulasi udara namun juga dilakukan melalui sirkulasi arus laut. Oleh sebab itu wajar jika suatu tempat di pinggir pantai akan sangat dipengaruhi iklimnya oleh lautan. Wilayah yang berada dekat lautan umumnya mempunyai jangkauan temperatur yang tidak sebesar wilayah yang jauh di pedalaman.
Pengaruh topografi atau ketinggian akan sangat terlihat ketika kita naik ke puncak gunung dimana biasanya temperaturnya menurun. Iklim pegunungan merupakan kajian yang menarik mengingat wilayah di windward biasanya lebih rendah temperaturnya dan lebih lembab dibanding dengan wilayah leeward. Ini dibuktikan dengan munculnya efek Foehn di banyak daerah di sekitar pegunungan.
Subscribe to:
Posts (Atom)