Friday, March 2, 2012

Klasifikasi iklim

Tujuan penggunaan klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik, misalnya untuk tujuan pertanian. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi dipilih unsur-unsur iklim yang berhubungan secara langsung dan mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut.
Thornthwaite (1933) menyatakan bahwa tujuan klasifikasi iklim adalah menetapkan pembagian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang benar-benar aktif terutama presipitasi dan suhu. Unsur lain seperti angin, sinar matahari, atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur aktif untuk tujuan khusus.
Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, oleh sebab itu pengklasifikasian iklim di Indonesia sering ditekankan pada pemanfaatannya dalam kegiatan budidaya pertanian. Pada daerah tropik suhu udara jarang menjadi faktor pembatas kegiatan produksi pertanian, sedangkan ketersediaan air merupakan faktor yang paling menentukan dalam kegiatan budidaya pertanian khususnya budidaya padi.
Variasi suhu di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat; suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya suatu tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar 0.6 oC setiap 100 meter kenaikan ketinggian tempat. Karena Indonesia berada di wilayah dekat ekuator maka selisih suhu siang dan suhu malam hari lebih besar dari pada selisih suhu musiman (antara musim kemarau dan musim hujan), sedangkan di daerah sub tropis hingga kutub selisih suhu musim panas dan musim dingin lebih besar dari pada selisih suhu harian. Keadaan suhu yang demikian tersebut membuat ada sebagian ahli yang membagi klasifikasi suhu di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.
Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling bervariasi baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian. Oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama. Karena ada hubungan sistematik antara unsur iklim khususnya presipitasi dan suhu dengan pola tanam tumbuhan dunia maka indeks presipitasi dan suhu dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim.