Friday, September 10, 2010

Awan dan perawanan

Nama-nama bentuk awan pertama kali sukses diperkenalkan oleh Luke Howard pada tahun 1803. Dia memperkenalkan tiga bentuk terpisah awan yakni cirrus, stratus, dan cumulus; dan mencoba menggambarkan semua bentuk awan ke dalam tiga bentuk dasar tersebut. Dia menambahkan nimbus (awan hujan) pada cirro-cumulo-stratus sehingga terbentuk 7 kemungkinan bentuk awan. Rintisan selanjutnya dilakukan oleh Clement Ley, seorang pengamat langit, pada tahun 1877 namun tidak begitu bagus karena penggambarannya agak khayal. Selanjutnya Navier Shaw meletakkan dasar-dasar termodinamika awan dengan penjelasan yang lebih masuk akal. Bahkan pandangan klasik Shaw yakni "ketika kondensasi uap berlanjut sampai batas kemampuan awan membawanya sampai hujan terbentuk" merupakan penjelasan yang pada waktu itu termasuk jarang dan perlu menunggu perkembangan dunia penerbangan agar sains studi awan tersebut dikenal.

Arthur Clayden mengumpulan pengetahuan tentang bahaya adanya awan dengan cara fotografi dan pemikiran-pemikiran kritis. Kebanyakan jenis-jenis awan utama dikenal baik oleh Clayden pada tahun 1922, sampai kemudian dengan makin berkembangnya pengkodean awan, dikenal istilah-istilah awan rendah, menengah dan tinggi dimana untuk awan menengah dan tinggi diberikan prefik alto dan cirro. WJ Humphreys menggabungkan pemahaman oleh ahli meteorologi dengan mata tajam seorang pengamat lapangan terbaik. Awan pileus yang oleh Howard telah dilupakan dan dibingungkan dengan anvil es dikoreksi oleh Humphreys dengan menyebutkan awan syal. Dia juga tidak latah dengan menggunakan istilah-istilah latin.

Nama-nama yang digunakan untuk perawanan dipilih untuk menggambarkan proses-proses yang menyebabkan awan terlihat seperti itu. Awan-awan konveksi cumulus terdiri daribagian yang berbentuk tajam dan bagian yang menguap. Awan-awan tersebut menghasilkan pileus ketika tumbuh dan stratocumulus ketika menyebar secara horizontal. Awan cumulonimbus adalah awan hujan walaupun sering digunakan untuk awan-awan dengan puncak yang mengandung es. Penyebaran puncak awan cumulus dan cumulonimbus sering menghasilkan anvil.
Konveksi ke bawah, misal dari dasar lapisan awan atau anvil, disebut mamma. Awan-awan yang berbentuk seperti serat disebut cirrus. Nama ini juga berarti bahwa awan tersebut tidak menguap (terdiri dari es) dan mempunyai partikel yang berbentuk seperti serat karena gerak udara.  Awan-awan yang terdiri dari lapisan-lapisan disebut stratus. Lapisan serat disebut cirrostratus. Castellanus adlah cumulus yang tidak berhubungan dengan konveksi dari dasar awan tetapi yang tumbuh hanya karena kondensasi. Awalan alto digunakan karena awan tersebut menjauh dari pengaruh permukaan bumi. Awan gelombang adalah awan yang terbentuk dalam gelombang-gelombang yang dihasilan oleh aliran udara di atas bukit, pantai atau gangguan aliran horizontal yang lain. Awan gelombang bisa ditemukan beberapa kilometer di bawah angin dari bukit yang menciptakannya. Kabut adalah awan di permukaan bumi dan scud adalah awan yang terbentuk di bawah level kondensasi utama.

Friday, September 3, 2010

Kalau wakil rakyat sudah lupa keadaan rakyat yang diwakilinya ...

 Bagaimana mungkin, rakyat yang makin megap-megap menjalani hidup ini disuguhi angka yang fantastis (1,2 trilyun rupiah) hanya untuk membangun sebuah gedung yang digunakan untuk kantor wakil-wakilnya yang (katanya) terhormat itu. Sungguh memilukan. Apalagi katanya fasilitas yang disediakan memungkinkan anggota DPR makin malas-malasan memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Yang lebih banyak diurus adalah justru kesejahteraan pribadi wakil-wakil rakyat tsb. Tunjangan ini itu diberikan dalam jumlah yang tak terbatas, saking banyaknya. Entah apa jadinya bila wakil rakyat makin sibuk mensejahterakan diri dan pura-pura memperjuangkan aspirasi rakyat ... Menyakitkan sekali apabila seorang pejabat BURT DPR sampai menyatakan bahwa pembangunan gedung DPR tsb tidak ada hubungannya dengan kemiskinan rakyat. Menyedihkan sekali bila uang negara dihambur-hamburkan hanya untuk memenuhi tuntutan peningkatan kenyamanan wakil rakyat. Uang negara hendaknya digunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat, seperti amanat UUD 45. Masihkah ada wakil rakyat yang benar-benar berjuang untuk rakyat? Ataukah rakyat akan makin banyak disuguhi "perwakilan kesejahteraan" oleh wakil-wakil rakyatnya? Aku pesimis rakyat akan makin makmur. PDB mungkin meningkat tapi kesenjangan juga akan makin meningkat  ... keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia hanya akan tinggal harapan dan cita-cita yang tidak pernah membumi ... tergantung di awang-awang.
 Kalau kita baca  kronologi rencana pembangunan gedung DPR 
ini mungkin nampak rasional, tapi apakah mencerminkan rasa keadilan bagi rakyat Indonesia? Saya sangat meragukannya! Wakil rakyat makin ingin ditingkatkan kenyamanann hidupnya sedangkan masyarakat yang diwakilinya tidak banyak dipikirkan kesejahteraan hidupnya. Tidak bisakah kita menghemat anggaran belanja? Tidak bisakah kita menggunakan anggaran tsb untuk meningkatkan layanan pendidikan, kesehatan, sarana prasarana jalan, jembatan, saluran irigasi dan drainase yang nyata-nyata untuk kemakmuran rakyat? Wahai para wakil rakyat ...berpikirlah dan asahlah rasa kalian agar kalian menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya.